Sheila yang dibesarkan dari orang tua yang tak pernah menyayanginya dan selalu dianggap sebagai pembantu di rumah sendiri, dia tak pernah menyangka bahwa dia akan menikah dengan seorang pengusaha terkenal dan ternama juga seorang mafia yang sangat kejam.
Menikah dengan orang asing apa lagi dengan seseorang yang belum ia kenal sama sekali karena dia harus menggantikan kakaknya yang kabur di pernikahannya karena harus membayar hutang.
Brian seorang pengusaha terkenal di New York dan memiliki banyak bisnis di berbagai negara namun tidak banyak orang yang tahu bahwa dia juga seorang mafia kejam yang tak segan-segan untuk melenyapkan orang yang mengganggunya. Sedangkan Sheila wanita periang dan juga lemah lembut harus dipasangkan dengan mafia kejam yang bisa saja menyakitinya.
Bagaimana kelanjutannya???
Kalau kepo langsung baca ceritanya ya......
🥕🥕🥕
FOLLOW INSTAGRAM @LALA_SYALALA13
FOLLOW TIKTOK @LALA_SYALALAA13
FOLLOW FACEBOOK @LALA SYALALA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lala_syalala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19_Khawatir Tapi Gengsi
"Siapa dia!" ucap Brian dengan menahan amarahnya.
"Saya juga tidak tahu tuan, tadi setelah dari panti asuhan nyonya besar mengajak nona Sheila ke mall untuk jalan-jalan, dan nona Sheila memilih untuk ke arah toko pakaian sedangkan nyonya besar berada di salon untuk perawatan.
Dan kebetulan di toko tersebut nona Sheila sedang memilih kemeja tiba-tiba ada ibu-ibu yang menyerobot dan mengambil kemeja yang di pilih oleh nona Sheila, nona Sheila hanya menegur karena nona duluan yang mengambil kemeja itu tetapi ibu tersebut tidak terima kemudian menghina nona Sheila dengan kata-kata tidak pantas dan juga menamparnya, persis seperti di video ini." sahut yoga panjang kali lebar.
Sebelum ke sini dia sudah mengumpulkan informasi dari supir dari nyonya besar Andres yang kebetulan juga sudah akrab dengan yoga meski terpaut umur begitu jauh.
"Apa! Jadi wanita sialan ini menghina istriku dan bahkan menamparnya!" bentak Brian ketika selesai melihat seluruh rekaman cctv tersebut, dia mendengarkan semuanya mulai dari penghinaan yang di tujukan kepada Sheila hingga penamparan.
"Cari informasi tentang ibu tua tersebut!" perintah Brian dan mendapat anggukan dari yoga.
"Siap laksanakan!" setelah itu yoga pun pergi dari ruangan dan mengerjakan tugasnya, mungkin karena sudah terbiasa masuk kerja sehingga saat libur tadi pun dia masih saja memikirkan kerja dasar memang si yoga itu.
Sedangkan Brian yang setelah mengetahui hal itu pun di buat geram pasalnya dia berani menghina Sheila istrinya, entah mengapa dia sangat marah hingga ingin segera membunuh wanita tersebut.
Pikirannya sekarang melayang ke keadaan Sheila sekarang, dia sangat khawatir bahkan saat kembali mengerjakan tugasnya Brian tak henti-hentinya memikirkan Sheila, dia takut terjadi apa-apa dengannya sekarang.
Tak lama berselang yoga masuk dengan membawa informasi yang sudah ia kumpulkan.
"Bagaimana?" tanya Brian to the point tanpa membuang-buang waktu.
"Beliau adalah ibu Ingrid Kansil, istri dari Samuel Kansil. suaminya memiliki perusahaan properti cukup terkenal dan juga sedang mengajukan kontrak kerja sama dengan perusahaan kita pak." ucap yoga.
"Jangan setujui kontraknya, dan jangan biarkan perusahaan manapun untuk menerima kerja sama dengan perusahaan tersebut!" pintanya.
Yoga pun mengerti kemudian pamit pergi dan melaksanakan tugasnya.
Setelah yoga pergi, Brian pun beranjak dan memilih untuk kembali pulang saja karena sekarang ini pikirannya sedang tidak terkontrol dan terus memikirkan rumah. (Rumah apa Sheila Brian, sok-sokan jaim sih sekarang malah khawatir).
"Yoga saya pulang dulu, kalau ada apa-apa kamu kabari saya." sahut Brian saat sudah berada di depan ruangannya.
Yoga yang awalnya syok pun hanya mengangguk paham, dia sangat tahu kalau Brian bosnya jarang sekali pulang lebih awal pasti akan pulang telat, namun sekarang dia malah pulang lebih awal dan langsung ke rumah, sungguh kejadian yang sangat langkah sekali.
