NovelToon NovelToon
Menjerat Hati Perjaka Tua

Menjerat Hati Perjaka Tua

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:23.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Rossy Dildara

Demi menuruti permintaan terakhir dari sang Ayah, Citra rela menikah dengan seorang pria matang berumur 35 tahun yang bernama Steven Prasetyo.

Dipaksa? Tentu tidak. Citra dengan ikhlas dan senang hati menerima pernikahan itu meski selisih mereka 16 tahun. Bahkan, dia sudah jatuh cinta saat pertama kali bertemu dengannya.

Namun, sebuah fakta mengejutkan saat Citra mengetahui sebuah rahasia tentang alasan Steven menikahinya. Mungkin itu juga sebabnya mengapa sikap Steven selalu dingin dan menjaga jarak selama ini.

Sesungguhnya dia kecewa, tetapi entah mengapa semangat untuk mendapatkan cinta dari pria dewasa itu tak pernah pudar. Malah makin membara. Citra bertekad akan membuat pria yang membuatnya berdebar setiap hari itu jatuh cinta padanya. Bila perlu sampai tergila-gila.

Akankah Citra berhasil menaklukkan hati Steven? Atau justru dia menyerah dan lebih memilih meninggalkannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rossy Dildara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

19. Malam pertama

"Ya aku nggak tahu."

"Mungkin saja dia malu karena kamu masih kecil." Rosa menyahuti. "Om Steven 'kan sudah dewasa. Berapa sih umurnya?"

"35. Tapi dewasa juga dia ganteng banget. Iya, kan?" tanya Citra.

"Iya, ganteng banget." Lusi dan Rosa berucap secara bersamaan sambil mengangguk. Lantas mereka pun keluar dari kelas.

Kebetulan sekali, saat mereka berjalan menuju kantin—ada seorang pria berjas dengan kumis yang tebal. Pria itu adalah seorang dekan.

"Siang, Pak," sapa Citra dan teman-temannya hingga menghentikan langkah pria itu. Kemudian menoleh.

"Siang juga. Ada apa?" tanyanya dengan ramah dibarengi oleh senyuman.

"Memang bener ya, Pak. Kalau peraturan baru di sini murid baru nggak boleh berstatus sudah menikah? Harus lajang?" tanya Citra penasaran.

"Kata siapa memangnya?" Dekan itu berbalik tanya.

"Kata Om Ganteng. Ah maksudku Om Steven. Om tadi yang mengantarkanku ketemu Bapak," jelas Citra.

"Oh itu ...." Dekan itu terdiam beberapa saat, terlihat Citra sudah sangat penasaran. Lantas dia pun berkata, "Iya, itu benar."

Terasa ada yang plong di dada Citra. Sempat dia berpikir kalau Steven membohonginya, dan saat mendengar jawaban dari pria di depannya—itu sudah membuatnya yakin jika Steven tak berbohong.

"Masa sih, Pak?" tanya Lusi, dia dan Rosa masih tak percaya, berbeda dengan Citra. "Tapi tadi pagi ada lho yang sudah menikah. Malah katanya lagi hamil empat Minggu."

"Siapa?" tanya dekan itu agak terkejut.

"Ada di kelas kita, tapi aku lupa namanya."

"Kalian memang di kelas apa? Nanti Bapak tanya pada dosen kalian."

"Bisnis A, Pak," jawab Lusi.

"Oh, ya sudah ... nanti Bapak tanyakan. Sudah dulu, ya? Bapak ada urusan." Dekan berkumis tebal itu lantas berlalu pergi meninggalkan mereka.

*

*

"Terus, Cit. Kalau memang kamu sudah menikah ... apa kamu sudah melakukan malam pertama?" tanya Lusi. Mereka tengah duduk di kantin sembari menunggu kelas kedua dimulai.

"Iya, bagaimana rasanya? Apa enak?" tanya Rosa.

"Malam pertama itu apa?" tanya Citra polos.

"Masa kamu nggak tahu, malam pertama ya bercinta. Tapi itu pertama kali dilakukan oleh suami istri, yang baru menikah" jelas Rosa.

"Bercinta?" Citra mengerutkan keningnya, dia binggung dan tak tahu menahu masalah itu. "Maksudmu ciuman?"

Rosa menggeleng. "Dih bukan, ciuman ya ciuman, bercinta ya bercinta."

