Kehidupan rumah tangga Chatlea dan Hendra sangatlah harmonis apalagi setelah mereka di karuniai dua anak kembar. Namun saat memasuki tahun ke lima, bencana rumah tangganya mulai menerjang.
Suami yang selama ini dia sayangi dan cintai ternyata menyimpan wanita lain di belakangnya.
"Aku ingin menikah lagi. Kamu setuju atau tidak, aku tetap akan menikah dengannya." Ucap Hendra.
Dunianya seakan runtuh saat itu juga mendengar kata-kata yang keluar dari mulut suaminya.
Hatinya menjerit ingin berteriak sekencang-kencangnya namun lidahnya keluh.
Air matanya terus mengalir tanpa henti menunjukkan betapa sakit, perih, dan kecewa yang teramat dalam yang ia rasakan.
Setelah suaminya menikah, dia malah dijadikan pembantu dan baby sitter di rumahnya sendiri.
Mampukah Chatlea bertahan tinggal seatap dengan madunya?
Ataukah Cathlea memilih mundur dari pernikahan yang sudah dia jalani selama bertahun-tahun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cucu
"Aduhhh Mommy, Nggak Mom, siapa yang hamilin anak orang?
"Jadi kamu punya anak di luar nikah?" Selidik Regina.
"Makin ngaur deh tuduhan Mommy, Kenan masih perjaka Mom." Kesal Kenan karena di tuduh.
Aditya kembali menahan tawanya.
"Trus, apa maksud mu bawain Mommy cucu?" Tanya Regina.
"Mommy mau liat cucu Mommy?" Tanya Kenan.
"Aduhhh Kenan, jangan bikin Mommy tambah pusing deh." Regina memijit pelipisnya.
Kenan mengambil ponselnya lalu memperlihatkan foto Zidan dan Zarah. Kenan mengambil foto mereka saat sedang main game tanpa sepengetahuan Zarah dan Zidan.
Regina menatap foto Zidan dan Zarah sambil tersenyum, rasanya sangat bahagia melihat tingkah kocak mereka saat bermain.
"Gimana Mom, mau nggak? nanti Kenan tambahin dua lagi, jadinya empat." Ucap Kenan memperhatikan reaksi Regina sambil menaikkan empat jari tangannya.
"Mereka sangat lucu, Mommy mau, ehhh jangan bilang mereka anak-anak Lea." Tebak Regina. Regina tahu tentang Cathlea karena Kenan sering menceritakan tentang Cathlea saat mereka kuliah. Bahkan Regina ikut sedih saat melihat Kenan pergi ke Jepang karena tak sanggup melihat Cathlea bersama Hendra.
"Emang iya Mom, mereka anak-anak Lea dan akan menjadi anak-anak Kenan. Gimana Mom mau nggak, kalo Mommy mau Kenan akan mendekati Cathlea kembali, tapi jika Mommy nggak mau, Kenan juga nggak akan menikah." Ucap Kenan yang sebenarnya berusaha untuk meminta restu Mommy nya.
"Terserah kamulah, dari pada kamu jadi perjaka tua." Kesal Regina.
"Nah gitu dong, sekalian Mommy bicara dengan Daddy, kalo kalian sudah merestui, baru Kenan deketin Lea lagi." Jelas Kenan.
"Bilang aja kamu minta restu kami. Sudah, sana kalian duduk di sofa aja, Mommy mau istirahat." Ucap Regina kemudian menutup matanya.
Kenan berjalan menuju sofa di susul Aditya juga ikut duduk.
"Dit, suruh beberapa anak buah Lo untuk mengawasi Cathlea, jangan sampai Hendra dan istrinya menyakitinya lagi, gw sangat mengkhawatirkan keadaannya. Perintahkan pada mereka untuk melaporkan apa saja yang dilakukannya padaku." Perintah Kenan.
"Siap bos." Aditya mengambil ponselnya lalu menghubungi anak buahnya.
"Sudah beres Ken, mereka akan mengawasi Lea 24 jam." Ucap Aditya.
"Bagus, mana laptop gw, kita selesaikan pekerjaan kita di sini." Perintah Kenan.
Aditya membuka tasnya lalu mengeluarkan laptop Kenan yang selalu ia bawa kemana-mana, lalu mereka menyelesaikan sisa pekerjaannya yang sempat mereka tinggalkan.
************
Sementara di kantor Hendra, Bella sedang membujuk Hendra untuk menemaninya ke mall.
"Ayo dong sayang, temenin aku shopping, ada tas branded keluaran terbaru, limited edition lagi cuma ada 5 yang diproduksi. Aku mau kamu belikan aku satu." Bella bergelayut manja di dada Hendra.
"Baru juga kemarin kamu belanja sepatu dan tas, kenapa beli lagi?" Tanya Hendra.
"Ini beda sayang, aku malu kalo aku pake barang yang itu-itu terus dengan teman-teman sosialita ku mas, mau ya? atau transfer aja deh uangnya, biar aku sendiri yang ke mall." Melas Bella.
