NovelToon NovelToon
THE BROTHER'S SECRET DESIRE

THE BROTHER'S SECRET DESIRE

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Obsesi / Keluarga / Romansa / Pembantu / Bercocok tanam
Popularitas:864.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mae_jer

Area khusus Dewasa

Di mansion kediaman keluarga Corris terdapat peraturan yang melarang para pelayan bertatapan mata dengan anak majikan, tiga kakak beradik berwajah tampan.

Ansel adalah anak sulung yang mengelola perusahaan fashion terbesar di Paris, terkenal paling menakutkan di antara kedua saudaranya. Basten, putra kedua yang merupakan jaksa terkenal. Memiliki sifat pendiam dan susah di tebak. Dan Pierre, putra bungsu yang sekarang masih berstatus sebagai mahasiswa tingkat akhir. Sifatnya sombong dan suka main perempuan.

Edelleanor yang tahun ini akan memasuki usia dua puluh tahun memasuki mansion itu sebagai pelayan. Sebenarnya Edel adalah seorang gadis keturunan Indonesia yang diculik dan di jual menjadi wanita penghibur.

Beruntung Edel berhasil kabur namun ia malah kecelakaan dan hilang ingatan, lalu berakhir sebagai pembantu di rumah keluarga Corris.

Saat Edell bertatapan dengan ketiga kakak beradik tersebut, permainan terlarang pun di mulai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tuan muda pertama

"Sstt! Para tuan muda datang! Cepat hadap ke belakang!"

Teriak pelayan tua yang biasa di panggil madam Sin. Ia adalah kepala pelayan di mansion itu.

Edelleanor, gadis yang baru hari ini di kirim menjadi pelayan di tempat itu ikut-ikutan dengan beberapa pelayan lainnya menghadap ke tembok, membiarkan para tuan muda berjalan melewati mereka. Sebenarnya Edel masih bingung kenapa tidak bisa melihat majikan mereka, namun ia bisa bertanya nanti. Ia tidak mau bikin masalah di hari pertamanya masuk kerja.

"Sudah aman, berbaliklah!" perintah madam Sin lagi.

Edel melirik semua pelayan yang menghadap tembok bersamanya tadi. Ternyata semuanya perempuan. Keningnya berkerut masih tidak mengerti.

"Kenapa harus menatap tembok?" tanyanya dengan nada berbisik pada salah satu gadis di sebelahnya.

"Madam Sin sengaja membuat peraturan itu. Katanya, para tuan muda tidak akan senang ditatap oleh pelayan kecil seperti kita." jawab gadis itu ikut berbisik pelan. Namanya Alice. Umurnya dua puluh satu tahun, setahun lebih tua dari Edel.

Edel mengangguk-angguk mengerti. Dalam hati ia malah merasa anak-anak majikannya itu terlalu sombong. Masa ditatap saja tidak sudi. Memangnya pekerjaan pelayan serendah itu apa? Memang sih. Gadis itu malah mengangguk menjawab-jawab sendiri isi hatinya.

"Alice, dan kau ..."

Edel dan Alice cepat-cepat menegakkan badan mereka menatap lurus ke madam Sin. Wanita itu terlihat sangat berwibawa didepan mereka. Ia terus menatap Edel  sampai-sampai Edel merasa ngeri sendiri.

"Kalian berdua, bersihkan kamar tuan muda Pierre sekarang. Ingat, jangan sampai bertatapan mata dengannya. Mengerti?" perintah madam Sin sekaligus memberikan peringatan. Alice dan Edel mengangguk cepat. Alice kemudian menarik tangan Edel pergi dari situ.

"Siapa namamu, kau pelayan baru kan?" tanya Alice dalan perjalanan. Edel mengangguk.

"Edel," jawabnya kemudian.

"Aku Alice. Edel, kau pergilah lebih dulu aku akan mengambil peralatan membersih dan segera kembali. Kamar tuan muda Pierre berada di lantai dua."

