"Saya tidak merasa terjebak dengan pernikahan ini.Kamu tau,tak ada satu pun di dunia ini yang terjadi secara kebetulan.Semua atas kehendak Tuhan.Daun yang jatuh berguguran saja atas kehendak Tuhan.Apalagi pernikahan kita ini,terjadi atas kehendak-Nya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 6
"Salma,aku tunggu kamu di halte bis.Kita harus bicara.Kalau kamu tidak datang,besok aku akan langsung datang ke kantor kamu." Isi chat dari Galang.Salma memasukkan ponselnya kedalam tas setelah membaca pesan dari Galang dan merapihkan meja kerjanya.Sudah saatnya dia dan Galang bertemu dan berbicara setelah beberapa hari menghindar dari pria itu.
Salma berjalan menuju halte bis,terlihat tubuh tinggi tegap Galang berdiri di antara para calon penumpang bis Trans Jakarta.Salma masih sangat hafal perawakan dan gestur tubuh pria yang sangat dia kagumi itu.Dia terlihat sangat tampan dan gagah dengan stelan kerjanya.Dadanya tiba-tiba terasa sakit bagai teriris.Rasa benci seketika berkecamuk begitu bayang-bayang pengkhianatan Galang menari-nari di pikirannya.
Salma semakin mendekat,jantungnya berdegup lebih cepat saat Galang melihat dan berjalan kearahnya.Dalam sekejap ada rasa rindu menyelinap di balik sisi hatinya yang lain.Ternyata rindu dan benci itu seperti dua sisi mata uang yang tak dapat di pisahkan.
"Salma apa khabar...?" Tanya Galang sedikit terbata-bata karna canggung begitu Salma ada di hadapannya.
"Alhamdulillah baik mas Gaga..." Salma pun merasakan hal yang sama dengan Galang.
"Kita cari tempat untuk ngobrol."
"Di sini aja mas."
"Ga enak di lihat orang,banyak yang harus kita bicarakan.Kita ketaman,tempat yang kamu sukai."
Salma berjalan di belakang Galang saat menuju mobil.Dan masuk ke jok belakang meskipun Galang sudah membukakan pintu mobil bagian depan untuknya.Galang hanya bisa pasrah.Pria itu membawa Salma ke taman yang di sebelahnya ada kafe kecil tempat mereka biasa bertemu.Tanpa mereka sadari sepasang mata menatap dengan penuh kekecewaan dari kejauhan.
Galang duduk di bangku besi yang menghadap ke taman di sebelah Salma."Semua yang kamu lihat,gak seperti yang kamu pikirkan.Pasti Elang sudah cerita.Aku dan Sabrina hanya korban perjodohan orang tua.Tapi aku dan Sabrina sepakat akan berpisah secepatnya.Maafkan aku Salma,aku belum sempat memberitahumu saat itu.Tapi satu yang pasti,aku masih tetap mencintaimu seperti dulu,gak ada yang berubah."
Gadis itu memandang mata mantan kekasihnya itu.Dia kenal Galang,dan dia juga bisa melihat kalau Galang sedang tidak berbohong.Mata itu menunjukkan luka.
"Terus aku harus bagaimana?" Aku gak akan menjadi perusak hubungan kalian.Aku gak mau dengar apa kesepakatan kalian.Kalau pada akhirnya di rusak,mengapa gak sekalian di tolak di awal saja.Jadi gak akan banyak hati yang terluka.Apa mas gak memikirkan bagaimana perasaan aku,perasaan gadis itu dan keluarga kalian?"
"Percayalah,semua gak semudah itu Salma.Aku kemarin datang ke kosan kamu,tapi kata si ibu kamu pagi-pagi sekali sudah pergi.Aku berniat mengajakmu datang menemui orang tua kamu dikampung untuk menjelaskan semuanya." Galang menatap lekat gadis di sebelahnya.Sebenarnya dia sangat ingin memeluk Salma,karna rindu yang mengikat hatinya telah meronta-ronta minta di lepaskan.
Tak ada lagi tanggapan dari Salma,gadis itu segera berdiri."Gak perlu mas,semua sudah berakhir.Apapun alasan kamu mas,pernikahan itu tidak main-main.Kalian telah terikat janji di hadapan agama dan negara.Saat ini saya tekankan,kita sudah tidak ada hubungan apa-apa.Semua sudah berakhir.Dan kita tidak boleh bertemu seperti ini lagi,saya mohon pamit." Ucap Salma dengan suara terbata-bata dan serak.Berusaha menahan air matanya jangan sampai jatuh di hadapan Galang.
Salma tak ingin berlama-lama di situ,kuatir akan merubah perasaannya.Jujur,rasa cintanya masih begitu besar buat Galang.Tak semudah itu luntur dalam hitungan hari.
"Ku antar." Galang berdiri.
"Gak usah,makasih." Salma berjalan keluar dari kafe dan langsung menyetop taksi yang kebetulan lewat dan kosong penumpang.
Galang hanya bisa memandang tanpa bisa menghentikan.Dia sadar kalau posisinya salah.Tapi tidakkah dalam hati kecil Salma masih ada rasa percaya untuknya?Apakah gadis itu tahu kalau sebenarnya Galang juga tersiksa?Galang juga ingin tahu bagaimana tanggapan keluarga Salma,ketika dirinya tidak jadi datang untuk melamar.
