NovelToon NovelToon
Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Perjalanan Hidup Pahlawan Kota

Status: sedang berlangsung
Genre:Epik Petualangan / Light Novel
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

karya ini murni imajinasi author jika ada kesamaan nama itu hal yang tidak di sengaja

Galang Bhaskara adalah anak yang dibuang oleh ayah kandungnya sendiri waktu masih bayi. Setelah Galang tepat berumur tujuh belas tahun, Galang bermimpi bertemu kakek tua bungkuk yang mengaku sebagai leluhurnya.

Bagaimana perjalanan Galang untuk menjadi pahlawan kota? Dan, akankah Galang menemukan keluarga kandungnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

amarah alex

Siapa tau ada yang mengirim pesan, dan benar saja, ada orang yang mengirimkannya. Pesan tersebut berisi: "Hahaha, apa kau sekarang sedang bingung? Bocah, pacarmu sangat cantik."

"Siapa kamu? Dimana kamu?" balas Galang.

"Aku akan mengirimkan alamat saat nanti malam. Pastikan kau datang sendirian. Jika tidak, aku akan membunuh pacarmu," balas pesan tersebut.

"BAJINGAN!" teriak Galang dalam hati.

Sementara itu, Abimanyu tertawa. "Hahahaha."

"Kalian mau apa?" ucap Tanty sambil menangis. Dia begitu takut saat ini, apalagi banyak orang yang memegang pistol, membuat teringat kembali dengan traumanya. Tanty ingin berlari, tetapi tidak bisa karena dia diikat di kursi.

"Haha, aku akan melepasakanmu jika aku sudah berhasil membunuh pacarmu," ucap Abimanyu.

"Maksud kamu Galang?" tanya Tanty.

"Iya. Pliss, jangan apa-apain Galang, Om," ucap Tanty pada Abimanyu.

"Hahaha, aku pasti akan membunuhnya di depan matamu," ucap Abimanyu.

Sementara itu, perasaan Alex sangat tidak enak.

"Kamu kenapa, Lex?" tanya Agung.

"Perasaanku sangat tidak enak. Apa terjadi apa-apa sama anakku?" tanya Alex.

"Telephone saja, Lex," ucap Agung.

Alex menelepon Tanty, terhubung, tidak dijawab. Saat Alex akan menelpon kembali, handphone Tanty sudah tidak aktif.

"Apa sebenarnya ini?" Alex menelpon Galang.

"Lang, Tanty sama kamu?" tanya Alex.

"Maaf, Om. Tadi waktu jam pelajaran, Tanty izin ke kamar mandi, tapi ga balik-balik. Terus, Galang cek CCTV, Tanty di culik orang. Yang nyulik ngirim pesan ke aku, Om. Katanya, alamatnya bakal dikirim nanti malam."

"ANJING!" teriak Alex sambil membanting handphonenya.

"Kamu kenapa, Lex?" tanya Agung.

Alex tidak menghiraukan Agung dan pergi begitu saja.

"Kenapa, dah, tuh Alex?" ucap salah satu anggota Gen Petir yang lainnya.

"Ga tau, gw. Rot mau kemana, lu?" tanya Agung.

"Ini gw dapet job dari Abimanyu buat ngebunuh orang," ucap Jarot, salah satu anggota Gen Petir.

Ohhh, Alex sampai di rumahnya pada sore hari. Dia melacak alamat terakhir handphone Tanty, dan itu di rumah Abimanyu.

"Brengsek!" ucap Alex, langsung ke rumah Abimanyu.

Malam hari pun tiba, Galang mendapat pesan WhatsApp dari orang tersebut. Tanpa berlama-lama, Galang menuju alamat tersebut. Kali ini, Galang menggunakan pakaian serba hitam dengan topeng putih yang disembunyikan.

Beberapa menit perjalanan, Galang sampai di dekat rumah Abimanyu. Galang membelalakan matanya karena melihat rumah mewah yang sudah sangat kacau. Api berkobar di mana-mana, dan suara cambuk yang menggelegar.

"Jedar, jedar, jedar!" Suara cambuk yang membuat nyali orang ciut mendengarnya.

Flashback on

Alex yang mengetahui keberadaan Tanty, langsung menuju rumah Abimanyu menggunakan mobilnya. Sore menjelang malam, Alex sampai di depan gerbang rumah Abimanyu.

"Siapa kamu?" tanya para penjaga dengan badan kekar.

Alex langsung melesat dan memukul orang-orang tersebut. "Akkhh!" rintih orang-orang tersebut.

Alex langsung mendobrak gerbang rumah Abimanyu dan memasuki rumahnya. Nampak ada dua puluh satu orang, termasuk Abimanyu, yang sedang duduk, dan Tanty yang pingsan.

"Siapa kamu?" tanya Abimanyu.

"Bukannya dia, Tuan Alex, salah satu anggota Gen Petir?" ucap salah satu orang yang dibayar Abimanyu.

"Kau menculik anakku! Apa kau sudah bosan hidup?" teriak Alex dan mengeluarkan cemeti Api Abadi.

