Seorang Gadis manja bernama Alena baru saja di usir oleh orang tuanya, mereka meminta agar anaknya bisa hidup mandiri dalam waktu tiga bulan. Namun tidak disangka semua ini sudah direncanakan oleh seorang CEO muda, yang ternyata sudah menyukai Alena sedari kecil namun tidak diketahuinya.
Bagaimana rencana selanjutnya sang CEO untuk mendapatkan hati gadis manja ini? ikutin terus up terbaru novel ini ya💜
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mutia Lastari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Penyelamat
...Derajat manusia tidak ada apa apanya di mata tuhan, ingat diatas langit masih terdapat langit. ...
...🍒...
• Wanita licik itu lalu berhambur ke pelukan suaminya saat dia datang seperti orang yang benar benar tersakiti.
"Sayang, akhirnya kamu Dateng juga. Kalau gak, mereka pasti bakal mukulin aku terus. Itu, mereka orangnya." Tunjuk wanita itu pada Irene dan juga alena.
"Mereka itu udah menind*s aku dari jaman sekolah dulu, padahal aku gak pernah jahat sama mereka. Tapi aku beneran gak nyangka banget, setelah sekian lama gak bertemu ternyata mereka masih mau menind*s aku."
Irene dan Alena yang mendengarnya hanya bisa saling melempar pandang dengan tatapan menjijikan.
"Huhuuuu." Wanita itu pura pura menangis sambil memeluk suaminya.
"Sudah jangan menangis, bagaimana bisa kamu punya teman sekasar mereka? Si*l banget." Tanya suaminya.
Alena yang muak melihat tingkah pasangan ini mulai bertingkah kembali. Dia tiba tiba mengibas ibaskan tangan di depan wajahnya seperti sedang mengusir bau.
Irene yang melihat Alena bertingkah demikian juga ikut meledek Dengan pura pura seperti mencium bau.
"Irene kamu cium gak sih bau ini?." Tanya Alena
"Iya, bau apa ya ini?." Jawab irene
"Oh aku tau, bau ini berasal dari mereka. Bau wanita tua dan pria norak. Pantas saja mereka berjodoh, memang serasi ternyata. " Ucap Alena berani
"Beraninya kamu." Suami wanita itu menunjuk kearah Alena
"Eh eh, ucapan Alena memang benar." Irene membela temannya.
"Kalian semua, cepat seret dua wanita ini dan permal*kan mereka." Titah suaminya kepada para anak buah yang dia bawa
"Pokoknya, mereka harus meminta maaf dan berlutut pada istriku." Tegasnya sekali lagi.
"Hotel ini adalah milik perusahaan Kim company, meski kamu adalah tangan kanan pemilik perusahaan, kamu tidak bisa melakukan keributan disini." Ucap Alena
"Benar, aku sudah lapor pada manager hotel ini. Jika kamu masih tahu malu, lebih baik kalian pergi dari sini." Sahut Irene
Mereka melakukan gerakan siap untuk menghajar, ini malah terlihat sangat lucu.
"Kalian mau kita pergi dari sini? Lebih baik kalian lah yang pergi dari sini. Aku dan suamiku adalah orang kalangan atas di kota ini, mana bisa disamakan dengan orang orang seperti kalian." Balas wanita itu
Saat mereka masih berselisih, tiba tiba manager di hotel itu datang menghampiri mereka.
"Siapa yang berani membuat keributan di hotel ini?." Tanya sang manager hotel
"Pak manager, merekalah orangnya. Cepat suruh mereka ganti rugi." Tunjuk irene kepada segerombolan orang orang itu.
Sedangkan wanita dan suaminya itu hanya bisa tersenyum meremehkan.
"Pak Adam, ternyata kamu." Ucap manager itu sambil membungkuk hormat.
Pria yang kerap dipanggil Adam itu lalu dengan percaya diri langsung merangkul manager hotel.
" Cepat usir orang orang ini, mereka menganggu kenyamanan istriku." Ucap pria itu
"Tunggu." Teriak Irene
"Alena, sekarang jumlah mereka cukup banyak. Apa kamu yakin kita bisa menghadapinya sekarang?." Tanya irene tidak yakin
"Kayaknya manager ini masih satu komplotan dengan wanita licik ini, kita sepertinya terpaksa harus meminta bantuan." Balas Alena yang juga merasa khawatir
"Ayo cepat, bereskan mereka." Titah manager kepada anak buahnya
"Tunggu dulu." Teriak Alena
"Kalian tidak berhak menyentuhku, disini bukan hanya kalian yang punya identitas, tapi aku juga punya." Ucap Alena
"Hih, memangnya identitas apa yang dimiliki seorang pengemis seperti kalian?. Lihatlah suamiku ini, dia adalah tangan kanan dari perusahaan terhebat di kota ini. Kenapa gak boleh menyentuhmu?." Tanya wanita itu
"Apalah artinya tangan kanan pemilik perusahaan, aku adalah istri dari pemilik perusahaan Kim company." Alena berkata dengan bangga
Irene juga melakukan gerakan membungkuk seperti mempersilahkan sang ratu berbicara.