"Terus kalau bercinta itu ngapain?"

"Aku juga nggak tahu."

"Lho, kamu aja nggak tahu apa lagi aku, Ros?" Citra menunjuk wajahnya sendiri. "Kamu memangnya tahu dari mana?"

"Dari Tanteku yang habis menikah kemarin, dia cerita sama Mamaku kalau habis nikah dia langsung bulan madu dan melakukan malam pertama. Itu saja yang aku dengar, tapi dia nggak menceritakan bagaimananya," terang Rosa. "Tapi katanya sih enak gitu rasanya."

"Eh, tapi Gays ... bukannya di drakor pernah ada adegan pas mereka menyebut kalau sedang bercinta, ya?" Lusi mengingat beberapa gambaran saat mereka bertiga nonton drakor bersama. "Tapi mereka ciuman sama buka baju, terus kayak kecapekan gitu keringetan. Mungkin begitu kali yang namanya bercinta."

Lusi menerka-nerka, mereka bertiga memang tak tahu mengenai hubungan intim. Dan beberapa adegan di drama Korea yang mereka tonton tak mungkin bisa menggambarkan dengan jelas apa yang dimaksud dengan bercinta.

"Coba kamu tanya Om Steven, Cit," usul Rosa. Sejak tadi temannya itu bengong. Entah apa yang dia pikirkan.

"Tapi Om Ganteng juga baru nikah, mana mungkin dia tahu?" Citra terlihat ragu.

"Meskipun baru nikah, tapi dia 'kan cowok dan sudah dewasa, Cit. Dan pastinya Om Steven dulu punya pacar. Nggak sepolos kamu yang jomblo dari lahir," ujar Rosa sambil tertawa meledek.

"Kamu juga jomblo, ngapain ngatain aku?" Citra memutar bola matanya dengan malas. Tak lama terdengar suara bel berbunyi tanda kelas kedua akan dimulai. Citra bergegas mengambil dompetnya di tas.

"Citra, kamu sekalian bayarin kita, ya?" pinta Rosa dan Lusi berbarengan.

"Kok bayarin? Memang ada aku bilang mau traktir kalian?"

"Kemarin itu pas masalah Om Steven."

"Dih, kan aku sudah cerita Om Ganteng suamiku. Memang kalian masih nggak percaya?" Citra merengut dan wajahnya tampak merah seperti marah.

"Percaya, percaya." Lusi dan Rosa terlihat kelabakan dan berucap bersama.

"Tapi duit jajanku tipis, Cit," ujar Lusi dengan wajah sedih.

"Aku juga sama, uangku mau buat beli skincare," ujar Rosa.

"Bayarin ya, Cit ...," mohon keduanya dengan wajah memelas.

"Ya sudah deh, aku bayarin," jawab Citra yang akhirnya luluh. Meskipun kadang teman-temannya itu menyebalkan, nyatanya dia tak pernah bisa menolak saat mereka tengah memohon. Lantas Citra pun memberikan beberapa lembar uang merah pada ibu kantin yang sejak tadi berdiri di depan mejanya.

***

Tok ... tok ... tok.

Terdengar bunyi ketukan pintu dari ruangan Steven, pria tampan yang kini tengah duduk di kursi putarnya sembari menatap layar laptop itu kemudian menyahut.

"Masuk!"

Ceklek~

"Selamat siang Pak Steven," sapa seorang perempuan cantik berambut panjang sebahu. Dia berjalan masuk ke dalam menghampiri Steven yang baru saja mengalihkan pandangan ke arahnya.

Pria tampan itu mengerutkan keningnya bingung. Heran, sebab wanita itu datang dengan membawa berkas di tangannya. Kemudian meletakkannya di atas meja kerja.

"Saya mau minta tanda tangan Bapak."

"Kamu ngapain ada di kantorku? Dan untuk apa meminta tanda tangan?" Sebelah alis mata Steven terangkat saat membaca isi berkas yang terkait proyek perusahaannya sendiri.

"Saya mulai hari ini sudah bekerja menjadi sekretaris Bapak. Tadi pagi saya juga sudah mempelajarinya dengan dibantu Pak Budi."

"Sekertaris?" Kening Steven mengerenyit. "Memangnya kapan kamu melamar? Dan kenapa nggak datang menemuiku dulu sebelum mulai kerja? Aku 'kan belum tahu riwayat kerjamu." Wajah pria itu terlihat masam, dia sepertinya marah.

