Cinta Bunda Pengganti
Pramudya Hanudinata, seorang lelaki tampan. Garis wajahnya tegas, karakter dingin membuatnya di gilai oleh wanita di luaran sana. Namun hatinya membeku sejak kehilangan wanita yang di cintainya. Wanita yang rela mengorbankan nyawanya demi melahirkan bidadari cantik di kehidupannya. Sejak saat itu, Pram menjadi berubah. Hatinya tak lagi mau menerima kehadiran wanita lain.
Dania Anjani seorang yatim piatu, yang hidup bersama nenek dan kakeknya. Ayahnya meninggal dunia saat Dania masih berusia 2 tahun. Sedangkan ibunya mengalami pendarahan hebat saat melahirkan dirinya. Sehingga Dania kecil di asuh oleh nenek dan kakeknya di kampung.
Hdn corps adalah perusahaan tempat dimana Tuan Sofyan Hanudinata berada saat ini. Sofyan Hanudinata adalah Ayah dari Pram. Saat ini perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan itu sedang berkembang pesat. Pak Sofyan memijit pangkal hidungnya untuk mengurangi rasa pusing yang menghampirinya.
" Dania, tolong kamu panggilkan dokter Reyhan."
Ucap Pak Sofyan pada Dania. Dania segera menjalankan perintah dari atasannya itu. Dania bekerja sebagai sekretaris dari Pak Sofyan. Dewi Fortuna seperti nya sedang memihaknya saat itu. Saat Dania memasukkan lamaran di perusahaan tempatnya bekerja saat ini. Setelah melakukan panggilan terhadap dokter Reyhan, Dania pun langsung mengetuk pintu ruangan atasannya itu.
Tok..
Tok..
" Masuk.."
Setelah mendengar perintah dari dalam, Dania pun masuk ke dalam ruangan itu.
" Maaf pak. Bapak sakit?"
Dania yang melihat Pak Sofyan memijit pangkal hidungnya pun melihat ke arah Dania. Senyuman khas seorang Ayah terbit di wajah yang tak lagi muda itu.
" Saya hanya pusing, Nia. Kamu gak perlu khawatir."
Tak lama, dokter Reyhan pun masuk ke ruangan Pak Sofyan. Dokter Reyhan meminta Pak Sofyan untuk berbaring di sofa yang ada di ruangan itu. Setelah memeriksa tekanan darah dan detak jantung Pak Sofyan. Dokter Reyhan pun menuliskan resep lalu memberikannya pada Dania.
" Nia, tolong kamu tebus resep itu ya."
Dania yang mendapat perintah untuk menebus obat pun langsung bergegas keluar untuk menebus obat yang di resepkan. Beruntung letak apotik tak jauh dari perusahaan nya saat ini. d menggunakan sepeda motor, dan berboncengan dengan seorang Office boy, Nia pergi ke apotik.
Panasnya terik matahari, tak menyurutkan langkah Nia untuk segera mendapatkan obat untuk pimpinan perusahaan tempatnya bekerja. Setelah menunggu selama sepuluh menit, akhirnya obat yang di resep kan oleh dokter Reyhan kini berada di tangannya. Dania menyodorkan sejumlah uang kepada apoteker itu.
Setelah itu, Dania pun langsung pulang bersama Tio, office boy yang menghantarkannya.
" Obat untuk siapa mbak Dani?"
" Untuk Pak Sofyan, Mas Tio."
Sahut Dania, sontak membuat Tio kembali bertanya.
" Pak Sofyan sakit, Mbak?"
Dania hanya mengangguk. Lalu mereka pun kembali ke perusahaan. Dania pun menaiki lift menuju lantai teratas di gedung ini. Dania mengetuk pintu ruangan Pak Sofyan. Lalu masuk ke dan menyerahkan obat yang di resepkan tadi.
Dokter Reyhan membuka dan menyerahkan beberapa butir obat dengan untuk segera di minum oleh Pak Sofyan.
"Setelah ini, sebaiknya Om Sofyan pulang. Istirahat di rumah. Kalau bisa jangan masuk kantor untuk beberapa hari."
Pak Sofyan hanya mengikuti anjuran dari Reyhan yang notabene adalah keponakannya.
" Om, udah waktunya om istirahat. Tidak datang ke perusahaan lagi. Mau sampai kapan Pram tenggelam dalam dukanya. Ini sudah hampir dua tahun, Om. Seharusnya Pram sudah bisa bangkit dari keterpurukannya."
Pak Sofyan menghela nafasnya. Lalu melihat ke arah Reyhan.
" Om sudah coba membujuknya. Tapi kamu tau sendiri bagaimana Pram. Bagaimana terpukulnya dia sejak kehilangan Sabina? Bukan hanya dia yang kehilangan, Kami pun kehilangan."
