NovelToon NovelToon
Petualangan Mistis

Petualangan Mistis

Status: tamat
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Hantu
Popularitas:1.8M
Nilai: 4.7
Nama Author: Awan Biru

El-Syakir namanya. kehidupannya biasa saja sama seperti manusia pada umumnya. hingga suatu hari ia mengalami kecelakaan dan akhirnya ia dapat melihat mereka yang tidak terlihat

mata batinnya terbuka dan bahkan banyak dari mereka yang meminta bantuan padanya. berbagai rangkaian kejadian ia alami.

ia bertemu dengan hantu anak remaja laki-laki yang akan mengikutinya kemanapun ia pergi.

"bantu aku mencari siapa pembunuhku dan aku akan membantumu untuk menolong mereka yang meminta bantuan"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Awan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 19

semuanya membuka mata, nenek tua itu mengangkat tangannya dari tangan ke empat remaja di depannya.

"apa yang kita lihat tadi itu sungguh nyata...?" ucap starla

"begitulah kejadian nenek meninggal" jawab nenek itu

"jadi kita sungguh melihatnya tadi. waaah, dunia mistis memang luar biasa. ini sungguh di luar dugaan" Vino terlihat takjub

"jadi karena itulah nenek masih di warung makan itu, terus menunggu menantu nenek berharap dia datang menjemput nenek, seperti yang dikatakannya akan kembali...?" tanya El

"iya. nenek selalu berharap dia datang. tidak ada yang peduli dengan nenek, karena saat itu nenek mengira nenek belum meninggal. nyatanya semua orang mengabaikan nenek karena mereka tidak dapat melihat nenek. saat tau kamu bisa melihat ku, nenek sangat senang dan berniat meminta tolong. tapi kamu malah pergi ketakutan" jawab nenek

"maaf, waktu itu aku terlalu takut dengan wujud nenek yang mengerikan" ucap El

"lalu apa yang harus kami bantu...?" tanya Leo

"nenek ingin kalian memberitahu anak nenek dimana jasad nenek dikuburkan" jawab nenek itu

"memangnya jasad nenek di kubur dimana...?"

"tanya pada pemilik warung itu. dia dulu yang mengurus jasad nenek karena tidak ada yang ingin mengurusnya. dan beritahu kepada menantuku agar datang menjemputku sesuai janjinya, dirinya akan kembali"

"dimana kami bisa bertemu dengan keluarga nenek. alamatnya saja kami tidak tau" ucap starla

"di komplek perumahan firma. cari saja yang bernama Rian Ramadhan. dialah anak nenek" jawab nenek itu

"jauh juga ya. ckckck, memang melakukan kejahatan harus ditempat yang jauh dari lingkungan korban. sadis juga menantu nenek. timpal Vino

"hanya wanita gila yang memperlakukan orang tua seperti itu" ucap starla

"apakah elu akan menjadi salah satu wanita gila itu...?" Vino melirik starla

plak...

"aw...sakit La" ringis Vino mengelus lengannya

"rasain, siapa suruh bilang gue gila" ucap starla

"ya siapa tau kan elu nanti akan berubah jadi wanita gila yang jahat pada mertua" timpal Vino

"nggak akan. gue akan menjadi istri yang baik buat El dan menantu serta ipar yang baik hati dan tidak sombong" starla tersenyum manis ke arah El

"emang El mau gitu nikah sama elu...?" ejek Vino

karena kesal, starla mencubit pinggang Vino membuat si empunya teriak kesakitan.

"aw aw aw....sakit La...sadis banget sih jadi cewek"

"bisa diam nggak sih elu berdua. nanti Alana bangun" ucap Leo

"dia nggak akan bangun. aku sudah menidurkannya sampai pagi menjelang" timpal Adam

"ok, kembali ke laptop. boleh tau siapa nama nenek, agar kami dengan mudah nanti bisa memberitahu anak nenek" ucap El

"panggil saja nenek Sukarti" jawab nenek Sukarti

"baiklah nek, kami akan membantu sebisa kami" ucap El

"terus liburan kita gimana dong...?" tanya Vino

"elu kan hanya butuh hiburan buat menghilangkan stres dari permasalahan di rumah. anggap saja apa yang akan kita lakukan sekarang adalah hiburan buat elu" jawab Leo

"ck... hiburan apanya kalau menyelesaikan masalah. gue malah tambah stres" ucap Vino