Mereka semuanya lalu tertawa bersamaan, jelas tidak semudah itu mereka percaya dengan kata kata yang di lontarkan alena
"Hahaha, apa? Jadi kamu adalah istrinya tuan Kim seokjin?." Tanya wanita itu tidak percaya, dan jelas jelas malah membuat semua orang semakin merendahkan Alena.
"Sudahlah Alena, jangan bermimpi di siang bolong. Semua orang bahkan tau, kamu itu gak bisa ngurus si Leo yang pengangguran itu. Dan ternyata sekarang kamu mau menggoda tuan seokjin juga? Kamu depresi ya abis di putusin?." Tanyanya
"Jadi kalian tidak percaya? Hmm yaudah bagaimana kalau aku memanggilnya Saja untuk datang kesini sekarang?." Tanya Alena balik menantang mereka
"Haha, kalau itu sampai terjadi. Aku rela deh sujud di kaki kamu, dan minta maaf. Lalu aku akan mengaku kalau aku memang orang bod*h." Wanita itu menerima tantangannya.
"Oke, ingat jangan lupakan apa yang kamu ucapkan sendiri." Tegas Alena
"Tapi kalau misalnya tuan seokjin tidak datang, kalian harus bersujud dikakiku. Lalu membersihkan sepatuku." Balasnya sambil menunjuk kearah kaki
"Oke." Jawab Alena sambil memberi kode tangan
"Hab*slah kalian." Tunjuk Irene kepada mereka
"Alena, apa kamu yakin bisa manggil om seokjin kesini?." Bisik Irene
"Kamu bagaimana sih, kamu kan keponakannya. Bukankah harusnya kamu yang memanggilnya?." Balas Alena berbisik.
"Keluargaku sebenarnya cuma kerabat jauhnya keluarga Kim, bukan saudara dekatnya. Mereka berani menantang mu seperti ini, karena mereka tahu om seokjin tidak pernah mau diajak berkompromi." Ucap Irene
Alena menarik nafasnya dalam.
"Baiklah, aku akan coba." Ucap Alena memberanikan diri untuk menelpon seokjin.
Irene lalu dengan sombong berjalan kearah meja untuk mengambilkan ponselnya alena, dia berjalan seperti pengawal dan memberikan ponsel itu pada temannya.
Dia menatap komplotan orang jahat itu dengan tajam tapi ekspresinya sangat menggemaskan.
//
Ternyata telfon itu terhubung langsung ke ponsel yang dipegang jeon, memang biasanya ponsel itu digunakan untuk urusan bisnis.
"Tuan, ada panggilan masuk dari nomor tidak dikenal." Ucap jeon lalu memberikannya pada seokjin
Seokjin langsung mengangkat ponsel itu, tapi belum sempat berbicara orang di sebrang telfon sudah berbicara lebih dulu.
"Sayang, aku dapat masalah di hotel Grand lux, cepetan kesini tolongin aku. Aku takut banget." Ucap Alena di lebih lebihkan
( Author lupa nulis nama hotelnya di bab sebelumnya, jadi ini aja ya hhe.)
"Baik, aku akan kesana dalam 10 menit. Tunggu disana, aku akan menjemputmu." Ucapnya lembut.
Tapi ketika ponsel itu dimatikan, aura dingin dan tatapan tajamnya tiba tiba kembali. Ternyata dia baru saja akan mengadakan rapat dengan para karyawannya.
"Rapat hari ini ditunda." Tegas seokjin, semua karyawannya Langsung menunduk patuh
"Pergi ke hotel grand Lux sekarang." Titah seokjin kepada anak buahnya jeon.
"Baik tuan." Jawabnya
"Bawa senjat*ku." Titah seokjin sambil berjalan
"Sepertinya akan ada hal besar terjadi, sampai sampai tuan seokjin sekhawatir ini." Batin jeon
Mereka pun segera bergegas kesana secepat mungkin, seokjin malah khawatir terjadi sesuatu pada Alena sekarang.
//
"Tuan seokjin bilang, dalam sepuluh menit lagi dia akan datang kesini. Dan kamu, bersiaplah untuk berlutut dan meminta maaf. " Ujar Alena dengan percaya diri.
