Dahulu Kala Sebuah Kerajaan Hebat Bernama Cahaya, Di Serang Oleh Raja Kegelapan Yang Bersekutu Dengan Iblis. Para Ksatria Cahaya Turun Atas Perintah Raja Cahaya Pertama, Namun Saat Mereka Terdesak Tiba Tiba Sebuah Cahaya Muncul Di Hadapan Mereka Dan Berubah Menjadi Sebuah Pedang Yang Kuat. Pedang Itu Di Namai Sebagai Pedang Pelindung
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon XenoNovel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seorang Nenek Tua
Saat hari sudah mulai sore...
Mereka bertiga datang ke sebuah tempat yang berada di sudut kota kerajaan daun. Mereka datang sambil membawa peti yang mereka temukan itu untuk di bobol.
"Kau yakin disini tempatnya?" tanya Ziaz
"Hmm? Kau tidak membaca tulisan di toko ini?" balas Valiant
Lawkei pun membaca tulisan yang ada di atas toko tua tersebut. "Peralatan kunci? Apa maksudnya itu?" tanya Lawkei
"Sepertinya kalian berdua meragukan toko ini ya? Ayo ikut aku," kata Valiant
Valiant pun mengajak mereka berdua untuk memasuki toko tersebut. Namun Lawkei terkejut saat seluruh lampu di toko tersebut tiba tiba menyala saat mereka masuki.
"Apa itu tadi?" tanya Lawkei
"Toko ini memang memiliki teknologi yang bagus, walaupun di luar sedikit keliatan kuno." jawab Valiant
Ziaz melihat beberapa kunci dan gembok yang di pajang disana. Dia pun menyentuh salah satu gembok yang terlihat sangat tua di toko tersebut. "Gembok jenis apa ini?" ucapnya
Valiant tersenyum. "Itu gembok yang di sebut sebut sebagai jimat keberuntungan untuk toko ini,"
Lawkei pun melihat sekelilingnya dan mencari penjaga toko tersebut. "Dimana penjaga toko ini? Apa dia sedang pergi?" tanyanya
Tiba tiba seorang nenek tua muncul di belakang Lawkei dan memegang pundaknya. Hal tersebut membuat Lawkei terkejut dan mengira kalau nenek itu adalah hantu. "Wuahh!!! Hantu!!!" teriaknya
"Hmm? Siapa yang kau katakan hantu?" tanya nenek itu
Ziaz menutup mulut Lawkei. "Aaaa... Dia memang kurang waras sedikit," ucap Ziaz sambil tersenyum
Valiant pun berjalan ke arah mereka. "Selamat sore nenek," ujarnya
Nenek itu pun melihat ke arah Valiant. "Ah ternyata itu kau ya, Valiant." jawab nenek itu
Nenek itu melihat kembali ke arah Ziaz dan Lawkei. "Apa mereka berdua ini teman baru mu? Wajah mereka sangat asing,"
"Ah ya, mereka berdua memang teman ku tapi mereka berdua berasal dari kerajaan lain." balas Valiant
"Dari kerajaan lain?" ucap nenek yang kebingungan
Nenek itu memandangi Ziaz dan Lawkei dengan sangat teliti. Hal tersebut membuat Lawkei sedikit panik. "Apa dia akan memarahi kita?" bisiknya
"Tenanglah," balas Ziaz
Nenek tersebut pun melihat jubah mereka berdua dan simbol cahaya di bahu kanan mereka berdua. "Jadi begitu ya, kalian pasti Blue dan Yellow bukan?" ujar nenek tersebut
Mereka berdua pun terkejut. "Bagaimana nenek tau?" tanya Ziaz
Nenek itu tertawa. "Hahaha, walaupun umur ku sudah 90 tahun, tapi aku masih mengingat jubah dari kakek kalian saat berkunjung kesini."
