Hati Kasandra sangat hancur ketika di hari pernikahannya menonton di layar lebar yang berisi rekaman video tentang perselingkuhan calon suaminya dengan Adik Tirinya.
Kasandra berjalan meninggalkan panggung namun ketika sampai di depan pintu Kasandra melihat seorang pria duduk di kursi roda dan memakai topeng yang menutupi setengah wajahnya yang buruk rupa.
Entah keberanian dari mana Kasandra nekat mengajukan lamaran ke pria tersebut untuk menikahi dirinya dan pria itupun menerima lamarannya. Apa yang terjadi selanjutnya?
Apakah mereka hidup bahagia atau berakhir perceraian mengingat Kasandra seorang gadis cantik dan sangat pintar. Ikuti yuk novelku ini.
Tolong jangan boom like / lompat baca / nabung bab. Diusahakan baca setiap kali update
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yayuk Triatmaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecanduan
Sedangkan yang ada di dalam rumah tersebut mendengar ada seseorang yang menekan pin pintu membuat salah satu dari mereka membuka pintu dan menatap Kasandra yang sedang berdiri di depan pintu.
"Aku sengaja mengubah kata sandinya." Ucap wanita tersebut siapa lagi kalau bukan Veni.
"Oh ya makanannya sudah siap dan Ayah dan Ibu sedang menunggumu di ruang makan." Sambung Veni.
Selesai mengatakan hal itu Veni membalikkan badannya dan berjalan meninggalkan Kasandra sedangkan Kasandra hanya terdiam sambil masuk ke dalam rumah sambil menutup pintu utama.
"Hidangannya sudah siap." Ucap Ibu Bela sambil meletakkan piring yang berisi lobster.
"Ibu sangat hebat, pasti enak." Puji Veni.
"Tentu saja. Maka Ayah sangat betah makan di rumah karena Ibumu sangat pintar masak. Ayah sangat bangga memilik istri yang cantik, baik dan pintar memasak." Puji Ayah Tio.
"Terima kasih. Hari ini Ayah berulang tahun karena itu Ibu masak yang enak untuk Ayah." Ucap Ibu Bela.
"Hahahahahaha ..." Tawa mereka bertiga dengan serempak.
'Keluarga yang sangat bahagia yang beranggotakan tiga orang sedangkan Aku adalah anggota keluarga yang terbuang. Mereka membutuhkanku dan baik padaku hanya karena menginginkan uangku.' Ucap Kasandra dalam hati sambil berjalan ke arah ruang makan.
"Ayah, selamat ulang tahun." Ucap Kasandra sambil meletakkan tiga paper bag ke kursi makan.
"Pasti hadiah Kakak masih sama yaitu hanya tumpukan kain. Apakah Ayah ingat dengan ulang tahun Ayah beberapa tahun yang lalu?" Tanya Veni.
Ayah Tio hanya tersenyum namun terlihat sangat merendahkan Kasandra begitu pula dengan Veni dan Ibu Bela. Kasandra hanya bisa menahan kesabarannya sambil menunggu waktu yang tepat untuk meminta peninggalan Ibunya.
"Kasandra memberikan hadiah sepotong kain padahal biaya kain sama biaya jahit lebih mahal. Jadi Ayah menjualnya di pasar dan Aku rasa hadiahnya juga sama." Ucap Veni.
"Sedangkan Aku membongkar celenganku untuk membelikanmu kemeja yang mahal." Sambung Veni.
"Ayah masih ingat hal itu dan kemeja itu langsung Ayah pakai karena Ayah sangat menyukainya. Hahahahaha ..." Tawa Ayah Tio.
Kasandra yang mendengar hal itu langsung mengambil ketig paper bag yang diletakkan di kursi lalu meletakkan di bawah meja. Kasandra kemudian mengambil gelas yang berisi anggur lalu mengangkatnya ke atas.
"Ayah selamat ulang tahun." Ucap Kasandra sambil tersenyum.
"Bagaimana dengan pekerjaanmu?" Tanya Ayah Tio tanpa basa basi.
Kasandra yang ingin meminum terpaksa tidak jadi dan menatap ke arah Ayah Tio.
"Ayah dengar kamu sekarang dipromosikan menjadi manager." Ucap Ayah Tio.
"Memang benar." Jawab Kasandra.