"Kayaknya nih bos gue udah mulai ada rasa nih sama istrinya!" gumam yoga dengan senyum sumringah nya.
Brian segera melajukan mobilnya membela jalanan ibu kota, untung saja sekarang bukan waktunya pulang kerja sehingga lalu lintas sedikit lenggang meski pun tetap banyak kendaraan. (Iya lah, namanya juga kota besar).
Setelah beberapa waktu Brian pun sampai di mansion besarnya dana segera mencari sesosok yang sedang ia cari.
"Loh Brian kok udah pulang?" tanya mami saat melihat Brian sudah ada di mansion padahal ini belum waktunya pulang kerja.
"Sheila mana?" tanya Brian.
"Ada di kamar," jawab mami Salma.
Setelah mendapatkan jawaban tanpa menunggu lama Brian pun naik ke atas dan melihat ke kamarnya dan benar saja ternyata di sana ada Sheila yang sedang tertidur meringkuk seperti seorang bayi.
Brian pun membetulkan posisi tidurnya kemudian menyelimuti tubuh Sheila yang sepertinya kedinginan.
Setelah memastikan Sheila sudah nyaman Brian pun kembali ke ruang tamu di mana di sama ada mami nya dan juga papi yang baru saja sampai saat Brian juga sampai.
"Ada apa bri?" tanya papi, karena tidak biasa dengan sikap sang anak.
"Mi, mami tahukan soal kejadian Sheila di toko tadi?" tanya Brian kepada sang mami mengabaikan pertanyaan sang papi.
Papi yang di kacangin pun tak kalah bingung saat Brian bertanya masalah toko.
(memangnya ada apa dengan toko?) gumam papi Boni dalam hati.
"Apa! eng... enggak mami gak tahu!" ucap mami.
"Mi, Brian mohon kasih tahu Brian. Sheila itu istri Brian mi," sahut Brian memohon kepada sang mami.
Mami Salma yang tidak tega pun menceritakan kejadiannya kepada Brian, papi Boni pun ikut mendengarkan betapa terkejutnya saat mengetahui menantunya di tampar oleh orang lain, Brian juga sudah mengepalkan tangannya sehingga membuat ibu-ibu jarinya memutih.
"Kenapa mami gak cerita ke papi?" tanya papi sedikit lembut takut membuat hati sang istri sedih.
"Sebenernya mami ingin cerita tapi Sheila melarangnya dan memohon ke mami." ujar mami Salma, Brian pun memaklumi pasti berat juga untuk mami.
"Iya, gak papa kok mi. Kalau gitu Brian ke atas aja buat jaga Sheila," sahutnya kemudian menuju kamarnya di lantai atas.
Saat masuk Brian melihat Sheila yang sudah duduk bersandar di sandaran kasur dengan menetralkan lensa matanya.
"Udah bangun?" tanya Brian mendekat ke arah sang istri.
"Brian! kok udah pulang?" tanya Sheila karena dia tahu bahwa ini belum waktunya untuk pulang bukan.
"Capek!" sahutnya singkat kemudian mengambil pakaiannya dan berlalu menuju ke kamar mandi, Sheila hanya bengong saja tanpa tahu ada apa ini sebenarnya.
Brian yang masuk ke kamar mandi pun tak henti hentinya merutuki kebodohannya.
"Bodoh, bodoh kau Brian!" gumamnya sambil menyalakan shower dan membasahi tubuhnya menyegarkan tubuhnya.
Entah mengapa Brian sangat khawatir dengan Sheila tetapi sangat gengsi untuk mengatakan kekhawatirannya.
Sheila ingin beranjak dari tempat tidurnya, Brian juga keluar dari kamar mandi.
"Aku mau masak dulu bantuin di dapur, kamu ada ingin makan apa?" tanya Sheila menanyakan tentang makanan yang di inginkan oleh Brian.
"Terserah!" jawabnya singkat kemudian menuju ke walk in closet.
Sheila pun tak ambil pusing kemudian pergi meninggalkan Brian sendirian di kamar, sedangkan Sheila menuju ke dapur di sana sudah mami Salma pastinya dan juga bi Nana.
"Udah bangun, sayang?" tanya mami, karena saat mami ke kamar Sheila tadi beliau sedang melihat Sheila tertidur dengan lelapnya sehingga mami mengurungkan niatnya untuk membangunkan menantu kesayangan ini.
"hehe, udah mi. maaf tadi Sheila sangat capek soalnya!" sahutnya mendapat anggukan dari sang mami.
"Sayang, kalau kamu capek mending istirahat aja nanti malah kecapekan lagi." ucap mami Salma memberikan perhatian kepada sang menantu.
.
.
TBC