"Baiklah aku transfer, berapa harga tasnya?" Tanya Hendra.
"150 juta mas." Ucap Bella dengan manja.
"Itu terlalu mahal sayang? Bisa nggak kamu jangan terlalu boros." Kesal Hendra.
Bella menggeleng.
"Ini juga untuk kamu mas, apa kata temen-temen kamu jika mereka liat aku nggak pakai barang branded. Kamu pasti malu kan?" Ucap Bella.
"Ya sudah aku transfer sekarang." Hendra mengambil ponselnya lalu mengirim uang ke rekening Bella.
"Sudah, ini yang terakhir kamu belanja bulan ini." Ucap Hendra.
"Makasih sayang. Mungkin aku agak lama belanjanya, mas pulang duluan aja, nanti dari mall aku langsung pulang ke rumah." Ucap Bella langsung mencium bibir Hendra. Setelah merasa puas Bella keluar dari ruangan Hendra menuju Mall.
Setelah 3 jam Bella belum juga kembali ke kantor, Hendra memutuskan untuk pulang sendiri ke rumah, ternyata Cathlea dan anak-anak belum juga pulang. Ia memutuskan untuk mandi lalu keluar menuju taman belakang.
Tidak lama kemudian Hendra mendengar suara anak-anaknya.
'Ternyata mereka baru pulang.' Pikir Hendra.
Ia kembali masuk kedalam rumah untuk menyapa anak-anaknya.
"Kenapa kalian baru pulang?" Tanya Hendra sambil memperhatikan penampilan Cathlea.
'Itukan dress yang pernah aku belikan dua tahun yang lalu? Kenapa dia makin cantik, tubuhnya makin kurus dan seksi, kulit makin bersih dan wajahnya juga makin cantik dengan sedikit polesan make-up yang natural.' Batin Hendra yang tadinya ingin marah, kini emosinya langsung mereda.
"Zidan ada les tambahan Dad." Ucap Zidan agar Hendra tidak marah.
Cathlea langsung melihat ke arah Zidan dan Zarah.
"Ayo sayang kalian mandi, Mommy mau masak dan bersihkan rumah." Ucap Cathlea, kemudian Zidan dan Zarah segera masuk ke dalam kamar.
Cathlea melangkah menuju dapur, namun tangannya di tarik oleh Hendra hingga mereka saling berpelukan karena Cathlea hampir saja terjatuh. Pandangan mereka saling bertautan, Hendra sudah tidak bisa menahan diri lagi, ia langsung mencium bibir merah muda Cathlea semakin lama dan semakin dalam.
"Leppasss." Cathlea memberontak sambil memukul dada Hendra.
"Kenapa? Kamu sudah nggak mau lagi aku sentuh? jangan pura-pura menolak, aku tau sebenarnya kamu juga menginginkan sentuhan ku kan? aku ini masih suami mu dan masih berhak atas dirimu." Jelas Hendra.
"Iya, aku tidak mau lagi disentuh oleh mu." Tolak Cathlea.
"Kenapa? apa sudah ada laki-laki lain di luar sana? lihat penampilan kamu sekarang? kamu bergaya seperti itu untuk siapa? pasti ada laki-laki lain kan atau kamu sudah selingkuh dariku?" Tanya Hendra dengan nada tinggi.
"Kenapa mas marah? bukannya yang selingkuh itu mas? mas yang menghianati pernikahan kita? kenapa sekarang menyalahkan aku?" Sentak Cathlea.
"Jangan membuat ku emosi Lea, ayo ikut aku." Hendra menarik paksa tangan Cathlea menuju kamarnya.
"Mas, mau ngapain? lepaskan mas tanganku sakit." Ucap Cathlea menahan rasa sakit di tangannya karena cengkraman Hendra terlalu kuat.
"Sini puaskan aku, kalo tidak akan menceraikan mu." Kesal Hendra sambil menyeret tubuh Cathlea yang semakin memberontak.
"Tidak, aku nggak mau mas, aku nggak akan melakukannya jika kamu tidak meninggalkan perempuan itu." Ucap Cathlea saat mereka berada di dalam kamar dan Hendra telah menguncinya.
Hendra langsung diam mengingat Bella sebentar lagi akan pulang.
"Prakkkk."
Hendra menampar pipi Cathlea.
"Aku tidak akan meninggalkan Bella, jika ada yang harus pergi dari rumah ini, itu adalah kamu." Bentak Hendra.
"Hikss.. hikss.. hikss.. Aku tidak mau mas, aku tidak akan pergi meninggalkan anak-anak ku." Ucap Cathlea.
"Kalo begitu ayo lakukan tugasmu sebagai seorang istri." Bentak Hendra kemudian menarik paksa Cathlea naik ke tempat tidur.
Hendra mulai membuka pakaiannya sambil mengunci tubuh Cathlea lalu mencumbunya dengan kasar. Saat Hendra mulai membuka pakaian Cathlea tiba-tiba seseorang mengetuk.pintu.
"Tok.. tok.. tok.."
.
.
.
Bersambung....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
.