Suamiku Ternyata Seorang Bos

Malam kian larut, pasangan suami istri itu berbincang cukup lama, sudah tidak ada rasa canggung lagi di antara keduanya, apalagi Maura yang usianya jauh lebih muda dengan Dave, sisi manjanya sering keluar kerap kali mereka berdebat...

Dave melihat istrinya yang sesekali menguap, dan sedikit mengeluarkan air matanya di sudut matanya. Dia masih duduk di sofa bermain dengan ponselnya untuk memeriksa hasil kerjanya, sedangkan Maura duduk bersila di ranjangnya dengan mata fokus melihat layar laptop nya.

" sudah malam, sebaiknya kamu tidur dulu...?" kata Dave memperingatkan istri kecilnya itu.karena sedari tadi sibuk dengan laptopnya.

" anda saja dulu, aku belum ngantuk..." kata maura tanpa menoleh, padahal jelas-jelas dia sudah menguap.ia masih memegang laptop nya, Maura sedang serius mengerjakan tugas kampus nya yang sudah lama tidak di kumpulkan, karena dia paling malas untuk belajar, tinggal pakai uang , urusannya kelar untuk mendapatkan nilai sesuai keinginannya, tapi kini Maura ingin berubah, seperti kata suaminya itu.

Agar tidak mudah di bodohi, dirinya harus pintar, salah satunya dengan belajar.

Dave mengangguk" baiklah, " Dave berjalan mendekat ke arah ke arah ranjang

 lalu melepaskan celana jeans-nya dan jaketnya juga, hanya menyisakan boxer juga kaos lengan pendek...

Dia laki-laki, apalagi sudah menjadi suaminya, jadi tidak ada rasa malu.

Lalu naik ke ranjangnya, tidur terlentang menghadap langit-langit.tanpa menutupi tubuhnya dengan selimut.

Maura melirik sekilas ke arah suaminya itu, lagi-lagi di terpesona dengan bentuk tubuh suaminya yang terlihat sangat gagah, apalagi memakai kaos berwarna putih, sangat tercetak jelas roti sobek di perutnya. Sampai Maura menelan Slavina nya. tangannya tetap menari-nari di atas keyboard-nya, tetapi sesekali matanya melirik ke arah suaminya yang sudah memejamkan matanya.

"Huft,"

Maura menghembuskan nafasnya kasar "aku jadi tidak bisa berkonsentrasi, sudahlah, Lebih baik aku tidur saja" gumam Maura dalam hati, lalu menutup laptopnya dan menaruhnya di atas nakas samping tempat tidurnya.dia membetulkan bantal-bantal yang memisahkan antara dirinya dengan suaminya. tidak lupa menarik selimutnya sampai menutupi leher.

Tak lama kemudian, Maura ikut tertidur menyusul suaminya pergi ke alam mimpi.

***

di kamar lain, tepatnya di sebelah kamar Maura, kamar mewah bernuansa putih, terlihat elegan juga hidup, dengan perabotan mewahnya, melengkapi isi kamar tersebut, membuat siapapun betah berlama-lama di dalam kamar.

saat ini Nina sedang kesal juga takut memikirkan hal tadi, Nina berjalan mondar-mandir,

diam-diam Nina menguping pembicaraan kakaknya dengan Tomi, ternyata kakaknya sudah tahu kalau dirinya mengkhianatinya.dengan tunangannya, tetapi bukan itu yang membuatnya takut...dia takut kalau Maura mengetahui bahwa dia bukanlah anak kandung mama papanya .

Pasti orang tuanya akan marah besar kepada dirinya, karena belum waktunya rahasia itu terbongkar. Dia hanya berani mengatakannya kepada Tomi.

" bagaimana ini " gumam Nina seorang diri.

" apa kakak sudah tahu yang sebenarnya...?" Nina menggigit kuku cantiknya.matanya tertuju ke arah ponsel yang terletak di meja nakas, samping tempat tidur.

Nina melangkah mendekat ke arah meja lalu meraih ponsel itu, dia menghubungi Tomi.

Tut...Tut ...Tut ...

Tidak di angkat...

Nina mencoba menghubungi kembali.

Tut ...Tut ..Tut ..

"hallo baby, kenapa malam-malam menghubungi ku. ... hem ?" tanya Tomi dengan nafas tersengal.tetapi Masih berusaha untuk lembut.

