Sagara Sanders merupakan duda kaya raya yang selalu berfoya-foya dan berpesta miras bersama dengan kawan-kawannya.
Hidup Sagara tiba-tiba saja berubah di karenakan harus menikahi seorang gadis yang sudah di hamili oleh keponakannya sendiri.
"Kak apa-apaan ini masak aku di suruh menikahi seorang gadis yang sudah di jamah oleh keponakanku sendiri," tolak Sagara ketika Widiya mulai membujuknya.
"Saga Kakak tidak tahu lagi harus minta tolong dengan siapa lagi, sementara keluarga dari pihak perempuan mendesak Kakak, karena memang perempuan itu pacar dari Jason," mohon Widiya dengan air mata yang berlinang di pelupuk mata.
"Anak Kakak yang berbuat kenapa harus aku yang bertanggung jawab, lagian ada-ada saja Jason itu, habis menghamili anak orang main kabur saja," ketus Sagara yang memang sulit untuk menerima semuanya.
Akankah Saga menerima perjodohan ini. saksikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tertangkapnya Edwin.
Saga sudah sampai di Bandar Udara Changi Singapura, pria berwajah tegas itu sudah tidak sabar lagi ingin menemui pria yang sudah merusak putrinya. Mobil mulai membawa Saga langsung ke apartemen dimana para aparat sudah mengepung tempat Edwin.
Mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi agar supaya tepat waktu, dimana tangan kekar ini sudah tidak sabar lagi ingin memberi pukulan terhadap pria itu.
"Ayo tambah kecepatan lagi aku sudah tidak sabar!" geram Saga dengan nada yang penuh emosi.
"Ini sudah mentok Tuan," sahut supirnya itu.
Tidak lama kemudian mobil pun sudah berhenti di depan Apartemen Edwin Saga pun segera turun dan mendatangi Apartemen Edwin yang berada di lantai tiga tersebut, sesampainya di dalam Apartemen Saga mulai mengepalkan kedua tangannya karena melihat pelaku berhasil kabur dari kepungan polisi.
Kejadian sebelum Saga datang.
"Braaaaak ..." suara pintu kamar di dobrak.
"Jangan bergerak, saat ini anda sudah kami kepung," ucap salah satu aparat tersebut.
Edwin begitu terkejut melihat kesenangannya diganggu oleh para aparat, hingga pada akhirnya dia langsung beranjak dari tempat tidurnya dan perlahan merembet ke arah kanan dengan cepat tangannya itu mengambil sebuah senjata yang ada di dalam laci tersebut.
"Menyingkir, aku tidak ada urusan dengan anda-anda," ucap suara Edwin dengan lancang.
Sejenak Edwin mulai mengambil langkah nya untuk keluar dari ruangan ini, begitu juga dengan kedua polisi yang terus maju untuk mendekat ke arah Edwin, tapi sayang beribu sayang, ketika polisi tersebut mulai mendekat tiba-tiba saja Edwin langsung mencetuskan timah panasnya itu dengan cepat ke arah polisi tersebut.
"Door ... Door ....." Dengan cepat tangan Edwin langsung menembakan pistolnya ke arah dua polisi tersebut, sehingga tumbang.
"Ayo kalian bertiga pergi dari apartemen ini!" perintah Edwin.
Saat ini pria itu langsung memakai baju dan langsung keluar melalui balkon kamarnya dengan cara menyambung sebuah kain panjang di pagar balkon tersebut.
Sedangkan para aparat yang lain begitu terkejut ketika melihat kedua rekannya tumbang entah tangan siapa yang melakukan itu, polisi tersebut segera bergerak untuk menolong rekannya sedangkan yang satunya lagi memberi kabar melalui handy talkie.
"Lapor komandan di kamar pelaku dua rekan kita tumbang dan pelaku pun berhasil kabur," ucap polisi tersebut.
"Baiklah kalau begitu kami akan segera mencari pelaku," sahut kepala polisi tersebut.
"Sepertinya pelaku keluar lewat balkon kamarnya karena kami menemukan jendela balkon yang terbuka dan sambungan kain panjang yang menjuntai ke bawah," terang polisi tersebut kepada atasannya.
******
Polisi yang masih ada di bawah segera mengambil tugas dan mencari keberadaan Edwin, entah dengan cara apa Edwin pun berhasil masuk ke dalam mobilnya, dan beruntung polisi segera menyadari kalau mobil tersebut merupakan mobil dari pelaku.
"Pelaku kabur," ucap seorang polisi kepada rekannya.
Lalu polisi tersebut langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengejar mobil Edwin.
Polisi terus saja menambah kecepatan lajunya karena pelaku yang di kejar kali ini memang mempunyai segudang akal licik untuk mempengaruhi para aparat. maka dari itu polisi tidak tinggal diam mereka juga sudah menghubungi rekannya untuk mencegat mobil yang di tumpangi oleh Edwin.
******
Sedangkan saat ini Saga begitu kecewa ternyata lawannya ini bisa dikatakan bukan lawan yang enteng, nyatanya Edwin bisa lolos meskipun sudah di kepung, sehingga membuat Saga harus hati-hati dalam menghadapi pria tersebut.