"Maaf, Pak. Tapi Tante Sindi sendiri yang menyuruh saya langsung kerja." Fira tertunduk dengan perasaan tak enak. "Kalau Bapak ingin melihat riwayat kerja saya ... saya bisa memberikannya. Kebetulan saya juga bawa lamaran."

Steven hanya menganggukkan kepalanya, dan cepat-cepat perempuan itu pergi dari sana. Berselang beberapa menit dia pun kembali dengan sebuah amplop coklat, lalu memberikan pada Steven.

Di sana tertera Fira memang sudah mempunyai banyak pengalaman kerja. Mulai dari HRD, manager dan yang terakhir adalah sekertaris.

"Kenapa kamu berhenti kerja di perusahaan Mentari grup?" tanya Steven sambil manatap Fira yang tengah berdiri di depannya.

Nama perusahaan yang dia sebutkan adalah perusahaan di mana Fira berhenti jadi sekertaris dan yang menjadi pengalaman dari pekerjaan terakhirnya.

"Perusahaan itu bangkrut, Pak."

"Terus, kenapa kamu mau bekerja di sini?"

"Saya kebetulan nganggur seminggu di rumah, sehabis berhenti kerja. Kemudian saya diberitahu Mama saya kalau perusahaan Bapak membutuhkan sekertaris," jelas Fira.

"Mamamu tahu dari Mamaku pasti, ya?" tebak Steven.

"Iya, Pak." Fira mengangguk.

Steven berdecak kesal. Dia yakin—jika Fira akan menjadi salah satu perempuan yang akan Sindi jodohkan padanya, hanya saja mamanya itu tak mau jujur.

'Ah pasti ini kerjaan Mama. Kenapa sih, dia suka sekali menjodohkanku? Padahal aku juga bisa cari istri sendiri,' batin Steven.

"Ya sudah, sana kembali bekerja," titahnya dengan datar.

"Oh ya, Pak. Sebentar ...." Fira merogoh sesuatu di dalam kantong bajunya, kemudian memberikan dua lembar kertas di atas meja. Steven yang melihatnya segera mengambil, itu adalah dua lembar tiket nonton.

"Apa ini maksudnya?"

1
Nayosha
nah loh ...
Nayosha
mudah"an rencana si Fira mau menggagalkan acara bisa di handle
Nayosha
ayooo jawab Ti....mangkanya lain x di kunci dl kamarnya....supaya Juna ga terkontaminasi....
Nayosha
ada" Aca kocaknya ini....
Nayosha
Ternyata udh 4x kawin toh....pantesan Steven sempat ga percaya.....tp akhirnya merestui jg ...mudah"an Tian bener" tobat
Nayosha
gimana Opa SM Steven aja lah perjanjiannya....yg Nikah Nissa SM Tian...yg bikin perjanjian mereka
Nayosha
untung Stev denger tuh....mudah"an hati sTev jadi terbuka denger obrolan Tian SM Fira
Nayosha
Tumben c Opa kasih ide bener /Grin/
Nayosha
hahaha keluarga Prasetyo ternyata kocak semua padahal orang kaya mereka....masa ngasih ide namanya ga keren" banget... hadeueueh
Nayosha
ide c Opa ada" aja tp bagus jg sih....Juna jg masa si kembar di kasih nama Upin Ipin....ngakak
Nayosha
Hahaha Juna...Juna...ada" aja masa gemes di jilati bayinya.... hadeueueh /Facepalm/
Nayosha
duuh Fira bener" manusia yg jahat
Nayosha
Si Opa ya burung di anggap cucunya hadeueuh....si Kevin jg untung adanya di Novel doang....KL ada di dunia nyata kacau dech berisik kali ya/Smile/
Nayosha
Juna.. Juna...hebat banget mepetin calon papinya ...sampai Opa nya pusing
Nayosha
Wah Juna bener" nich anak keturunan si Opa kelakuannya....ngomong nya lucuuu
Nayosha
bagus jg aktingnya Juna....akhirnya berhasil meluluhkan Angga/Grin/
Nayosha
ngakakak abiiiss dg kelakuan Juna... hadeueueh /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nayosha
ya Ampuuun Juna gemessiin banget....
Inaherlinasofia
wah ngambil jalur cepat si abi🤭
Nayosha
haduuuh ini bahasan burung selalu ada....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!