"Hahaha, aktingmu benar benar terlihat sangat realistis. Kamu aja dulu kaya bucin banget sama si Leo, apa kamu fikir sekarang tuan seokjin mau sama barang bekas kaya kamu?." Tanya wanita itu sambil meledek
Alena lalu merapihkan poninya dengan santai,
"Suka atau tidak, kita liat aja nanti pas dia udah datang, iya kan?." Tanya Alena balik.
Kali ini wanita itu sedikit terkena gertakannya, dia mulai khawatir kalo seokjin akan benar benar datang kesana.
"Sayang, apa yang dikatakannya itu benar?" Bisik wanita itu kepada suaminya.
"Nggak mungkin lah, mana mungkin aku tidak tau kalo tuan seokjin sudah menikah. Apalagi rumor tentang tuan seokjin Tidak suka wanita itu benar adanya. Gausah membela diri, dasar tidak tahu malu."
Mulut suami wanita itu benar benar ingin Alena injak rasanya. Dia pria, tapi mulutnya melebihi wanitam
"Yaudah sayang, kalau begitu kita tidak perlu beri mereka waktu lagi. Haj*r mereka."titah wanita itu.
Alena dan Irene Langsung mengambil sikap waspada, bagaimana bisa mereka mengingkari janji untuk menunggu selama 10 menit.
"Kenapa kalian ingkar janji hah?." Irene berteriak marah.
"Tidak ada untungnya bagiku jika aku menepati janji, aku dan suamiku dari kalangan atas. Kita bisa tidak terikat pada janji apapun." Ucap wanita itu sombong
"Ucapan istriku tentu benar. Hmm dilihat lihat mereka cantik juga, haj*r saja dulu setelah itu kalian bisa menikm*tinya hahaha" ucap pria tua itu.
"Cepat haj*r mereka." Manager hotel itu malah mendukung tindakan tidak manusiawi ini.
"Alena, bagaimana ini? Kita hanya berdua." Tanya irene yang mulai ketakutan
"Mereka udah ingkar janji, sedangkan kita juga tidak ada pilihan lain. Lakukan saja beberapa teknik menghindar, selebihnya aku akan melindungimu." Ucap Alena.
Akhirnya Alena menghadapi para anak buah suami teman kuliahnya itu dengan sigap, dia juga berkali kali menyelamatkan Irene dari serangan serangan mereka.
Perkelahian terjadi cukup lama karena sepertinya lawan mereka tidak seimbang, Alena mulai kelelahan sekarang.
Bayangkan saja hampir 10 pria dewasa melawan wanita yang memiliki tubuh mungil sepertinya.
Dan ya, akhirnya mereka terdesak dan Irene berhasil di Sandra.
"Aduh sakit, lepasin."Irene berteriak.
Posisinya berlutut karena wanita jahat itu terus menekannya, dia juga menjamb*k rambut Irene dengan kuat
"Alena berhenti, jika kamu masih terus melawan. Maka temanmu ini akan aku h*BISI saat ini juga." Ancam wanita itu sambil memegang sebuah botol kaca tepat di atas kepala Irene.
"Alena, cepat pergi dari sini. Jangan pedulikan aku." Teriak Irene
"Dasar k*mpungan, sudah berada dalam keadaan bahaya, masih saja memikirkan pertemanan." Bentak wanita itu.
"Kalau kamu memang hebat, lepasin Irene. Hadapi aku satu persatu."teriak Alena
"Apa untungnya aku menuruti kata katamu?." Tanyanya
"Lebih baik kalian cepat berlutut dan meminta maaf padaku dan suamiku, mungkin dia akan berbaik hati dengan mengampuni kalian." Tambahnya
"Cuihhhh, gausah mimpi!." Tegas Alena.
"Cepat paksa mereka berlutut." Tegas sela ( dritadi author gak nyebutin namanya ya? Hhe lupa.)
Para anak buahnya lalu memaksa agar mereka mau berlutut.
"Karena pertemanan sangat berharga bagimu Alena, sekarang lihatlah bagaimana aku akan membuat temanmu m*ti." Ucap sela sambil mengayunkan tangan yang memegang botol kaca tadi.
Tapi tiba tiba...
Dorrrrrr...
Suara tembakan yang mengarah pada botol kaca itu langsung membuat mereka semua ketakutan dan langsung berlutut.
Mereka melindungi kepala mereka masing masing karena takut terkena tembakan itu.
Dan ternyata, saat mereka menoleh bersamaan kearah suara, disana ada seokjin berdiri dengan gagah sambil memegang pist*l yang baru saja dia gunakan untuk menemb*k.
Wajah suami sela langsung pucat pasti melihatnya dan dia terus menundukan wajahnya di lantai..
"Sayang...." Alena berlari memeluk seokjin
Hallo
Apa kabar?
Jangan lupa follow sama komen ya hhhi💜