Dengan gontai,Galang kembali masuk kedalam mobil.
Dalam perjalanan pulang di dalam taksi,Salma mati-matian menahan diri agar tidak menangis.Dia masih bisa melihat mobil Galang mengekori dari belakang.Salma tengadah menghalau embun yang hendak singgah.
Salma sampai di depan kosannya saat azan maghrib berkumandang.Ketika telah keluar dari taksi,gadis itu benar-benar sudah tidak dapat membendung air matanya.Dadanya begitu sesak akan pertemuannya tadi dengan Galang.Hingga mendesak genangan air di matanya yang bening berebutan untuk berhamburan.
Gadis itu berlari kecil memasuki kosannya dan tak menyadari ada Elang yang berdiri di samping pintu gerbang kosannya.
Elang hanya menatap tubuh Salma tanpa berniat memanggilnya.Kemudian berjalan dengan gontai untuk menjauh.
Sampai di dalam kamar nya,Salma langsung menghempaskan tubuhnya diatas kasur.Meratapi nasib percintaannya.Tak menyangka rasanya akan sesakit ini kehilangan orang yang di cintai.Ternyata bukan dirinya saja yang terluka,tapi Galang juga terluka.Tapi apakah Elang ikut terluka karna terjebak pernikahan yang tak di inginkan dengannya? Seandainya Elang telah memiliki kekasih,sudah dapat dipastikan wanita itu juga akan terluka.
Tidak,aku gak boleh seperti ini terus.Aku harus bisa melupakan mas Gaga,meski tak mudah menghapus nama itu sekaligus segala kenangan tentangnya.Lelah menangis dan berfikir Salma ketiduran.
Rasa kecewa membawa Elang pulang kerumah kedua orang tuanya.
"El,kamu kenapa jarang pulang ke rumah dan susah sekali di hubungi akhir-akhir ini sih?" Tanya wanita cantik yang mengekori Elang ketika pria itu baru sampai rumah dan menuju ruang makan.
"Maaf ya mi,Elang sibuk sekali akhir-akhir ini.Jadi El lebih sering tidur di apartemen." Jawab Elang memandang sang mami sejenak kemudian mendudukkan bokongnya di kursi meja makan.
"Walaupun sibuk kamu harus sempatkan pulang ke rumah." Mami Rieta ikut duduk di sebelah putranya yang mulai mengambil makanan.
"Iya mi,maaf ya..." Elang mengusap lengan maminya lembut.
"Tadi sore mama dan papanya Vania datang berkunjung.Mereka menanyakan kapan kamu dan Vania menikah.Mereka sama kayak mami dan papi,sangat ingin kalian berdua segera menikah.Apa kamu ga ingin menikah sayang?" Umur kamu sudah dua puluh tujuh tahun loh."
"Mami atur aja deh..." Sahut Elang asal,matanya terlihat fokus pada makanan yang ada di hadapannya namun pikirannya berkelana pada kejadian saat Salma naik ke mobil Galang.Dan saat Salma berlari sambil menangis masuk ke kosannya.
"Benar nih,mami aja yang atur pernikahan kamu dengan Vania?" Wajah mami Rieta kelihatan sumringah.
"Iya mi,mami atur aja.Elang mau ke kamar dulu ya." Elang berdiri hendak menuju kamarnya yang berada di lantai atas.
"El,tumben kamu makannya sedikit?"
"Elang sudah kenyang mi." Elang bergegas menuju lantai atas.
Elang melepas kemeja kerjanya dan duduk di pinggir tempat tidur.Tangan kirinya melempar kemeja kotornya ke dalam keranjang cucian.Kemudian mandi dan sholat Isya.Setelah itu sibuk dengan ponselnya Dia jadi kepikiran tentang Salma.Dia tidak bisa tidak perduli dengan gadis itu,kemudian mengirim pesan untuknya.
"Kamu baik-baik saja kan? Tadi aku lihat kamu menangis,ada apa? Apa kak Gaga menyakiti kamu?" Pesan itu masih centang dua abu-abu,Elang menunggu hingga hampir sepuluh menit,pesan itu tetap sama.
Elang memutuskan untuk beristirahat,semoga saat dia terbangun pesan darinya sudah di baca dan di balas Salma.
Saat tengah malam Salma terbangun karna merasa perutnya lapar.Mengucek-ngucek kedua matanya kemudian mengambil ponsel yang ada di sampingnya."Jam satu malam." Gumamnya.
Membuka dan membaca pesan yang masuk.Ada pesan dari Elang.Dia kaget,Elang bisa tau kalau dia tadi menangis.Apakah pria itu tadi datang ke kosannya.Salma teringat,kalau Elang akan menjemputnya pulang kerja,tapi dia malah ketemuan dengan Galang.
"Ah...mengapa aku bisa terjebak hubungan yang rumit dengan dua bersaudara ini.Iya...besok aku harus menemui mas Elang dan menyelesaikan semuanya.Jangan sampai ini semua sampai berlarut-larut." Bathin Salma.