Orang-orang tersebut membelalakan matanya. "Gila, Abimanyu ternyata nyulik anaknya, Tuan Alex."

Alex langsung melesat, mencoba mencabuk Abimanyu. Sepuluh pengawal Abimanyu yang melihat cambuk Alex bersatu, mencoba menangkis.

"Jedar!" Terjadi ledakan besar, dan para pengawal langsung berjatuhan.

"Hey, aku sudah membayar kalian! Bunuh orang itu!" teriak Abimanyu pada sepuluh orang yang dibayarnya.

"Apa kau gila? Ingin membunuh Tuan Alex?"

"Memangnya siapa dia?"

"Bodoh! Dia adalah salah satu anggota Gen Petir."

Abimanyu membelalakan matanya. Abimanyu maju, mencoba berdiskusi.

"Maaf, Tuan Alex. Aku tidak tahu nona muda ini anak Tuan. Maafkan aku, Tuan."

Nampak Abimanyu bersujud, mencoba meminta maaf. Alex tidak perduli dan langsung mencambuk Abimanyu.

"Akkhh!" rintih Abimanyu dan mati seketika.

Orang-orang di situ membelalakan matanya. "Apa? Mati kita?" ucap para pengawal Abimanyu.

"Jangan harap kalian bisa keluar hidup-hidup dari sini!" teriak Alex.

"Maaf, Tuan Alex. Kami hanya dibayar di sini. Kami tidak tahu si bodoh Abimanyu menculik anak Tuan. Dia bilang hanya membunuh bocah SMA," ucap salah satu orang yang dibayar oleh Abimanyu.

"Aku tidak perduli. Yang sudah macam-macam dengan anakku harus mati di sini."

"Jedar, jedar, jedar!" Alex mencambuk secara membabi buta, membuat dua puluh orang kalang kabut. Alex juga sudah menyuruh salah satu pasukannya membawa Tanty ke tempat yang aman.

Flashback off. Galang, yang melihat rumah mewah itu sangat kacau, mencoba mengintip. "Di mana Tanty?" ucap Galang dalam hati.

Nampak Tanty sedang berada di luar rumah dengan salah satu prajurit berzirah merah yang menjaga. Galang menghampiri Tanty.

"Siapa kamu? Apa kamu yang menyulik Tanty?" tanya Galang.

"Tuan Galang, bukan, bukan saya yang menyulik Tuan. Saya adalah salah satu pasukan milik Tuan Alex yang disuruh untuk menjaga Nona Tanty karena Tuan Alex sedang mengamuk di dalam," jawab prajurit tersebut.

"Jadi begitu, siapa yang nyulik Tanty?" tanya Galang.

"Abimanyu, Tuan," jawab prajurit tersebut.

"Baiklah. Kamu disini saja, jaga Tanty," ucap Galang.

Galang mengenakan topeng putihnya, mencoba menyelinap masuk untuk melihat pertarungan Alex karena sangat penasaran dengan pertarungan tersebut.

Saat Galang akan masuk, Galang merasakan bahaya. "Whussss!" Nampak bilah pedang hampir mengenai tubuh Galang. Galang langsung membuat jarak.

"Siapa kamu?" tanya Jarot sambil mengambil pedang yang menancap di tanah. Nampak pria tua memegang pedang berwarna hijau kehitaman dengan ukiran-ukiran emas kuno.

"Pedang apa itu, Singo? Kenapa auranya sangat menyeramkan?" tanya Galang dari balik topeng.

"Itu pedang buto, Tuan. Pedang itu hanya dimiliki oleh penguasa bangsa Buto Ijo," jawab Singo.

"Jadi, orang itu penguasa Buto Ijo," ucap Galang.

"Hey, siapa kau, bocah?" teriak Jarot.

"Aku adalah Surogeni. Aku tidak memiliki urusan apapun denganmu, jadi pergilah," ucap Galang.

"Surogeni, siapa dia? Aku yakin dia bukan orang biasa, tetapi kenapa aku tidak bisa merasakan auranya?" ucap Jarot dalam hati. Dia tidak bisa merasakan aura Galang karena Galang menggunakan cincin mustika biru. Cincin tersebut juga ditutupi Galang menggunakan sapu tangan.

"Aku jadi penasaran dengan kekuatannya," ucap Jarot dalam hati.

"Eh, ko aku merasakan ada aura Alex disini," ucap Jarot.

Orang tua ini, auranya menyeramkan sekali. Siapa sebenarnya dia? gumam Galang dalam hati. Galang dan Jarot hanya saling bertatap-tatapan.

"Anak muda, aku penasaran dengan kekuatanmu. Bagaimana kalau kita bertarung?" ucap Jarot.

"Aku terima tantanganmu. Ayo, kita bertarung!" ucap Galang.

Jarot menyimpan kembali pedang buto dalam tubuhnya. Jarot dan Galang langsung melesat.

"Bang! Adu pukul pertama! Bang, bang, bang!" Mereka berdua terus beradu pukul, debu bertebaran di mana-mana.

Setelah beberapa menit beradu pukulan, Galang dan Jarot sama-sama membuat jarak.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!