NovelToon NovelToon
Sang Penakluk Bos Brengsek

Sang Penakluk Bos Brengsek

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial
Popularitas:493.5k
Nilai: 5
Nama Author: lintang berseri

Bagaimana jadinya seorang pria tangguh penakluk wanita diabaikan oleh seorang gadis cleaning service yang jago bikin kopi?

Rainer Nalendra putra adalah CEO tampan yang banyak digilai para wanita, Taka ada yang bisa menolak pesonanya, hingga ia bertemu seorang gadis manis yang polos dan ceria yang berprofesi sebagai seorang celaning service di kantornya yaitu Anna Azalea Rumi.

Diawali dengan insiden yang membuat Anna tak menyadari betapa ia memiliki CEO sempurna tanpa celah, malah menyebabkan Anna merasa ilfeel dibuatnya.

Dan Rainer tak terima dengan Ketidak pekaan Anna terhadap pesonanya, Anna tak menampakkan binar ketertarikan Padanya

"Bagaimana mungkin gadis biasa seperti dia tak tertarik sama sekali padaku, apa dia buta? lihat saja nanti, kau tak akan bisa berpaling dariku Anna"

Bagaimanakah perjuangan seorang Rainer menaklukan hati Anna sang gadis yang tak peka dengan pesonanya


Kawal terus perjalanan cinta berliku mereka ya...

Jangan lupa tinggalin jejak, bantu like, komen dan masukin ke favorit ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lintang berseri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19. Perjuangan dimulai

Dalam ruangan nyaman ber AC itu, tampak Reiner duduk dengan nyaman sambil memandangi Anna yang berdiri tegak berusaha menegarkan diri dengan menundukkan kepala sambil meremas kedua tangannya.

"Kau benar benar punya nyali besar Anna, katakan saja jika kau sudah tak ingin bekerja di perusahaan ini."

Ucap Rainer begitu dingin tanpa ada getaran sedikitpun.

Sedangkan Anna, dia seolah oleh seperti penjahat yang sedang diinterogasi oleh detektif begitu tertekan dengan setiap apa yang dikatakan oleh Rainer.

"Jangan pecat saya pak, saya harus bayar kuliah, dan kuliah saya lumayan mahal," ucap Anna terdengar sedikit getaran dari nada tenggorokannya.

"Baik, aku tak akan pecat kamu Anna, tapi aku harus punya jaminan bahwa kau tak akan melakukan kesalahan lagi."

"Maaf pa, selama saya bekerja disini saya jarang melakukan keteledoran, bapak boleh tanya pada karyawan yang lain atau pada pak Damar, saya nyaris belum pernah melakukan kesalahan fatal,"ucap Anna begitu yakin.

Entah kenapa, saat Anna menyebut nama Damar tiba tiba timbul rasa kesal dalam diri Rainer.

"Beraninya dia menyebut nama pria lain," ucapnya dalam hati.

Sang penonton yang sedang asik menyaksikan adegan demi adegan penganiayaan yang dilakukan oleh Rainer didepannya ini sambil berdiri bersandar di meja kerja Rainer dengan melipat tangannya begitu santai, ia memperhatikan setiap perubahan ekspresi yang ada pada diri Rainer, begitu menarik untuk disaksikan.

Sang pria yang tak pernah tertarik untuk mengejar wanita ini sedang mengeluarkan ekspresi cemburu kala mendengar Anna menyebut nama Damar, sungguh luar biasa.

"Bahkan Anna berhasil memancing kecemburuan yang ada dalam diri Rainer, kau harus diberi penghargaan Nobel karena berhasil menaklukan manusia tanpa celah ini Anna," gumam Arman dalam hati.

"Aku tak butuh pernyataan dari orang lain, aku butuh bukti nyata," ucap Rainer sedikit membentak yang membuat Anna terlonjak kaget.

"Baik pa, saya akan buktikan kinerja saya akan lebih baik lagi, maafkan saya pak," ucap Anna yang berusaha menyelamatkan diri dari kemarahan Rainer, bagi telinga Anna yang mendengarnya Rainer benar benar terdengar marah.

"Oke, kau sudah tau bukan setiap kesalahan selalu akan ada hukumannya, bukan hanya cukup dengan minta maaf," lanjut Rainer.