"Baguslah." Ucap Ayah Tio.
"Gajimu sudah naik?" Tanya Ayah Tio.
"Sudah dan sedikit lebih tinggi." Jawab Kasandra berbohong.
Hal itu dilakukan karena Kasandra tahu arah pembicaraan Ayah Tio yang tidak punya rasa malu sedikitpun begitu pula dengan Ibu Bela dan Veni.
"Uang yang kamu kirimkan ke rumah setiap bulan sangat sedikit dan sekarang kamu sudah dipromosikan. Veni baru saja lulus kuliah dan belum memiliki pekerjaan yang cocok. Bagaimana kalau kamu mengatur agar Veni bekerja di perusahaan tempat kamu bekerja?" Tanya Ayah Tio tanpa punya rasa malu sedikitpun.
"Ayah, apakah kalian tidak punya rasa malu? Sudah menghinaku tapi tanpa punya rasa malu meminta uangku dan menyuruh Bela kerja di perusahaanku." Ucap Kasandra dengan wajah kesal.
"Dasar anak kurang ajar!" Teriak Ayah Tio sambil melempar sumpit ke arah wajah Kasandra.
Kasandra refleks menangkis sumpit tersebut namun mengenai keningnya hingga kening Kasandra tergores.
"Ayah hanya memintamu untuk mengatur agar Adikmu bergabung dengan perusahaan tapi kamu menolaknya. Ayah seharusnya tidak membiarkanmu menolak pernikahanmu dengan Kevin nasib kita tidak akan seperti ini!" Teriak Ayah Tio sambil menggebrak meja.
"Jika kamu tidak mencarikan pekerjaan untuk Veni besok pagi maka Ayah akan memutuskan hubungan dengan kamu sebagai seorang anak!" Teriak Ayah Tio lagi.
Kasandra yang mendengar hal itu langsung berdiri dan menatap Ayah Tio dengan tatapan penuh kebencian yang teramat sangat.
"Aku merasa sangat kecewa dan marah karena telah dimanipulasi olehmu selama bertahun-tahun. Seperti sebelumnya, mulai sekarang dan seterusnya Aku tidak akan lagi dikendalikan olehmu. Aku ingin hidup untuk diriku sendiri dan tidak akan peduli dengan kalian lagi." Ucap Kasandra.
"Apalagi setiap sen yang Aku keluarkan dari hasil keringatku harus kalian kembalikan padaku!" Teriak Kasandra sambil membalikkan badannya.
"Tunggu!" Teriak Ayah Tio ketika melihat Kasandra berjalan meninggalkan mereka.
Kasandra langsung menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya.
"Sebenarnya Ibumu belum meninggal dunia, tidakkah kamu ingin tahu?" Tanya Ayah Tio.
"Kemana Ibuku pergi?" Tanya Kasandra sambil membalikkan badannya.
"Ibumu memberikan biaya hidup untuk Kakakmu serta kamu setiap bulan dan Ayah membiarkan Ibumu melakukan hal itu. Sekarang kamu boleh pergi dari sini!" Usir Ayah Tio.
"Selama bertahun-tahun kenapa Ibu tidak kembali menemui Aku dan Kakakku? Bahkan Kakak meninggal dunia tidak ada satupun dari kalian yang datang untuk melihat terakhir kalinya." Ucap Kasandra sambil berjalan ke arah Ayah Tio.
"Aku akan memberitahumu jika Adikmu bekerja di perusahaanmu." Jawab Ayah Tio.
"Baik. Veni, kamu besok bisa pergi dan menyerahkan resumemu ke HRD perusahaanku dan Aku akan mewawancarai kamu secara langsung." Ucap Kasandra.
Sambil berbicara Kasandra menatap ke arah Veni sekilas yang sedang menatapnya lalu menatap ke arah Ayah Tio yang sedang menatap dirinya sambil tersenyum dengan penuh kemenangan.
Kasandra langsung membalikkan badannya dan meninggalkan rumah orang tuanya yang membuat dadanya terasa sesak karena ke dua orang tuanya sama sekali tidak peduli dengan perasaan Kasandra.
Skip
Kini Kasandra sudah sampai di mansion milik Raynald dan melihat mobil Raynald sudah datang. Kasandra langsung berjalan ke arah kamar satunya menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang lengket.