"kamu mau tempat hiburan yang ramai...?" tanya Adam

"emangnya elu tau dimana tempat seperti itu di sini...?" Vino menatap Adam

"tau" jawab Adam

"dimana, supaya nanti kita ke sana" Vino terlihat antusias

"memangnya kamu benaran mau pergi ke sana...?" tanya Adam lagi

"tentu saja, apalagi kalau banyak cewek cantiknya" jawab Vino semangat

"oh tenang saja. di sana semua cewek sangat cantik. kamu akan suka" timpal Adam tersenyum penuh arti

"benarkah, waah gue sangat penasaran. jadi dimana tempatnya...?" tanya Vino

"di kuburan. di sana ramai, kamu akan terhibur. ayo aku antar ke sana"

Adam melayang mendekati Vino dan menarik tangannya membuat Vino meronta-ronta menolak.

"kyaaaa... nggak mau, gue nggak mau" Vino memeluk erat tubuh Leo

"ayo, di sana ramai. ada banyak model makhluknya. ada mba Kun, pocong, sundel bolong, mumi, genderruwo. mereka sedang berpesta sekarang. ayo aku antar. di sana kamu akan sangat-sangat terhibur" Adam terus menarik paksa tubuh Vino

"nggak mau...elu aja sono yang pergi" Vino terus memeluk tubuh Leo

"nggak usah malu-malu meong. ayo kita ke sana. tadi katanya mau cari cewek cantik, di sana mba Kunnya cantik abis apalagi sundel bolong, luar bisa cantiknya" Adam terus menarik Vino

"gue cari cewek markonah, bukan mba Kun" Vino teriak keras

"mba Kun kan cewek juga, ayo aku antar" Adam berhasil melepaskan Vino dari tubuh Leo

kyaaaaa Le, El tolongin gue" Vino teriak histeris

teman-temannya hanya tertawa melihat tingkah Adam dan Vino. Vino yang berputar-putar menjauh dari Adam yang terus memaksanya untuk mengantarnya ke kuburan.

malam semakin larut. nenek Sukarti kembali di tempatnya semula, di warung makan tempat ia menunggu Rima menantunya.

starla naik di atas ranjang membaringkan dirinya samping Alana, sedangkan ketiga lelaki plus satu hantu, mereka tidur di bawah dengan alas seadanya. lampu kamar seperti biasa sudah mereka matikan.

"gue nggak pernah membayangkan akan mengalami hal seperti ini" ucap El. kedua tangannya ia simpan di bawah kepalanya dan berbaring terlentang.

"hummm... padahal kemarin-kemarin hidup kita biasa aja. sekolah, rumah, nongkrong. itu-itu saja putarannya. tapi hari ini, kita seperti sedang melakukan petualangan" timpal Vino

"petualangan mistis. semua yang berbau gaib akan kita alami mulai sekarang" ucap Leo

"kalian menyesal...?" tanya Adam. hantu itu duduk bersila di atas mereka

"entahlah, mungkin ini sudah takdir Tuhan" jawab El

"sama seperti saat gue berpisah dengan kakak gue, itu juga sudah takdir Tuhan. entah bagaimana keadaan mereka sekarang. ibu...kak Dirga" ucap El pelan

"kamu Mempunyai seorang kakak...?" tanya Adam

"hummm...dia kakak pelindungku" jawab El

"gue yakin kok El, dimanapun kakak elu berada, dia pasti nggak akan pernah lupain elu, adiknya" ucap Vino

"apakah begitu...? semoga saja seperti itu. sudah sangat lama saat kami masih kecil. entah bagaimana rupanya sekarang" El menatap langit-langit kamar

"hoaaaam...yang jelas pasti dia lebih tampan dari elu karena dia adalah kakak. gue tidur duluan, mata gue tinggal 1 Watt" Leo menguap hingga akhirnya matanya terpejam

El dan Vino pun akhirnya terlelap. tinggal Adam yang terjaga. entahlah sepertinya memang makhluk seperti mereka tidak pernah tidur.

malam yang gelap kini tergantikan dengan cahaya mentari pagi. setelah sholat subuh, anak-anak itu mencari tempat ternyaman untuk kembali tidur karena tadi malam mereka begadang.

jam 08.00, mereka dibangunkan secara paksa. siapa lagi kalau bukan hantu teman gaib mereka yang melakukannya.

Vino yang susah dibangunkan, bahkan di gendong olehnya dibawa masuk ke kamar mandi dan mengguyurnya dengan air.

