NovelToon NovelToon
Istri Kedua Tuan Mafia

Istri Kedua Tuan Mafia

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Mafia / Cinta Terlarang / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:15.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Qinan

Mengisahkan Mafia yang jatuh cinta pada seorang gadis meski ia telah menikah dengan wanita lain, berbagai upaya ia tempuh agar gadis itu menjadi miliknya meski harus memaksanya menjadi istri keduanya sekalipun.

Luka dan air mata tentu akan mengiringi perjalanan kisah mereka yang tak biasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qinan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part~19

"Merry sedih ya ?" Emely berjalan mendekati Merry.

"Aku juga sedih kok." imbuh Emely menatap Merry sejenak, kemudian langsung memeluk gadis itu.

"Aku menyayangimu, Merry." ucap Emely lagi yang kini berada dalam pelukan Merry.

"Aku juga menyayangimu, sayang." balas Merry lalu mengurai pelukannya, gadis itu nampak menatap lekat Emely.

"Berjanjilah untuk jadi anak baik, sayang." ucapnya kemudian, ia tidak rela jika gadis cilik itu akan tumbuh besar seperti ayahnya ataupun Natalie yang sangat sombong.

"Hm." angguk Emely.

"Sebenarnya aku lebih suka tinggal di sini bersamamu, Merry. Tapi Mommy sedang sakit jadi aku harus menjaganya." ucap Emely kemudian.

"Anak baik, jaga Mommy baik-baik ya." Merry mengusap lembut puncak kepala Emely.

"Sebenarnya dia bukan...." Emely menjeda ucapannya saat pintu kamarnya tiba-tiba di buka.

"Sayang, apa kamu sudah siap ?" ujar William yang kini nampak sudah rapi dengan setelan kerjanya.

"Sudah Daddy." sahut Emely.

Seorang pelayan nampak ikut masuk lalu membawa koper Emely keluar.

"Merry, mau kah kamu mengantarku ?" mohon Emely kemudian.

Merry nampak saling bertatapan dengan William, namun sepertinya ia tidak akan mampu bertemu dengan ibunya gadis cilik itu.

Merry merasa dirinya seperti orang ketiga dalam hubungan William dan istri pertamanya, lagipula pria itu pasti tidak akan membiarkannya keluar dari Mansionnya tersebut.

"Aku yang akan mengantarmu, sayang." tiba-tiba Natalie berdiri di ambang pintu kamar Emely.

"Tapi...." Emely nampak enggan meninggalkan Merry, tangannya memeluk erat lengan gadis itu.

"Suatu saat nanti kita pasti akan bertemu lagi, oke." bujuk Merry seraya menunduk mensejajarkan tingginya dengan Emely.

"Janji ?" Emely mengangkat jari kelingkingnya.

"Janji." Merry langsung menyambutnya, lalu memeluk gadis kecil itu ke dalam pelukannya.

"Ck, drama." gerutu Natalie.

Entah kenapa sejak bertemu dengan Merry, Natalie tak menyukai gadis itu yang tak pernah ramah pada siapapun. Tidak hanya dengan dirinya, tapi juga dengan William, James, para pelayan dan juga beberapa bodyguardnya.

Beberapa saat kemudian mereka segera meninggalkan mansion tersebut dan Merry yang kini sedang melihat kepergian mereka dari jendela kamarnya nampak menatap kebersamaan William dan Natalia.

"Nona, anda belum sarapan. Anda ingin makan apa nanti saya buatkan." ucap Hanna saat baru masuk ke dalam kamar Merry.

"Aku belum lapar." sahut Merry, pandangannya masih ke arah jendela di mana mobil William yang di kendarai oleh James sudah pergi meninggalkan mansion tersebut dan menyisakan beberapa bodyguard yang sedang berjaga.

"Anda harus makan nyonya, ini sudah hampir siang." bujuk Hanna.

"Aku bilang belum lapar, pergilah dari sini." sungut Merry setelah berbalik badan menatap pelayannya tersebut.

"Tapi nyonya...." Hanna sepertinya tak menyerah, namun Merry langsung memotong perkataannya.

"Aku bilang pergi dari sini !!" teriak Merry.

"Baik nyonya, maafkan saya. Jika nyonya sudah lapar tolong panggil saya." ucap Hanna, kemudian berlalu pergi.

Pelayan itu tak mengerti dengan sikap nyonya mudanya yang tiba-tiba marah, padahal biasanya nyonyanya itu lebih banyak diam dan bicara seperlunya.

Hingga siang hari menjelang, Merry tetap berdiam diri di kamarnya padahal biasanya gadis itu selalu antusias saat berada di luar.

"Nona...." Hanna kembali masuk kamar nyonyanya tersebut, namun Merry yang masih duduk di depan jendela itu langsung mengusirnya.

"Aku tidak mau makan, apa kamu tidak dengar." potong Merry dengan kesal saat pelayannya masuk kembali ke dalam kamarnya setelah beberapa jam kemudian.

"Keluar dan habiskan makanmu, Merry !!" tiba-tiba William berteriak dari lantai bawah dan sontak membuat Merry terkejut.

"Mari Nona, sebelum amarah tuan semakin meledak." ajak Hanna.

"Menyebalkan." gerutu Merry seraya beranjak dari duduknya.

"Kapan aku bisa melenyapkannya." imbuhnya lagi dalam hati.

Sesampainya di lantai bawah, Merry segera mendekati William yang sedang duduk di meja makan.

"Aku belum lapar." ucap Merry dengan ketus.

"Kemarilah !!" William menepuk pahanya agar istri kecilnya itu duduk di pahanya.