Selesai mandi dan memakai pakaian tidur, Kasandra berjalan ke arah kamar Raynald di mana Raynald sejak tadi menunggu dirinya.
Kasandra duduk di kepala ranjang begitu pula dengan Raynald. Tanpa sengaja Raynald melihat luka di kening Kasandra membuat Raynald terkejut.
"Mengapa wajahmu terluka?" Tanya Raynald sambil menunjuk ke arah kening Kasandra.
"Ini .... Aku tidak sengaja kejedot ujung pintu." Jawab Kasandra berbohong sambil memegangi keningnya yang masih agak perih.
"Kasandra, jika kamu ada masalah katakan padaku agar Aku bisa membantumu." Ucap Raynald.
"Baik." Jawab Kasandra sambil menyandarkan tubuhnya ke dada bidang Raynald dan tangannya memeluk pinggangnya.
Raynald pun langsung memeluk Kasandra sambil menatap Kasandra dengan tatapan teduh.
"Aku sangat senang karena Kak Raynald sayang padaku." Sambung Kasandra.
Sambil berbicara Kasandra memindahkan tangannya yang awalnya memeluk pinggang kini pindah ke perut Raynald. Kasandra mengusap perut Raynald dengan perlahan karena merasakan kalau perut Raynald berbentuk roti sobek.
"Kasandra." Panggil Raynald yang merasakan bagian intinya perlahan mulai menegang.
"Ya." Jawab Kasandra sambil masih meraba-raba perut hingga ke dada bidang Raynald.
"Jangan diteruskan." Pinta Raynald sambil berusaha menghilangkan pikiran mesumnya.
"Tunggu sebentar ... " Ucap Kasandra sambil membuka pakaian piama yang dikenakan Raynald hingga terlihat perutnya yang kotak-kotak.
"Bagaimana biasanya Kak Raynald melatih otot perut Kak Raynald? Itu sangat bagus dan Aku sangat suka." Ucap Kasandra sambil menekan perlahan perut Raynald.
"Hentikan. Lebih baik kita tidur." Ucap Raynald sambil menahan tangan Kasandra dan berusaha menghilangkan pikiran mesumnya.
"Aku belum mengantuk. Kak Raynald Aku masih penasaran bagaimana biasanya Kak Raynald melatih otot perut Kak Raynald ?" Tanya ulang Kasandra sambil menatap Raynald dengan wajah kesal.
"Karena Aku biasanya berolahraga." Jawab Raynald.
"Sepertinya sangat sulit bagi Kak Raynald untuk berolahraga untuk menghasilkan bentuk otot perut seperti itu." Ucap Kasandra sambil duduk dengan tegak dan menatap ke arah Raynald.
"Berapa banyak otot perut yang Kak Raynald miliki?" Tanya Kasandra sambil tangannya kembali masuk ke dalam pakaian Raynald.
Raynald yang tidak bisa menahan ha x sratnya memegang pipi Kasandra dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya diarahkan ke leher Kasandra.
Raynald menarik perlahan tengkuk Kasandra ke arah wajahnya lalu menciumnya lebih tepatnya me x lu x mat x nya. Kasandra pun membalas ciuman Raynald dan mereka pun melakukan hubungan suami istri setelah satu bulan sejak mereka melakukan hubungan suami istri untuk pertama kalinya.
Sebenarnya Raynald sudah kecanduan dengan tubuh Kasandra ketika pertama kali mereka melakukannya. Namun karena ada beberapa masalah baik dari Kasandra maupun Raynald dan terkadang Kasandra menolaknya dengan cara halus membuat Raynald menahan diri untuk tidak melakukannya.
Raynald tidak akan memaksa Kasandra jika Kasandra tidak bersedia. Saat ini Kasandra bersedia melayani suaminya dan hal itu membuat Raynald sangat bahagia.
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx
Terima kasih sudah membaca novelku. Silahkan tinggalkan jejak berupa bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar.
Bagi Author bintang 5, vote, bunga atau kopi, dan komentar sangat berarti agar novel ini bisa masuk bab terbaik.
Terima kasih atas kebaikan para pembaca dan semoga Tuhan membalas kebaikan kalian. Amin.
kalau kaya gini tambah ribet.kasian Kasandra,dia merasa ngga punya harga diri.