"Adam sukardiiiiiiiiiii.....awas elu yaaaa" teriak Vino dari dalam kamar mandi. Adam hanya cekikikan di luar

"jadi, pertama apa yang harus kita lakukan...?" tanya Leo

"kita temui ibu pemilik warung itu. biar gue dan Leo yang ke sana" jawab El

"gue ikut" ucap starla

"ikut kemana...kenapa nggak ajak Alana...?" Alana ikut nimbrung di samping kakaknya

"kakak mau keluar sebentar sama Leo. kalian di sini saja" ucap El

"memangnya kakak mau kemana...?" tanya Alana

"mau ketemu teman kakak kemarin yang namanya Adam. ayo Le, kita berangkat sekarang"

El berdiri begitu juga dengan Leo. mereka keluar dari kamar penginapan. Adam melayang mengikuti mereka.

setibanya di sana, mereka bertiga segera bertemu dengan ibu pemilik warung. jelas yang pertama dilakukan adalah basa-basi dahulu sebelum masuk ke intinya.

"terimakasih banyak Bu, atas bantuannya kemarin" ucap El

"sama-sama. bagaimana keadaannya gadis itu, sudah membaik kan...?" tanya ibu pemilik warung

"Alhamdulillah, adik aku sudah jauh lebih baik" jawab El

"oh jadi dia adik kamu ya"

"iya Bu"

"emmm...Bu aku boleh bertanya sesuatu...?" tanya El

"mau tanya apa...?"

"adik aku kemarin itu sebenarnya hampir kerasukan, katanya dia melihat seorang nenek tua yang berada di warung ini. emang kemarin itu ada pelanggan nenek tua ya Bu...?" ucap El

"nenek tua...tidak ada. kemarin pelanggan ibu tidak ada seorang nenek tua"

"tapi adik saya bilang, dia melihat nenek itu duduk di kursi pojokan sana" El menunjuk kursi yang ada dipojokan. bahkan nenek Sukarti sekarang ada di tempat duduk itu

"a-apa...di sana...?" ibu pemilik warung melihat ke arah yang ditunjukkan El

"iya di tempat duduk itu adik aku melihat seorang nenek tua. masa sih Bu nggak ada pelanggan nenek tua kemarin. kalau nggak ada kok adik aku bisa lihat ya" ucap El

"benar adik kamu melihat nenek tua...?" pemilik warung memastikan

"iya Bu" jawab El

"bagaimana pakaiannya...?" tanya pemilik warung

"baju jarik warna ungu"

"a...a-pa...jarik ungu...? ibu itu semakin gugup

"iya... apakah ibu mengenalnya...?" tanya El

"apakah arwah nenek yang itu hari ya" gumamnya

"nenek yang itu hari siapa Bu...?" tanya Leo

"dulu mungkin sekitar dua bulan lalu, memang ada seorang nenek tua dengan anak perempuannya makan di warung ini. mereka duduk di pojokan sana. namun kemudian anaknya itu pergi meninggalkan nenek itu dan tidak kembali lagi. ibu sudah bertanya padanya dia menunggu siapa dan nenek itu jawab sedang menunggu anak perempuannya yang datang bersamanya tadi"

"aku juga melihat memang dia datang bersama seorang perempuan menggunakan mobil warna merah. waktu mereka datang, ibu juga baru tiba mengambil sayur di rumah. tapi sampai sore menjelang anaknya itu tidak kunjung datang. ibu menanyakan alamatnya tapi dia tidak tau alamatnya dimana. hingga dia memutuskan keluar untuk mencari anaknya tapi sayangnya di jalan dia malah kecelakaan dan meninggal"

"terus...?" Leo bertanya agar ibu itu melanjutkan ceritanya

"tidak ada yang mengenal siapa nenek itu dan juga rumah sakit sangat jauh dari sini. tidak ada yang mau mengurus. si penabrak juga melarikan diri. akhirnya ibu dan suami ibu yang mengurusnya sampai kami menguburkannya"

"kuburannya dimana...?" tanya El

"di perkuburan umum yang ada di wilayah ini. karena tidak tau namanya ibu menulis di batu nisannya dengan nama nenek. kasian sekali nasibnya, bahkan sekarang tidak ada yang mencarinya"

"tapi adik kamu dapat melihatnya, apa adik kamu itu...."

