Sania, gadis cantik berumur 22 tahun dan baru lulus kuliah disebuah perguruan tinggi negeri jurusan pariwisata harus menjalani kehidupan yang sulit dan pahit
Hidupnya berubah seperti roda roller coaster, yang awalnya indah berubah menjadi neraka ketika dia bertemu dengan pria tampan bernama Alexander Louise.
Seorang CEO tampan yang terkenal dengan bad boy dan suka gonta ganti pacar
Akankah Sania dan Alex bisa bersatu melewati kejamnya rintangan yang menghalangi mereka??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zandzana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pergi
Setelah mendengarkan nasihat dan juga permintaan maaf dari pak Doni, Sania dengan sedih meninggalkan ruangan bosnya tersebut
Dhea yang sejak tadi menguping begitu Sania keluar langsung menyergah langkahnya
Sania langsung memeluk erat Dhea
"Hancur, aku hancur sekarang Dhe" ucapnya pilu
Dhea segera membawa Sania menjauh dari lingkungan kantor, membawanya ketaman kantor, duduk disebuah bangku taman
"Pak Doni mecat aku Dhe, terus sekarang aku harus tinggal dimana?, bagaimana caranya aku nyambung hidup?"
Dhea menarik nafas panjang, sedih dihatinya melihat sahabat satu kamarnya menjadi sangat hancur dan hidupnya jadi kacau seperti ini
"Aku tidak mungkin pulang Dhe, mama aku akan sangat shock jika tahu aku hamil diluar nikah, apalagi jika beliau tahu, jika calon ayah anak aku tak tahu rimbanya"
Dhea menggenggam erat tangan Sania, memberinya kekuatan semampunya
"Aku akan temui pak Doni, aku akan bicara semuanya pada beliau, aku akan jelaskan apa sebenarnya yang terjadi sama kamu"
Tangan Dhea cepat ditarik Sania, lalu dengan cepat Sania menggeleng
"Jangan korbankan masa depan kamu cuma karena aku Dhe, aku nggak ingin gara-gara kamu bela aku, kamu dipecat juga sama pak Doni"
Dhea kembali menarik nafas panjang, kembali duduk di sebelah Sania
"Tapi ini tidak adil untuk kamu San, kamu disini korban, bukan pelaku"
Sania mendongakkan sedikit kepalanya, menatap jauh sambil berurai air mata
"Sekarang itu sudah tidak penting San. Aku telah hancur"
Dhea kembali mengelus-elus pundak sahabatnya. Sania mengusap kasar wajahnya dan menghembus nafas kasar
"Aku harus pergi dari sini Dhe, tempatku bukan disini lagi" ujar Sania sambil bangkit
Dhea hanya bisa menatap kepergian sahabatnya dengan perasaan campur aduk dan wajah sedih
Sementara disudut lain ada sebuah senyum kemenangan ketika dilihatnya Sania menjauh
"Sekarang sudah tidak ada lagi sainganku untuk menjadi karyawan kesayangan pak Doni" ucapnya lirih dengan senyum penuh arti
...----------------...
Para turis yang seharusnya hari ini masih dipandu Sania, hari ini berpindah tugas menjadi kewajibannya Marsa
Kembali para turis harus beradaptasi dengan tour guide baru, padahal mereka telah merasa klik pada pembawaan luwes dan santun Sania
Sementara Sania yang pergi dari kantor segera kembali ke mess mengemasi seluruh barangnya.
Ditatapnya berkeliling kamar yang lebih setengah tahun ini menjadi tempatnya bernaung
Di susutnya air mata yang meleleh membasahi pipinya, dengan sisa ketegaran yang dimilikinya ditulisnya sebuah pesan untuk Dhea
*Dear Dhea sahabat terbaikku
Dhe, terima kasih ya atas semua kebaikan dan bimbingan kamu sama aku selama ini
Maaf aku tidak bisa membalas semua kebaikan dan jasa kamu sama aku.