"Huh? Apa maksudmu?" ucap Lawkei yang kebingungan
Valiant mendekat ke arah nenek itu. "Dulu para kakek kita pernah berkunjung ke kerajaan daun setelah 20 tahun semenjak peperangan hebat itu. Jadi tidak heran kalau nenek pernah bertemu dengan mereka," ujar Valiant
"Jadi kalian ingin apa dari ku?" tanya nenek
Valiant memperlihatkan sebuah peti yang mereka dapatkan di goa tadi. "Apa nenek bisa membobol kunci dari peti ini? Kami tidak dapat menemukan kuncinya,"
"Hmm? Dari mana kau mendapatkan peti yang sangat tua ini?" balas nenek
"Bukannya nenek itu lebih tua dari peti itu ya?" bisik Ziaz
Lawkei yang mendengar itu berusaha untuk menahan ketawa. "Ada apa dengan mu nak? Kenapa kau senyum senyum sendiri?" tanya nenek kepada Lawkei
Nenek mengambil peti yang sedang di pegang oleh Valiant itu. Dia pun menaruh peti itu di atas meja kerja miliknya. "Peti ini terlalu tua, mungkin perlu beberapa menit untuk membobolnya." ucap nenek
Valiant melihat Lawkei yang masih tidak berhenti menahan tawa pun langsung memukulnya di perut. "Fokuslah," bisiknya
"Perut ku..." ucap Lawkei sambil memegang perutnya
Nenek itu pun meminta bantuan Ziaz untuk mengambil kacamatanya di meja yang tidak jauh dari mereka. "Hey kau yang disana, tolong ambilkan kacamata ku." ucapnya
"Ah ya," jawab Ziaz
Ziaz pun berlari ke meja itu dan mengambil kacamata nenek tersebut, dia pun memberikan kacamata itu kepada nenek itu. "Ini kacamata mu nek," ujar Ziaz
"Terimakasih banyak." balas nenek
Nenek itu mulai berusaha membobol kunci dari peti tersebut. Dia pun memakai beberapa alat di meja kerja miliknya itu. "Ini sedikit lama, jadi bersabarlah atau kalian bisa pergi lalu kembali lagi nanti." ucap nenek
Valiant yang mendengar itu pun langsung panik. "Sebaiknya kami menunggu disini saja," ucapnya
"Itu benar, haha..." kata Lawkei
Matahari pun mulai terbenam yang membuat langit mulai menjadi gelap. Ziaz terus memperhatikan nenek tersebut membobol peti tua yang mereka dapatkan di goa itu.
"(Aku masih penasaran, siapa yang menaruh peti itu di dalam goa?)" ujar Ziaz dalam hatinya
Valiant yang merasa kelaparan pun menyuruh Ziaz untuk tetap berada disana. "Hey Ziaz, aku dan Lawkei akan pergi membeli makanan. Jadi tunggulah disini,"
"Baiklah," jawab Ziaz
Lawkei yang mendengar itu pun terkejut. "Hey, tapi aku tidak ingin ikut dengan mu."
Valiant pun menarik Lawkei. "Biarkan Ziaz saja yang tinggal disini, kau juga pasti lapar bukan?" ujar Valiant sambil menyeret Lawkei
Mereka berdua pun keluar dari toko tersebut. Sedangkan nenek yang melihat itu pun mulai penasaran dengan isi dari peti tersebut. "Apa isi dari peti ini? Sampai sampai kau terus memperhatikan ku?" tanya nenek itu kepada Ziaz
Ziaz yang mendengar pertanyaan dari nenek itu pun mulai terdiam dan tidak ingin menjawab. Namun nenek yang penasaran kepada Ziaz pun mulai menanyakan tentang dirinya. "Siapa namamu nak?"
"Ziaz, Ziaz Blue..." jawab Ziaz
Nenek itu tersenyum saat mendengar nama Ziaz. "Hahaha, ternyata nama mu hampir mirip dengan kakek mu ya. Nama kalian berdua sama sama di awali dengan huruf Z," ucapnya
Ziaz yang mendengar itu pun mulai penasaran. "Apa nenek pernah berbicara dengan kakek ku?"
"Tentu, aku pernah berbicara dengannya saat dia masih menjadi seorang ksatria cahaya, walaupun dia pada saat itu lebih tua dari ku." jawab nenek
"Untuk apa mereka datang ke kerajaan daun pada saat itu?" tanya Ziaz
"Mereka datang kesini karena undangan dari Raja Daun untuk memperkenalkan mereka kepada para penduduk kerajaan daun. Tapi yang datang hanya 4 orang saja," kata nenek
Tiba tiba suasana mulai merasa mencekam. Lilin di atas meja kerja nenek itu mulai tertiup dengan angin. Pintu toko terbuka tutup sendiri secara tiba tiba.
Ziaz yang melihat itu langsung memegang pedang pelindung miliknya. Namun nenek yang melihat itu melarang Ziaz karena tidak akan ada apapun yang terjadi.
"Tidak perlu untuk mencabut pedang mu itu, suasana ini sudah biasa jika saat hari sudah mulai gelap." ucap nenek itu
"Begitu ya?" balas Ziaz
___ END CHAPTER 25 ___