Ava Seraphina Frederick (20) memiliki segalanya kekayaan, kekuasaan, dan nama besar keluarga mafia. Namun bagi Ava, semua itu hanyalah jeruji emas yang membuatnya hampa.
Hidupnya runtuh ketika dokter memvonis usianya tinggal dua tahun. Dalam putus asa, Ava membuat keputusan nekat, ia harus punya anak sebelum mati.
Satu malam di bawah pengaruh alkohol mengubah segalanya. Ava tidur dengan Edgar, yang tanpa Ava tahu adalah suami sepupunya sendiri.
Saat mengetahui ia hamil kembar, Ava memilih pergi. Ia meninggalkan keluarganya, kehidupannya dan juga ayah dari bayinya.
Tujuh tahun berlalu, Ava hidup tenang bersama dengan kedua anaknya. Dan vonis dokter ternyata salah.
“Mama, di mana Papa?” tanya Lily.
“Papa sudah meninggal!” sahut Luca.
Ketika takdir membawanya bertemu kembali dengan Edgar dan menuntut kembali benihnya, apakah Ava akan jujur atau memilih kabur lagi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 14
Edgar kembali masuk ke mobil, pikirannya kacau balau. Ia lupa sepenuhnya tentang mata berlian dan ancaman pencuri serigala gila. Yang ada di benaknya hanyalah dua wajah mungil itu.
Ia terus teringat tentang dua anak kecil tadi. Cara Lily membela ayahnya yang hebat di luar angkasa dan keluhan Luca tentang ayah yang tidak bertanggung jawab.
Ada ikatan aneh, getaran yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, yang menghubungkannya dengan mereka.
Mustahil.
Edgar menggelengkan kepalanya. Ia memaki dirinya sendiri karena melamun.
“Aku mandul,” gumamnya pada diri sendiri, mengulang mantra yang ia yakini selama tujuh tahun. “Aku tidak mungkin punya anak. Itu hanya ilusi karena aku terlalu tertekan dengan Cleo.”
Jeremy, yang baru saja menutup pintu mobil, mendengar gumaman itu. Rasa bersalah menghantam Jeremy kuat-kuat. Ia menatap punggung tegap tuannya dengan pandangan yang rumit.
Jeremy tahu kebenarannya, ia telah menyembunyikan laporan medis vital dari Edgar.
Tujuh tahun lalu, saat Edgar divonis mandul, Jeremy yang sangat setia telah mengirim sampel Edgar ke laboratorium lain di luar negeri untuk verifikasi kedua.
Hasilnya mengejutkan, Edgar tidak mandul. Ada masalah, ya, tetapi bukan kemandulan total. Masalah itu bisa diperbaiki dengan intervensi kecil.
Jeremy yakin jika ada seseorang yang sengaja memalsukan semuanya demi membuat Edgar mengira dirinya tak sempurna. Hanya saja, Jeremy tidak rahu siapa orangnya.
Jeremy memilih untuk diam. Saat itu, Ivy sedang hamil, dan Jeremy berpikir jika Edgar tahu kebenaran itu, ia akan menceraikan Ivy dan mengatakan pada publik kalau Cleo bukan putrinya. Yang bisa menyebabkan skandal besar dan merusak dinasti bisnis Edgar.
Jeremy meyakini, ia bertindak demi melindungi tuannya dari kekacauan.
“Aku akan mengatakannya nanti. Di saat yang tepat. Saat Tuan Edgar tidak sibuk.” Janji Jeremy pada dirinya sendiri, janji yang sudah ia simpan selama bertahun-tahun.
Mobil melaju dan tak lama kemudian, mereka tiba di basement Kenzo Corporation. Edgar dan Jeremy memasuki lift khusus menuju kantor Kenzo.
“Jer, saat meeting nanti temani kedua anak itu di lobby. Aku takut mereka menyebrang sembarangan lagi,” ucap Edgar.