Bahkan ketika aku tak disini lagi pun, kebaikan kamu satupun belum bisa aku balas
Aku cuma berdoa semoga hanya Tuhan yang bisa membalas jasa kebaikan kamu sama aku
Maafin aku ya Dhe karena tidak bisa jadi sahabat yang baik untuk kamu
Maafkan aku karena telah mengecewakan kamu
Aku akan selalu mengingat kamu dimanapun aku berada
Jaga kesehatan dan jangan suka ngelayap sampai malam
Doaku selalu menyertaimu dimanapun kamu berada. Semoga cita-citamu yang ingin menikah dengan bule bisa terwujud
Jika nanti kamu telah sukses, dan bertemu denganku yang masih jadi orang biasa saja, jangan tegur aku ya Dhe
Aku nggak mau reputasi mu jadi jelek karena aku..
Karena rekam jejak masa kelamku sampai kapanpun tak akan bisa terhapus
Dhe, sebenarnya masih banyak yang ingin aku ucapkan dan sampaikan sama kamu. Tapi sepertinya kertas ini tak akan cukup menampung bagaimana rasa bahagianya aku memiliki sahabat sepertimu dan bagaimana sedihnya aku harus berpisah dengan kamu
Selamat tinggal Dhe, jangan lupa doakan aku dan calon anakku ya...
Semoga kami baik-baik saja dimanapun kami berada
Peluk cium dan sayang selalu
_Sania Permata*_
Setelah menarik nafas panjang, Sania lalu melipat kertas tersebut dan menyelipkannya di bawah bantal Dhea.
Dengan pelan ditariknya koper keluar dari kamar, menuruni tangga dan keluar dari dalam mess.
Ojol langganannya telah menunggu di luar, tepat ketika dia menutup pintu mess
Selesai memakai helm, Sania segera naik keboncengan, dan kembali menoleh kearah mess yang kian jauh tertinggal di belakang
Dengan pelan disusutnya air mata yang mengalir di pipi. Kembali dia merasakan kesedihan yang teramat dalam
Hari ini, dia harus merelakan pekerjaannya melayang dan juga hari ini dia harus ikhlas pergi dari tempatnya bernaung
Meninggalkan semua harapan dan mimpinya akan masa depan, mengubur semua cita-citanya, dan melupakan semua angan-angannya
...----------------...
Sementara di ibukota, Mark dan Alexander sedang mengadakan meeting dengan calon investor baru mereka
Semua berkas dan proposal yang telah disiapkan oleh Sandra sejak jauh-jauh hari tengah dibaca dan dipelajari oleh para investor asing tersebut
Sementara Sandra sibuk dengan segala berkasnya, Mark juga sibuk dengan laporan presentasinya, sedangkan Alexander sibuk mempelajari presentasi yang akan di jelaskannya pada para investor baru mereka
Mark yang melihat wajah tegang Alexander memberi kode dengan menekan telapak tangannya kebawah
"Calm down" kodenya dengan menggerakkan bibirnya
Alexander tersenyum kaku.
Setelah para calon investor selesai membaca dokumen kerja sama dan proposal yang tadi diberikan Sandra, tiba gilirannya Alexander melakukan presentasi
Yang awalnya Alexander masih nervous, dengan tatapan dan kode dari Mark akhirnya dia bisa percaya diri hingga akhirnya selesai menjelaskan secara detail kerja sama dengan baik
Applause dari para investor atas pencapaian Alexander dalam mempresentasikan langkah kerja sama membuat wajah Mark yang biasanya dingin tersenyum bangga
Begitu juga halnya dengan Alexander, ini adalah kali pertamanya dia terjun langsung dalam mempresentasikan langkah kerja kepada calon investor
Senyum lega dan bahagia mengembang di wajahnya, ditatapnya penuh dalam mata bening Mark yang menganggukkan kepala kearahnya
Dan diliriknya juga Sandra yang sejak tadi tersenyum manis padanya
"Setelah ini kamu akan ku lahap" batinnya membalas tatapan Sandra
Jabat tangan hangat menandai hasil kontrak kerja sama berhasil mereka sepakati.
