Buat yang gak suka gerah, harap melipir!
Bukan bacaan untuk anak yang belum cukup umur.
Ketika Aishe didorong ke laut oleh Farhan tunangan tercintanya, semua rasa cinta berubah menjadi tekad untuk membunuhnya.
Aishe tidak pernah berpikir bahwa Farhan hanya mencintai uangnya, dan tega berselingkuh bahkan mendorongnya ke laut.
Ketika ombak menelan tubuh Aishe, dirinya berpikir akan mati, namun keberuntungan berpihak padanya. Aishe terdampar di sebuah pulau kosong selama 59 hari hingga suatu hari dia diselamatkan oleh Diego, seorang pengusaha yang tampan namun lumpuh.
Dengan kekuatan dan kekayaan Diego, Aishe memiliki identitas baru dan wajah baru, dia bahkan menjadi sekretaris pribadi Diego. Diego, pria yang kaya dan berkuasalah yang dapat membantunya membalas dendam pada Farhan.
Setelah balas dendam selesai, senyuman menyeramkan muncul di wajah Diego, yang membuat jantung Aishe berdegup kencang menunggu kalimat selanjutnya.
"Sekarang giliranmu untuk membalas budi padaku."
Aishe menatap pria yang mendekat di depannya, dalam hati dia berkata, "Lolos dari mulut buaya, malah masuk ke mulut singa."
Ini bukan novel garis lurus yang bisa diambil banyak pelajarannya. Jadi kalian bisa berhenti jika alir terasa berputar-putar, membosankan, jelek dan yang lain.
Silakan kembali tanpa meninggalkan kesan buru di komentar.
Selamat membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KAY_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Aishe –
Seperti apa gemerlapnya pesta? Aku bahkan tidak pernah bisa membayangkannya dulu. Padahal selalu mendapat tawaran untuk menghadiri salah satu dari pesta-pesta perusahaan. Namun selalu tidak mendapat kesempatan.
Ahh, sepertinya bukan 'tidak mendapat kesempatan' seperti itu, tapi lebih ke dalam hal … tidak diinginkan untuk hadir.
"Menurutmu, gadis kuno itu akan datang?"
"Jangan konyol, meski Tuan Vanz mengundangnya, itu hanya basa basi belaka."
"Yah, kau benar. Kalau pun datang, dia hanya mendatangi rasa malunya."
Aishe menyandarkan kepalanya pada jendela kaca, melihat gemerlap bintang yang tersebar indah di pekatnya hamparan langit. Entah bagaimana awalnya, pikiranya tiba-tiba dipenuhi beberapa ucapan-ucapan kuno, yang tanpa sadar membuat dadanya sedikit terasa sesak sepanjang perjalanan.
CVK Park Bosphorus, hotel mewah bintang lima yang terletak di kawasan Beyoglu Istanbul, Turki. Menjadi salah satu hotel megah yang menampilkan banyak sekali pemandangan,dan salah satunya adalah selat Bosphorus yang cukup terkenal.
Pada malam itu, salah satu ballroom andalan mereka, sedang dipesan oleh salah satu kolega bisnis Diego. Menurut undangan yang diterima Ashan kemarin, presdir dari Yosan secara pribadi mengundang Diego untuk hadir. Seorang pria yang lima tahun ini berdiam diri tanpa mau menghadiri acara apa pun. Namun secara sadar, ia menerima undangan dari Yosan.
Kabar itu pun langsung terdengar ke seluruh penjuru kota. Membuat beberapa pemburu berita berjejer rapi di lobi, menunggu kedatangan Diego. Hiruk pikuk keramaian pun terjadi, kala mobil hitam dari Jeep melenggang di depan mereka.
"Itu mobilnya."
"Dia datang, siapkan kamera."
Aishe yang melihat kerumunan awak media dari dalam menjadi kik-kuk seketika. Dalam hati bertanya-tanya, bagaimana dia harus bereaksi? Melihat Aishe gugup, Diego pun menggenggam tangannya.
"Cuma pesta, bukan perang. Kenapa harus segugup ini?" ucap pria dingin yang tiba-tiba menjadi perhatian dengan cara kakunya.
Diego menyuruh Aishe untuk mengambil napas panjang beberapa kali, agar perasaan gugupnya memudar. Ketika keadaannya sudah lebih baik, Ashan pun membuka pintu mobil mereka.
Diego dan Aishe rupanya cukup beruntung, beberapa petugas keamanan membantu mereka membuka jalan. Sehingga, beberapa wartawan tidak mengerumini mereka.
"Tuan, Tuan Diego. Kenapa Anda tiba-tiba ingin menghadiri pesta?"
"Siapa wanita di belakang Anda?"
"Tuan Diego, minta waktunya sebentar."
Dari semua pertanyaan yang diajukan wartawan, tidak ada satu pun yang dijawab oleh Diego maupun Ashan. Mereka melenggang masuk begitu saja tanpa peduli dengan kerumunan wartawan yang di cekal masuk oleh petugas.
Berita tentang kehadiran Diego, seolah menjadi wacana besar yang cukup asik di perbincangkan. Bukan hanya orang-orang di luar saja yang penasaran. Tamu undangan yang lain pun turut penasaran dengan kehadiran Diego yang tiba-tiba.
Apakah Diego akan kembali duduk ke kursinya?
Apakah kehadirannya ini menjadi pengumuman bahwa dia come back?
Namun, dari hebohnya kedatangan Diego, Aishe yang berjalan mendorong kursi rodanya pun ikut disorot. Bukan hanya penasaran akan statusnya di sebelah Diego, tetapi juga kecantikannya yang cukup mempesona dan memukau.
"Tuan Diego. Saya cukup tersanjung akan kedatangan Anda," sapa seorang pria muda menghampiri Diego.
"Presdir Yosan. Terima kasih untuk undangan Anda."
Beberapa orang mulai datang mengerumuni Diego untuk menyapa dan menanyakan beberapa hal. Melihat Diego sibuk, Aishe pun memberi kode untuk mencari secangkir minuman dingin.
Dia berjalan ke sisi kanan ballroom, mendekati meja panjang untuk mengambil shampanye dan beberapa camilan. Setelah itu, ia berjalan keluar menuju balkon dan mulai menikmati hidangan pesta.
"Untuk wajah tampan itu? Dia hanya bisa duduk, tidak bisa memuaskanmu!"