Kini Anna benar benar heran dengan keadaanya, selama dia kerja disini belum pernah ada atasannya yang lain yang memperlakukan Anna seperti ini, seberapa besar kesalahannya kemarin sampai sampai bosnya itu seperti tidak terima, tapi dia tak kunjung memecat Anna.

"Tuhan saja pemaaf pa, kenapa kau yang hanya manusia begitu sulit memaafkan kesalahanku yang bahkan aku tak tau kesalahanku apa," gerutu Anna dalam hati.

"Baiklah untuk menguji kebenaran tentang apa yang kau katakan tadi, selama seminggu kau jadi cleaning service pribadiku," ucap Rainer mengatakan hal konyol yang tak pernah didengar Anna dan Arman selama ini.

"Bwahahahahah, cleaning service pribadi? hahahaha."

Arman benar benar sudah tak bisa menahan tawanya melihat kekonyolan sang bos sekaligus sahabatnya itu. Ia benar benar tak tahan ingin berkomentar.

Sontak mata Rainer memandang dingin dan tajam pada Arman yang terbahak bahak di belakang Anna.

"Sudah tertawanya, apa kau juga ingin aku pecat Arman?," ucap Rainer begitu mengancam.

Arman berusaha mengatur nafasnya setelah melepaskan tawanya, kemudian ia berdiri tegak dan melangkahkan kaki menuju sofa dimana Rainer sedang duduk, dimana mata Rainer terus mengawasinya.

"Bro, santai saja, tak usah marah, biar aku urus supaya dia jadi cleaning service pribadimu," ucap Arman sambil duduk tepat di samping Rainer ikut menghadap Anna yang sedang bengong dengan kelakuan bosnya ini.

"Orang gila, mana ada celaning service pribadi," ucap Anna dalam hati begitu kesal.

"Maaf pa, sepertinya dalam kontrak saya tak ada yang seperti itu pa," ucap Anna berusaha menyelamatkan diri.

"Jika kau keberatan, kau bisa angkat kaki dari perusahaan ku," ucap Rainer tanpa keraguan sedikitpun.

Sontak Anna kaget dengan perkataan Rainer, tak mungkin dia berani keluar dari perusahaan ini, dia terlalu banyak tanggungan jika harus menganggur sekarang, Anna sudah bisa membayangkan betapa sulitnya nanti mendapatkan pekerjaan yang baru, lebih baik dia kerjakan yang ada semaksimal mungkin, ia yakin bisa melakukannya.

"Baik pa," jawab Anna hanya pasrah dengan apa yang dituturkan Rainer, dia tak bisa apa apa lagi semoga dia selamat dan tidak lebih mendekatkan diri lagi pada pemecatan.

"Baik, silahkan jika sudah mau pulang, atau kau ingin menungguku sampai aku pulang juga," ucap Rainer yang dijawab Anna dengan gelengan kepala.

"Baiklah, terimakasih pa, saya permisi," ucap Anna sambil segera berlari meninggalkan ruangan Rainer.

Setelah hilang dari balik pintu, sontak tawa Rainer sudah tak tertahankan.

"Sepertinya aku akan betah lama ditempatkan disini, aku punya mainan menarik seperti dia," ucap Rainer sambil menyandarkan tubuhnya pada sandaran sofa.

Arman hanya bereaksi sinis.

"Cih, lihat saja nanti siapa yang akan kalah dalam permainan ini Rainer, kau sekarang sudah mulai terobsesi padanya," ucap Arman sambil ikut menyandarkan tubuhnya.

"Kau sedang bermimpi? aku tak akan bisa dikendalikan oleh wanita manapun, apalagi oleh gadis lugu seperti dia, jangan bercanda, itu tak lucu."

"Kau berani bertaruh bos," ucap Arman menantang.

Jelas saja Rainer tak terima, untuk apa mempertaruhkan seorang gadis yang sedang dimainkannya.

"Urus saja kontrak baru untuk si Anna, buat dia tak lagi sering berhadapan dengan Damar, dan buat dia selalu berada dalam jangkauan ku," titah Rainer tak terbantahkan.