Kembali dengan tarikan nafas lega Alexander mengantarkan para investor asing tersebut sampai depan pintu, sedangkan Mark mengantarkan mereka sampai pintu mobil
Setelah para investor dan Mark berjalan menjauh, dengan cepat Alexander menarik Sandra
Dengan sekali tarikan, bibir ranum Sandra telah dilahapnya dengan rakus. Alexander yang sejak tadi menahan gejolak di dadanya kian kalap tatkala Sandra dengan berani menyentuh benda terlarangnya
Pintu yang dibuka oleh Mark menghentikan aksi keduanya. Mark langsung memasang wajah dingin ketika dilihatnya kelakuan gila anak bosnya itu.
Sementara Sandra dengan cepat merapihkan bajunya yang telah terangkat. Dan dengan cepat pula dia mengambil berkas dan segera keluar dari ruangan meeting tersebut
Mark mendengus kesal dan menatap marah pada Alexander yang tengah mengelap bibirnya
"Kendalikan nafsu anda, jangan sampai nafsu ini akan menghancurkan anda dikemudian hari"
Segera Mark meraih tablet yang tergeletak di meja, lalu berjalan keluar ruangan
Alexander hanya tersenyum segaris mendengar ucapan Mark. Segera diambilnya handphone miliknya yang sejak tadi tergeletak di atas meja
"Kembali keruang meeting sekarang, permainan kita baru dimulai, belum selesai"
Sandra yang baru saja masuk ke ruangannya kembali memutar tubuhnya berjalan keluar menuju ruang meeting, dimana Alexander telah siap menerkamnya
Dan dapat ditebak apa yang terjadi selanjutnya. Ruangan meeting menjadi saksi bisu terjadinya pergumulan dua orang anak manusia yang tengah mereguk surga dunia.
Lenguhan dan guncangan hebat di ruangan itu mengalahkan semua kedahagaan mereka yang merasa sangat haus akan kenikmatan sesaat, sehingga mereka ingin mereguk lagi dan lagi candu cawan madu yang begitu memabukkan
...----------------...
"Kita kemana mbak?"
Sania diam saat supir ojol menanyakan tujuan mereka. Sania sendiri saja tidak tahu kemana arah dan tujuannya saat ini
Ojol berhenti di tepi jalan, dan Sania segera turun, melepas helm dan memandang celingak celinguk kanan kiri
"Atau saya antar ke terminal?"
"Terminal?" gumam Sania
Supir ojol terus memandang kearahnya dengan tatapan sama bingungnya seperti Sania.
"Kalau ke terminal, aku bisa pulang ke rumah, bertemu mama dan nggak akan bingung lagi kemana tujuanku, karena sudah pasti tujuanku adalah rumah" batinnya
"Boleh deh mas antar saya ke terminal"
Supir ojol itu mengangguk, lalu kembali memberikan helm pada Sania.
Lima belas menit berikutnya Sania telah sampai di terminal. Setelah membayar ongkos pada supir ojol, Sandra berjalan menuju loket, berniat membeli tiket untuk pulang ke rumah mamanya
Setelah tiket ada di tangannya, Sania duduk di kursi yang ada di loket, termenung sendiri bahkan tanpa sadar air matanya mengalir di pipi
Bus tujuan Sania akan berangkat pukul lima sore nanti, itu artinya, Sania memiliki waktu yang lama untuk menunggu
Diselanya menunggu, iseng Sania membuka handphone melihat foto dirinya dan juga teman-temannya semess
Dan kembali tanpa sadar air matanya jatuh ketika teringat bagaimana semua temannya itu mencemooh dan mengatainya
"Semua masalah pasti ada jalan keluarnya, tidak ada masalah yang tak ada solusinya"
Sania mengusap kasar wajahnya, lalu menoleh pada perempuan dewasa yang memiliki wajah cantik yang tiba-tiba telah berada di sebelahnya
semoga ajah happy ending