Merry nampak enggan duduk di sana tapi tatapan tajam pria itu membuatnya mau tak mau menurut, karena kalau tidak hukuman akan siap menantinya.

"Kalau kamu mati itu akan sangat merepotkan." ucap William seraya mengambil semangkuk bubur di atas meja makan.

"Kalau mati tinggal di kubur saja, apa susahnya." ucap Merry lagi-lagi dengan nada ketus.

"Itu sangat merepotkan, kenapa tidak di lempar saja ke kandang harimau bukannya lebih bermanfaat." ucap William yang langsung membuat Merry menelan ludahnya.

"Sungguh biadab." gumam Merry, apa kedua orangtuanya juga di perlakukan seperti itu? sepertinya ia harus segera mencari tahu.

"Buka mulutmu !!" perintah William kemudian seraya membawa satu sendok bubur ke depan mulut Merry.

"Aku bisa makan sendiri." tolak Merry.

"Buka mulutmu honey atau...." ucapan William terjeda saat Merry langsung membuka mulutnya dan memakan bubur tersebut.

"Kenapa kamu suka sekali di ancam, hm ?" William menatap lekat istrinya itu, namun Merry yang merasakan degup jantungnya bertambah cepat langsung mengalihkan pandangannya.

Setelah itu tak ada lagi pembicaraan di antara mereka, hanya suara dentingan sendok yang beradu dengan mangkuk serta suara kunyahan Merry.

Pelayan dan para bodyguardnya pun tak ada yang berani memasuki ruang utama tersebut saat tuan dan nyonyanya sedang berduaan.

Beberapa saat kemudian semangkuk bubur itupun telah berpindah ke perut dalam perut Merry.

Meski makanannya telah kandas tapi sepertinya William masih enggan membiarkan istrinya itu bangkit dari pangkuannya.

"Apa ada yang kau inginkan lagi ?" ucap William kemudian.

"Tentu saja, banyak." sahut Merry dan sontak membuat William menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman tipis yang hampir tak terlihat.

"Katakan !!" ucapnya kemudian.

"Aku ingin bebas dari sini." sahut Merry tanpa berpikir panjang dan membuat seorang William langsung mengeraskan rahangnya.

"Itu hanya ada dalam mimpimu honey, karena sampai kapan pun kamu akan tetap di sini. Entah kamu suka atau tidak, itu sudah menjadi keputusan mutlak saya." terang William.

"Kenapa kamu suka sekali mengatur hidupku ?" protes Merry dengan kesal.

"Karena aku suamimu, nyonya Smith." sahut William dengan seringaian mengejek.

Merry terlihat kesal, tapi sekuat apapun ia melawan pasti akan tetap kalah juga. Mungkin ia hanya akan menunggu pria itu lengah dan ia akan menjalankan rencananya.

"Kalau begitu, di mana orang tuaku di makamkan ?" ucap Merry kemudian.

"Saya tidak tahu." sahut William.

"Kamu bohongkan, katakan di mana orang tuaku di makamkan ?" Merry nampak mencengkeram kerah kemeja William, mungkin hanya Merry satu-satunya seseorang yang berani melakukan itu.

"Saya tidak tahu, honey." sahut William kemudian dengan santai, pria itu sepertinya tak masalah saat sang istri melakukan hal tak sopan padanya.

"Tapi waktu itu aku melihat James menodongkan senjata pada Daddy dan Mommy, bukankah itu berarti dia yang membunuhnya dan pasti karena perintahmu kan ?" selidik Merry.

"Honey, kadang pandangan mata bisa saja menipu dan apa kamu sudah yakin jika yang kamu lihat itu James? bukannya di dunia ini banyak sekali kemiripan ?" sahut William kemudian.

Merry nampak berpikir sejenak, ucapan pria itu memang benar adanya tapi penglihatannya juga sangat jelas waktu itu jika James salah satu dari pelaku pembunuhan orang tuanya.

"Lalu kenapa aku tiba-tiba berada di sini ?" tanya Merry kemudian, mungkin ini saatnya ia harus mencari tahu kejelasan tentang dirinya maupun kedua orangtuanya.

1
Atik
Luar biasa
Atik
Lumayan
Nelly Defia
Luar biasa
Nelly Defia
Lumayan
Bzaa
kayaknya Ariel segera launching 🤣.
aku baca novelmu dr mulai hai suami, stlh itu baru baca yg lainnya.. jdinya menyambungkan sendiri,
bagusnya novelmu gampang di pahami, jdi gak perlu mikir buat sambung menyambung kannya🤣.
sehat dan sukses sll ya tor 😘😘
Imas Masripah
mungkinkah Merry cinta pertama Wiliam,dulu Wiliam pernah jatuh cinta tp Merry masih bocil 🤔
Juniati Paslah
semangat Thor ku suka karya -karyamu
Yulvita Darnel
aku suka ceritanya, alur ceritanya mudah dipahami.
QueenBee
Kalimat andalan, udah muak aku dengernya🐽
Yulvita Darnel
mungkin anak yang dikandung Grace anaknya nick
meira
menggengam rindu novel yang aku baca pertama kali,,,aku inget kisah martin dan sera karena martin yang membawa kabur sera keluar negeru untuk memulai hidup baru dan sera yang bertobat karena martin yang tulus
Tia Umar
Celindet hamil anaknya marcoplo
Tia Umar
🤣🤣🤣
Tia Umar
Grace ada main sama Nick
Tia Umar
Martin agoiss

suatu saat nanti akan menyesal😣
Sri Wahyuni
meleleh
Yoas Romualdes
Buruk
Rita dunggio
mantap thor
Malikh Atun
Luar biasa
mini89
merry anaknya bunda sera ???
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!