"Nias, ayo kita kejar mobil mereka siapa tahu saja mereka masih belum jauh!" perintah Saga.
"Baik Tuan," sahut Nias.
Kali ini Nias yang memegang kendali setirnya, karena untuk mengejar perjalanan seperti ini memang Nias lah yang menjadi ahlinya.
Sebelum melajukan mobilnya, Nias pun sudah mendapat kabar kalau Edwin melintas ke jalan J. Sehingga membuat Nias langsung menuju ke jalan tersebut, melalui jalan pintas untuk mempercepat waktu tempuhnya.
"Nias ayo cepat tambahkan kecepatan!" perintah Saga yang takut akan kehilangan jejak Edwin yang memang susah untuk di tebak.
"Baik Tuan," sahut Nias, laku mulai menambahkan kecepatan mobil layaknya seorang pembalap yang profesional.
Nias masih terus melaju hingga kencang membelah jalanan yang berliku-liku, untuk sampai di tempat tujuan, dan ketika di persimpangan jalan tiba-tiba saja mobil Nias menabrak mobil mewah berwarna hitam itu.
"Sial ...!" geram pria yang ada di dalam mobil tersebut.
Ketika mobil tersebut berhenti polisi segera mengepung mobil tersebut, dan dari situ Saga dan Nias baru paham kalau mobil itu merupakan mobil yang di kendarai oleh pelaku.
"Tuan," panggil Nias.
"Kau tahu apa yang harus kita lakukan," ucap Saga dengan seringai di wajahnya.
Bukannya keluar Edwin malah terus melesat tanpa peduli dengan kerumunan yang menghampiri mobilnya, dan di situ Nias mulai melakukan aksinya memutar balik mobilnya untuk berseluncur mengejar mobil dihadapannya yang melaju begitu kencang.
"Ayo Nias, kejar mobil si brengsek itu, kali ini kau tidak akan ku lepaskan Edwin," ucap Saga sambil mengepalkan kedua tangannya.
Mobil masih terus melaju, melewati jalanan yang ramai akan kendaran yang hilir mudik berganti, akan tetapi ketika mobil mulai berada di jalanan yang begitu sepi dari sinilah Nias mulai beraksi dengan menambah kecepatannya hingga melesat begitu kencang, menerobos jalanan dan.
Sreeeeet!!!
Mobil Nias berhasil menghadang mobil Edwin, sehingga pria itu kesulitan untuk menerobos karena jalannya sudah berhasil di tutup oleh mobil bewarna putih tersebut, dan dari arah belakang mobil sudah di kepung oleh mobil polisi.
"Ah sial! Mereka sengaja menjebak ku!" geram Edwin.
Polisi mulai keluar menghampiri mobil tersebut, dengan senjata yang sudah siap di todongkan ke arah pelaku.
"Ayo keluar, kalau tidak ingin terjadi apa-apa dengan tubuh anda," ancam polisi tersebut sambil mengarahkan senjata ke arah mobil tersebut.
Saat ini Edwin begitu bingung karena mobilnya sudah di kelilingi oleh para aparat kepolisian, bahkan semuanya sudah siap menodongkan senjata ke arahnya.
"Ah! Kalau seperti ini caranya mau tidak mau aku harus keluar," ucap Edwin dengan rencana yang terselubung di otaknya.
Dengan pelan, Edwin mulai membuka pintu mobilnya, pada saat yang bersamaan pun polisi mulai cepat meringkus dirinya, Edwin terlihat begitu pasrah akan tetapi tidak di dalam hatinya.
Di dalam pikirannya saat ini mulai merencanakan cara liciknya agar bisa kabur dari genggaman polisi tersebut, dan darahnya semakin mendidih ketika tahu orang yang sengaja menghadang mobilnya tersebut.
"Kurang ajar! Ternyata kau yang ingin menjebloskan ku," seringai Edwin.
"Dasar pria terkutuk, akan ku pastikan kau membusuk di dalam penjara, apalagi ada banyak korban yang sudah kau rusak masa depannya, akan ku buat orang tua mereka tahu dan melaporkan dirimu agar masa tahanan mu semakin bertambah!" desis Saga yang tidak sabar ingin menghantam wajah Edwin akan tetapi dihalangi oleh asistennya itu karena ini sudah menjadi tanggung jawab kepolisian.
"Sudah, Tuan. Kita serahkan saja semua kepada pihak yang berwajib," cegah asistennya itu.
Polisi pun mulai memborgol tangan pelaku, akan tetapi dengan cepat Edwin memberontak dan mengambil sebuah senjata di sakunya, lalu dengan kecepatan kilat langsung menembakkan timah panas itu ke arah Saga.
"Door ....!" Peluruh pun mengenai dada Saga.
Bersambung .....
suami isteri yg bisa saling pengertian dan cinta tentunya 😍😍😍
Semoga kedepannya gak ada lagi ada orang ketiga / pengganggu dlmnrumah tangga mereka 🤲🤲