Setelah berkata begitu Alice berbalik pergi meninggalkan Edel sendirian. Sebenarnya bahkan belum sempat menyampaikan keberatannya tapi gadis itu malah sudah menghilang. Edel menarik menghembuskan nafas penjang. Ia sudah siap-siap lanjut naik ke lantai dua namun matanya menangkap dua pria sedang berjalan ke arahnya dari ujung sana.

Tubuh Edel refleks berbalik dan memasuki ruangan apa saja yang ia lewati. Pria-pria itu pasti majikannya. Ia tidak boleh bertemu mereka kan? Yah, melarang bertatapan dengan para majikannya berarti secara tidak langsung menyuruh mereka untuk jangan bertemu atau bicara dengan majikan rumah itu.

Sesekali mata Edel mengintip dari balik pintu ruangan yang ia masuki itu. Ingin tahu apakah para majikan sudah melewati tempat itu atau belum. Karena terlalu asyik mengintip, Edel sampai tidak sadar ada yang sedang menonton aksinya dari tempat tidur.

Gadis itu ternyata bukan masuk ke ruangan kosong. Namun ruangan itu adalah kamar milik Ansel, sih putra sulung. Dan kini Ansel yang tadinya fokus membaca buku malah jadi penonton aksi gadis yang masuk seenaknya dalam kamarnya dan terus mengintip-intip keluar.

Ansel menggeram marah. Gadis itu pasti pelayan. Dari pakaiannya saja sudah jelas. Apa pelayan itu tidak diberi peringatan kalau dirinya paling tidak suka ada yang masuk ke kamarnya, apalagi waktu ada dia? Pria itu sudah bersiap-siap berteriak mengusir pelayan perempuan itu namun terhenti seketika saat gadis itu berbalik dan mata mereka bertatapan, cukup lama sampai gadis itu sadar sendiri dan menutup matanya kuat-kuat.

Ansel terus menatap gadis itu. Penampilan gadis itu di matanya berbeda dari wanita Perancis kebanyakan. Gadis ini terlihat seperti orang Asia meski ada bulenya sedikit. Badannya mungil, dengan kulit putih halus dan rambut ikal panjang. Wajahnya menarik.

Ansel tidak pernah memuji kecantikan perempuan lain karena ia sudah terlalu banyak melihat wanita cantik dan menurutnya walau cantik, di antara mereka tidak ada yang menarik perhatiannya. Namun gadis yang muncul tiba-tiba dan sedang berdiri di depan pintu kamarnya itu entah kenapa membuatnya terus tertarik menatapnya. Sekalipun dengan menutup mata kuat-kuat seperti itu.

"Kau pelayan baru di sini?" tanya Ansel tanpa sadar. Ia belum pernah mengajak ngobrol pelayan rumah mereka selain madam Sin sang kepala pelayan. Gadis itu mengangguk.

"Aku yakin kau sudah mendengar peraturan bekerja di rumah ini bukan?" nada pria itu berubah dingin. Gadis itu kembali mengangguk.

"Jadi, kenapa kau berani masuk seenaknya ke kamarku?" Ansel terus menatap lurus gadis yang entah siapa namanya itu.

"A .. Aku .., " Edel tergagap tidak tahu mau bilang apa. Ia juga takut membuka matanya. Peraturan yang kejam, batinnya.

"Buka matamu." entah kenapa Ansel tertarik menatap gadis itu dan ingin melihat matanya lagi. Ia sempat bertatapan lama dengan gadis itu tadi dan masih jelas sekali dalam ingatannya seperti apa mata gadis itu.

Gadis itu memiliki mata hitam besar seperti boneka. Ansel akui tertarik pada mata yang dimiliki oleh gadis itu.

"Aku boleh buka mata? Peraturannya bilang ..." tanya Edel memastikan.

"Buka saja."

Edel pun membuka mata, tapi menghadap ke arah lain. Karena peraturan.

"Lihat ke sini."

"Tapi tuan muda, itu ... Kata madam Sin ..."

"Aku bilang lihat ke sini." kata Ansel lagi, mendominasi. Sangat mendominasi.