Disisi lain, Anna sedang menggerutu sepanjang jalan menuju parkiran untuk mengambil sepedanya, mengesalkan kelakuan semena mena CEO barunya yang membuat Anna benar benar tak bisa melawan, masalahnya yang dia hadapi sekarang adalah pimpinan perusahaan, bisa dibilang ia adalaha pemilik perusahaan ini.

"Ah sial sekali aku, kehidupan tenang ku kini benar benar terganggu," ucap Anna menyesalkan keadaannya.

Tiba tiba, ada tangan yang sengaja menepuk bahunya, Anna benar benar dibuat kaget oleh orang ini.

"Hei!."

"Astagfirullah, mas Damar, ngagetin banget sih mas," ucap Anna sambil memegangi dadanya yang berdegup kencang gara gara dikagetkan Damar.

"Kenapa belum pulang, ini sudah terlalu sore An," ucap Damar.

"Ini mau pulang mas, mas sendiri kenapa belum pulang?."

"Oh mas baru beres meeting sama team HRD, kita makan dulu yu An, temenin mas makan."

"Jangan sekarang deh mas, Anna udah cape hari ini, pengen cepet pulang."

Ucapnya menolak, karena memang benar saat ini Anna sedang benar benar lelah, tubuhnya harus benar benar diistirahatkan.

"Ya udah hati hati dijalan ya An," ucap Damar sambil menyentuh puncak kepala Anna dan sedikit mengelusnya.

"iya mas makasih pamit ya, dah."

Sambil melambai pergi meninggalkan Damar.

Tak disangka interaksi mereka disaksikan oleh Rainer yang sedang berjalan menuju parkiran bersama Arman.

Seketika tangan Rainer mengepal dengan sempurna, gejolak itu datang lagi saat Anna berdekatan dengan Damar.

"Lihat saja besok Anna," ucap Rainer penuh dengan ancaman.

Dan Arman benar benar sedang menikmati kemenangannya yang berhasil memprediksi bahwa akan ada kekalahan yang menyakitkan bagi sahabatnya ini, dikalahkan oleh gadis lugu dan polos seperti Anna.

Happy reading 😉😉

1
Diny Julianti (Dy)
masa ana ngga dksh makan😁
emak diwi
jalan jodoh auothor Memeng keren,pantes aja si ana smpe pingsan 🥰🥰
Asyatun 1
keren banget thoor
M Nick Maoruoyi Dikarga
Lumayan
M Nick Maoruoyi Dikarga
Kecewa
Zaichik Rania
gadis dekil 🤭🤭🤭🤭🤣🤣🤣🤣
Sumayah Nur Hasanah
aku malah jadi ikut nyanyi thor😂😂😂
Kam Satun
Luar biasa
Kardi Kardi
rrrrrrrrrrrrr
Kardi Kardi: alhamdulillahhh buka juga, di kira sudah tutuppp/Proud/
total 1 replies
Kardi Kardi
aminnnnnn
Kardi Kardi
sama-sama senang. lalalaaaaa
Kardi Kardi
hahahaaaa. batman questionsss
Kardi Kardi
yeyyyy. have a nice dayyyyy
Titin Nur
semangat🙏🙏🙏😍😍😍
Kardi Kardi
sing sabarrrrr. sing sabarrrr misterrrrr
Kardi Kardi: yupppp. ngisink sabarrr
total 1 replies
Kardi Kardi
shalatlah suamikuuuu
Kardi Kardi: allahu akbarrr
total 1 replies
Kardi Kardi
hehehee. di ajarin tidak benar seperti apa yaaa. ouch mungkin bermain kotor karena tidak pakai sabun. heheheee
Kardi Kardi: sabun. sabun. sabunnn. licinnnn
total 1 replies
Kardi Kardi
cemon new weddinggggg
Kardi Kardi: wake upppppp
total 1 replies
Kardi Kardi
bikin yang beginiannn. heheeeeee
lintang berseri: 🤣🤣🤣 jiah
Kardi Kardi: ouch blood moon. blood moonnnn. auochhh
total 2 replies
Kardi Kardi
wow wow yeachhhh. ayo mang darman belah DUYENNNNN
Kardi Kardi: auch. ohhhhhhh
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!