"emmm dia.... matanya tembus pandang Bu. ibu Taukan kalau kita di dunia ini hidup berdampingan dengan mereka yang tidak terlihat. dan adik aku bisa melihat mereka" El berbohong agar pencariannya tidak bertele-tele

"jadi seperti itu. yah ibu memang percaya apa kamu katakan tadi. seandainya adik kamu ikut, ibu mau menanyakan apakah nenek itu masih ada di sana...?" ibu pemilik warung melihat ke arah pojokan

"tidak ada Bu, mungkin dia hanya singgah sebentar" bohong Leo agar ibu itu tidak takut

"syukurlah, ibu kira dia masih ada di sana"

setelah mendapatkan apa yang mereka cari. tiba saatnya mereka pulang dan akan menemui Rian Ramadhan di perumahan firma.

"baru juga satu hari, masa iya kita sudah pulang" ucap Vino

"iya, bukannya kita mau ke kampung nenek kak Vino ya, kok sekarang malah pulang" timpal Alana

"gue nggak enak badan Lana, jadi lebih baik kita pulang saja. kapan-kapan kita ke kampung neneknya Vino" ucap starla

"kakak sakit, sakit apa...?" Alana meletakkan tangannya di dahi starla

"nggak demam" ucap Alana

"gue nggak demam, cuman lemas aja. ayo kita pulang"

mereka segera check out dari penginapan.. El tetap membonceng Alana, Leo dan starla sementara Vino ia bersama Adam. karena malas melayang, akhirnya hantu itu memilih duduk anteng di motor Vino.

"benar ini alamatnya...?" tanya Leo

setelah mereka pulang, beberapa hari kemudian mereka segera pergi mencari alamat Rian anak dari nenek Sukarti. dan di sinilah mereka sekarang.

"kalau nggak salah sih, ini memang perumahan firma. tapi rumah pak Rian yang mana ya" ucap El

"kita tanya saja. tuh, ada ibu-ibu yang lagi nyapu" ucap starla

mereka segera menghampiri ibu tersebut.

"permisi Bu" ucap starla

"ada apa dik...?" tanyanya

"kami lagi mencari alamat pak Rian Ramadhan. kira-kira rumahnya dimana ya...?" tanya starla

"oh pak Rian. lurus saja ke sana, di sana rumahnya cat warna ungu. banyak tanaman hiasnya" jawab sang ibu

"kalau gitu makasih ya Bu. maaf sudah mengganggu" ucap starla

"iya dik sama-sama"

mereka segera berjalan ke arah yang ditunjuk ibu tadi. hanya beberapa meter, terlihatlah rumah yang mereka cari yang bercatkan warna ungu.

"assalamualaikum" salam El

ceklek...

pintu terbuka. seorang wanita yang berpakaian rumahan berdiri di depan mereka.

"cari siapa ya...?"

"betul ini rumah pak Rian...?" tanya El

"iya betul. kalian siapa...?"

"begini kak, kami siswa dari sekolah xxx sedang ditugaskan untuk mewawancarai 10 orang yang melakukan kinerja baik di perusahaan xxx dan pak Rian salah satunya" jawab El

tentu sebelum mereka terjun ke lapangan, mereka telah mencari tau seluk-beluk Rian Ramadhan. kerja dimana, jabatannya apa mereka sudah memegangi itu.

"oh begitu. silahkan masuk. aku panggilkan bapak dulu kebetulan hari ini dia tidak ke kantor karena sedang sakit demam" wanita itu mempersilahkan mereka masuk

"sepertinya dia bukan istrinya. mungkin dia ART kali ya" ucap Vino

"mungkin saja. penampilannya juga biasa saja" timpal starla

tidak lama datanglah seorang lelaki yang masih terlihat muda. mungkin sekitaran umur 30 tahun lebih. ia duduk di sofa dimana El dan para kawanannya sudah menunggu.

"kalian mencari ku...?" tanya Rian

"iya pak" jawab El

"jadi kalian akan mewawancarai ku. baru kali ini ada siswa yang datang untuk mewawancarai ku. memangnya kalian ditugaskan di mata pelajaran apa, sampai harus mewawancarai segala...?" tanya Rian

"sebenarnya, kami ingin mengatakan sesuatu" ucap El dengan serius

"sesuatu...?"