Mau tak mau Edel melihat ke laki-laki tinggi besar yang super enak dipandang tersebut.

Mata mereka kembali bertemu. Mata biru Ansel, dan mata hitam cerah Edel yang secara langsung menarik Ansel untuk ingin terus menatapnya. Mata itu seperti membiusnya.

Menarik sekali.

Ansel ingin terus melihatnya. Mana ada pembantu semenarik ini? Padahal wanita bangsawan yang sangat terhormat dan bergaya elegan saja belum pernah ada yang membuatnya tertarik seperti ini.

"Ansel, kau di dalam?"

Beberapa menit kemudian suara seorang wanita dari luar kamar Ansel sukses membuat Edel kelabakan. Kalau sampai ada yang tahu dia bertatapan mata dengan salah satu tuan muda di rumah ini bisa-bisa dia ..."

"Tuan muda, bagaimana ini? Ada yang datang." saking paniknya Edell berlari kecil mendekati Ansel dengan wajah panik yang tampak lucu.

Tanpa pikir panjang, Ansel pun berdiri dan menarik halus pergelangan tangan Edell. Membawa gadis itu masuk ke dalam sebuah lemari pakaian besar miliknya. Bahkan empat orang sekaligus bisa masuk ke dalam sana.

"Tunggu di sini, jangan membuat suara sedikitpun." ucap Ansel. Laki-laki itu bahkan mengetuk hidung Edell karena gemas melihat wajah lucu nan imut itu. Kok bisa ya ada pembantu semenawan gadis ini?

"Jangan lama-lama tuan muda, aku taku ..." perkataan kecil Edell terhenti. Astaga, dia kan pembantu. Kenapa berani sekali begini sih.

Tutup mulut Edell. Tutup mulutmu.

1
Miss Typo
kapok sukurin kapok sukurin tuh Lady Corris, kau selalu menghina Edel alias Putri Fiora bahkan tadi menampar nya sangat kencang, awas Raja murka Putri kesayangan nya di perlakukan kayak gitu.

aku suka, suka bgt bab ini, kalau gak malam gini baca sambil bilang yes yes yes gak ditahan bisa kenceng suara ku, sayangnya dah mlm bacanya hehe

makasih author yg baik hati dan tidak sombong 🙏🫰
werenacopuys_
gak sabar ngeliat nyaa 😼
Miss Typo
Basten pokoe love love love deh, jadi garda terdepan untuk Edel. terkejutlah semua yg ada disitu, ibunya makin murka tuh dgn Edel
Dewi kunti
tetap ap tetapi 🤭
Miss Typo
Basten istri tercinta mu di tampar okeh ibumu dan dia skrg ketakutan karna ada Lusinda si Mak Lampir
Intan Nurwulan
Hukum sajah lady corris yg sombong itu
nyaks 💜
rasain kau Lady sombong 🤣🤣
lestari saja💕
hemmmm.....pura2 kena ayan aja deh dadipada minta maaf,mana udah hina2 lagoii
nyaks 💜
kasian yg lagi layu sebelum berkembang 😂😂
nyaks 💜
ahaiii 🤣🤣
lestari saja💕
kebongkar bobrokmu lusinda
nyaks 💜
yuhuuuuuuuuu
lestari saja💕
aku berharap lady jurik kena serangan ayan🤣🤣🤣🤣biar kejang2
nonoyy
akhirnya part yg dinantikan
bayangin muka lady corris wkwkw 😆
Sleepyhead
I will sit nice and watching Lady Corris regreted.... 😂
Sleepyhead: Yeah, i totally agree, I think the appropriate punishment for Lady Corris is to have her bow down and slap her own face, because she dared to doubt a princess Fiora 😂
total 2 replies
Rara Nospan
seru pokoknya, aku suka🤩
Anonymous
edel ini sebenarnya anak kandung raja atau bukan sih? tolong bantu jawab guys😭
Daneen
Mampussss kau lady corris
Dian Rahmawati
mampos Lady corris dan lusinda
strawberry 🍓
kesiaaaan deh lu corris ..
rasain noh 💩💩💩🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!