" honey, Kenapa suara mu begitu...?" Nina balik bertanya, karena sedikit curiga mendengar nafas kekasihnya yang terdengar berbeda, seperti menahan sesuatu.

"aku sedang berolahraga baby, aku kesal dengan Maura, lebih baik aku melampiaskan lewat gym " kata Tomi berbohong,

Nina mengangguk setuju,

" honey, apakah kakak tahu, kalau kita membicarakan soal dia adalah anak angkat...?" tanya Nina dengan wajah gelisah.ia berterus terang kepada kekasihnya itu,

" tenang saja baby, dia tidak tahu, karena dia langsung pergi saat melihat kita melakukan itu... " kata Tomi menenangkan kekasihnya, karena memang begitu adanya, Maura mengatakan kalau dia langsung pergi setelah melihat hal yang menjijikan... Terlihat durasi video nya yang sedikit...dan itu semua di saat dirinya baru bermain dengan Nina, sedangkan pembicaraan mereka, setelah satu jam selesai. Tidak mungkin Maura menunggu selama itu

Nina memegangi dadanya, yang mulai merasa tenang, kini dirinya tinggal bersandiwara kepada kakaknya agar terlihat seperti korban.dari bujuk rayu Tomi.

" baiklah, kalau begitu, lanjutkan olahraganya, aku mau tidur, ini sudah malam, dah honey, selamat malam, aku mencintaimu..." ucap Nina dengan mesra, suaranya mendayu-dayu membuat sesuatu di sana bangkit kembali.

" malam juga baby, love you more" balas Tomi di sana, ..

Nina mematikan sambungan telponnya, menaikkan kaki nya ke ranjang, lalu merobohkan badannya di ranjangnya yang sangat empuk itu . Menaikkan selimutnya sampai batas dadanya tak lupa mematikan lampu tidurnya, lalu berusaha untuk memejamkan matanya.meskipun sedikit gelisah.tidak sabaran untuk menyambut hari esok.

***

Sementara di sebuah club malam, kalangan elit, di sana terdapat banyak kamar khusus bagi para pengunjung yang ingin menginap, dan salah satunya, Tomi saat ini sedang berada di salah satu kamar mewah tersebut dengan beberapa wanita yang saling bergantian.

Tomi tersenyum mengejek , melihat kekasihnya sudah mematikan teleponnya " wanita tidak berguna, sama bodoh nya dengan kakak angkatnya, bedanya dia lebih bodoh, mau saja menyerahkan kesuciannya." gumamnya terkekeh, lalu matanya melirik wanita yang saat ini baru keluar dari kamar mandi.

" ayo baby... Kita lanjutkan permainan tadi" kata Tomi menarik wanita di depannya dan segera mengungkungnya.

***

Di tempat lain, tepatnya di rumah Mike, dia sedang berusaha menenangkan putranya yang tengah terbangun dari tidurnya, menangis , lalu memberi Asip yang sudah ia panaskan, sedangkan Nabila sedang menyusui putrinya sambil rebahan... senyum tulus terukir pada kedua nya ...

" mas....besok aku akan menemui om Dave di restauran nya, sambil melihat-lihat restauran yang sedang viral itu, aku belum sekalipun kesana..." kata nabila pelan, setelah memindahkan putrinya ke box bayi di samping ranjangnya.lalu naik lagi ke ranjangnya.

Mike baru menyadari, saat istrinya hamil tidak pernah mengajak nya ke restoran Om nya itu.

" iya tidak apa-apa..., tapi maaf, ...mas tidak bisa mengantarmu... karena besok ada meeting penting" kata Mike lembut, dia mencoba menidurkan putranya di box bayi samping adiknya.

" ...aku bisa pergi bersama sopir. Terimakasih" kata nabila tersenyum lembut melihat suaminya sedang menurunkan anaknya di box bayi.

Setelah memastikan anak-anaknya sudah tertidur pulas, Mike kembali ke ranjangnya untuk melanjutkan tidur nya, tadi Mike sempat terbangun gara-gara mendengar anaknya menangis.

" ayo kita tidur lagi, ini masih malam" ajak Mike memeluk istrinya yang tubuhnya sudah kembali seperti semula saat masih gadis, padahal belum ada sebulan istrinya itu melahirkan.

Nabila mengangguk, lalu menelusupkan kepalanya di dada bidang sang suami.mike tersenyum".cup" tak lupa mencium kening sang istri dengan sayang, lalu mereka sama-sama memejamkan kedua matanya.