"pah....loh ada tamu" istri Rian muncul menghampiri mereka

"iya mah... mereka mau mewawancarai papa." ucap Rian

"kebetulan ada ibu Rima juga di sini" Leo tersenyum smirk

"loh...kalian bisa tau namaku...?" Rima terkejut

"jadi apa yang akan kalian katakan...?" tanya Rian

"ini mengenai nenek Sukarti, ibu pak Rian"

uhuk...uhuk...uhuk...

mendengar nama mertuanya, Rima jadi terbatuk-batuk karena tersedak ludahnya sendiri.

"kalian bertemu ibuku...kalian menemukan ibuku...?" Rian penasaran

"iya, kami bertemu dengan nenek Sukarti. di wilayah xxx"

"wilayah xxx, itu jauh sekali. bagaimana bisa ibuku sampai di sana"

"tentu saja bisa pak, kalau ada seseorang yang membawa dia ke sana. tentu saja dia bisa berada di sana" Leo menatap tajam Rima yang sudah gugup

"membawa dia... maksud kalian ada seseorang yang membawa ibuku ke wilayah itu. tapi siapa...?"

"dia...tanyakan pada istr bapak" El menunjuk ibu Rima

"a-aku....aku nggak tau apa-apa. aku sama sekali nggak ke sana" jawab Rima dengan gugupnya

"oh ya....lalu bagaimana bisa mobil anda berada di sana waktu menghilangnya nenek Sukarti...?" tanya starla

"jangan asal nuduh ya. bisa saja itu mobil yang sama denganku"

"nomor dengan plat xxxxxxx....itu nomor plat mobil ibu kan. nggak mungkin ada nomor plat yang sama"

seketika Rima terdiam, ia terpojok. darimana mereka tau nomor plat mobilnya.

tentu saja sebelum memulai, El dan para sahabatnya harus mencari bukti-bukti yang akurat. selama beberapa hari, mereka menyelidiki keluarga Rian Ramadhan termasuk istrinya.

kedatangan mereka dari awal berpura-pura menanyakan rumah Rian agar mereka tidak dicurigai, padahal sebenarnya dari beberapa hari mereka sudah menyelidiki keluarga itu.

"mah...jadi mama ke wilayah itu bersama ibu...?"

"nggak pah" elak Rima

"terus bagaimana bisa mobil mama ada di sana saat menghilangnya ibu...?" Rian menatap istrinya penuh selidik

"itu bukan mobil mama"

"platnya jelas-jelas plat mobil mama. apa yang telah mama lakukan sama ibu" Rian mulai emosi

"itu bukan mama pah. mereka bohong. hei...aku bisa menuntut kalian karena telah memfitnah ku ya" ancam Rima

"baiklah kalau ibu tidak mau mengaku. aku akan memanggil nenek Sukarti sekarang" ucap El

"memanggil...jadi ibuku ada bersama kalian. dimana, dimana ibuku sekarang...?" Rian begitu khawatir dengan ibunya yang sudah menghilang sejak dua bulan lalu

"sebenarnya aku akan memanggil arwahnya pak" jawab El

"a...a-arwah....m....m-maksud kamu...?" Rian tergagap

"nenek Sukarti telah meninggal pak"

1
Silvi Vicka Carolina
kepala bukan kelaparan
Silvi Vicka Carolina
kehabisan batrei ...mknya lemes
Mey Ana
Luar biasa
Nggenk Topan
next
Mey Ana: bagus ceritanya....seru....
total 1 replies
Anonymous
alur berantakan...
Nggenk Topan
melati kan adik kelas sm dgn alana, skrg kok sekelas dgn Leo dkk...?
Rifandi Ahmad
Luar biasa
Nggenk Topan
cerita yg bagus... lanjut thorrrr
Nggenk Topan
Luar biasa
Suliani Ani
Kecewa
Rudi Fahrudin
Luar biasa
Bunda Silvia
astaga jangan2 anak vania buat tumbal ratu sri dewi secara baharudin kan pasanganya
Bunda Silvia
aduh jangan sampai buat wadah baru jin ratu sri dewi
Bunda Silvia
bocah2 smbrono
Doni Gunawan
cerita yg bagus ada tawa cenda sedih dan horor juga sebuah persahabatan yg erat dan perjuangan yg hebat
Doni Gunawan
selamat ya adam yg konyol akhirnya kau dapatkn cinta mu
Doni Gunawan
lanjut
Doni Gunawan
lanjutkan
Doni Gunawan
selamat ya adam
Doni Gunawan
selanjutnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!