“Anda menyuruh saya menemani kedua bocah itu?” Jeremy menunjuk dirinya sendiri.
“Memangnya ada siapa lagi di sini selain kau? Jangan banyak protes dan lakukan saja!”
“Tapi, tuan–” belum selesai Jeremy bicara, Edgar sudah menodongkan moncong senjata ke pelipisnya.
“Lakukan!”
“Ya, ya! Saya akan lakukan!”
“Bagus.” Edgar kembali menyimpan pistolnya.
Saat lift mulai naik, ponsel Edgar kembali bergetar. Layar menampilkan nama Cleo lagi. Edgar mendesah panjang, amarahnya yang baru saja teralihkan kini kembali
menyelimuti.
“Kenapa dia selalu menghubungiku setiap jam!” gerutu Edgar dengan nada sangat dingin.
Di seberang telepon, suara Cleo terdengar merengek manja
“Papa! Tadi di sekolah ada dua anak miskin! Mereka jahat! Mereka menumpahkan makananku dan menghinaku! Papa harus memarahi mereka! Aku tidak terima Papa!”
Edgar memutar bola mata malas. Ia tidak meragukan bahwa Cleo berbohong atau setidaknya membesar-besarkan cerita.
Cleo benar-benar mirip Ivy, pandai bermanipulasi dan mencari perhatian dengan mengadu.
“Mereka menghinamu, Cleo? Kenapa mereka menghinamu?” tanya Edgar, berusaha terdengar tak sabar.
“Mereka bilang aku tidak pintar! Dan aku benci mereka, Papa! Aku mau Papa membelikanku ponsel baru hari ini juga!” Cleo menuntut.
Edgar segera menyadari sesuatu. Dua anak kecil yang ia temui di lobi tadi memakai seragam seperti milik Ivy. Apa mereka yang sudah membuat putri angkatnya ini menangis?
Dunia ini sempit sekali.
“Cleo, dengar. Telepon Papa nanti. Papa sedang ada pertemuan penting,” potong Edgar cepat. Ia menyerahkan ponsel itu kepada Jeremy, kembali ke modus pengalihan tanggung jawab.
“Jeremy, selesaikan soal Cleo. Jangan biarkan dia mengganggu lagi. Rasanya kepalaku ingin meledak! Aku tidak tahu apa yang ibunya lakukan sampai Ivy terus saja merengek padaku!” seru Edgar sembari memijat pangkal hidungnya.
Jeremy mengangguk, menerima telepon dan segera menenangkan Cleo dengan janji hadiah mahal.
“Tuan,” Jeremy memulai, setelah berhasil menenangkan Cleo. “Mengenai anak-anak tadi mereka bilang mereka mencari Ayah mereka di gedung ini. Sepertinya mereka bukan anak sembarangan.”
Edgar menghela napas. “Aku tahu, Jeremy. Mereka terlihat terlalu cerdas. Aku harus mencari tahu siapa ayah mereka dan menyingkirkannya dari gedung ini. Aku tidak mau ada drama anak-anak saat aku harus mengejar serigala gila.”
Pintu lift terbuka. Edgar melangkah keluar, wajahnya kembali mengenakan topeng kekuasaan yang kejam dan tak tersentuh.
Namun, di dalam hatinya, ia merasa sedikit lelah. Ia harus menyelesaikan urusannya dengan Kenzo, melacak pencuri berlian, dan sekarang, ia harus mencari tahu identitas dua anak yang entah mengapa membuat jantungnya berdebar kencang.
“Merepotkan!”
udh gk ada maaf lagi dri edgar😌
klo km msh berhianat jg udh end hidupmu
lanjut kak sem gat terus💪💪💪
apa² jgn² kamu menyukai ivy...
kl iya tamat lah riwayat mu jeremy
untung edgar cocok y coba kl ava ataupun edgar tidak cocok... pastinya mereka disuruh memilik anak lagi🤔