" Tapi om, kehidupan juga harus kembali berjalan. Pram, seharusnya bangkit, bukan hanya untuk dirinya, tapi juga untuk Cilla."
Dania yang mendengarkan percakapan mereka, pelan-pelan mundur dari ruangan itu. Meninggal kan mereka berdua. Entah mengapa, Dania merasa Cilla seperti dirinya. Walau mempunyai seorang ayah, tapi Cilla lebih banyak di asuh oleh Oma dan Opa nya.
Tak lama, Dokter Reyhan pun keluar dari ruangan Pak Sofyan. Bersamaan dengan pak Sofyan yang keluar dari ruangan nya.
" Kamu kabari Tejo untuk menyiapkan mobil ya, Nia. Saya mau pulang. Untuk beberapa berkas yang belum saya tanda tangani, besok saya minta tolong kamu antar ke rumah."
"Baik, Pak."
Nia menunduk patuh. Dan setelah Tejo sudah berada di lobby, Pak Sofyan pun pergi. Sedangkan Dokter Reyhan menatap punggung tua itu yang sudah masuk ke dalam lift den" gan pandangan iba.
" Apa om Sofyan sering lembur, Nia?"
Dania yang mendapat pertanyaan dari Reyhan pun mengangkat wajahnya yang tadinya menatap layar komputer di depan nya.
" Seminggu ini hampir setiap hari Pak Sofyan lembur, Dok. Saya sudah mengingatkan, tapi Pak Sofyan tetap aja memaksakan diri."
Reyhan menghela nafasnya. Di pandanginya gadis manis yang duduk di depan komputer saat ini. Banyak tugas yang harus di selesaikan nya saat ini. Agar besok pagi, Dania bisa datang ke rumah pimpinan nya itu. Untuk menyerahkan berkas yang belum di tanda tangani. Pak Sofyan seorang yang sangat teliti. Maka dari itu semua pekerjaan Dania pun harus tersusun secara rapi.
Reyhan mengambil sesuatu di tas Dokternya. Lalu menyerahkan pada Dania.
" Jangan lupa minum ini."
Reyhan menyodorkan sebotol vitamin pada Dania. Dania pun melihat ke arah Reyhan.
" Yang kemarin dokter kasih masih ada, Dok."
Reyhan mendengus, menatap Dania tajam.
" Pasti kamu gak teratur minumnya. Iya kan? Dan satu lagi, jangan panggil saya dokter kalau sedang berdua. Panggil aja Abang kek, Aa' atau Mas. Bandel banget sich."
Dania terkikik pelan, saat mendengar Reyhan ngedumel.
" Iya...iya, Mas Reyhan. Makasih ya."
" Gitu dong, kan enak dengernya. Udah ya, aku pamit, harus ke rumah sakit lagi. Harus visit sore."
Dania mengangguk. Lalu Reyhan pun melenggang pergi. Namun saat akan memasuki lift, Reyhan kembali ke meja Dania.
" Jangan lupa, vitaminnya di minum, teratur. Kamu juga butuh istirahat. "
" Iya mas...iya..."
" Ya udah, Assalamualaikum."
" Waalaikumsalam."
Lalu Reyhan pun kembali berjalan ke arah lift. Menekan tombol, saat pintu lift terbuka Reyhan pun masuk ke dalamnya. Sedangkan Dania menatap bot vitamin itu, dan tersenyum lembut.
" Kamu baik banget sih, Mas. "
Lalu meletakkan botol itu di samping meja komputernya. Dania masih terus bekerja , sampai sebuah notifikasi masuk ke dalam ponselnya.
" Guys ..kita makan di warung Pak Min aja ya. Kangen ama bebek cabe ijonya."
Pesan dari Lena. Sahabatnya yang berbeda divisi.
" Oke..."
" Oke.."
Tari dan Selly pun kompak menjawab bersamaan.
" Dan...gimana?"
" Oke, aku turun nih. Tunggu aku ya."
Pesan pun terkirim. Dania pun merapikan berkas yang masih berserakan di mejanya. Mematikan komputer dan mengambil dompetnya. Lalu bersiap untuk makan bersama teman-temannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
MakBarudakh
Komen di Awal September 2024
Baru dapat novelnya..
Hhhmmm ada hati kah Dok sm Dania?
2024-09-05
0
citra marwah
hihiii udh 2024 sya baru mamlir thor....salken ya,cerita awal yg menarik👌🌷
2024-01-10
1
Nani Sumarni
kaya nya seru ni cerita.
apalagi kalau ga ada konplik atau drama yg ke bangetan..😁😋
2023-10-09
0