NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Reinkarnasi Pendekar Dewa : Kehidupan Kedua Dunia Yang Berubah

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Kelahiran kembali menjadi kuat / Epik Petualangan / Fantasi / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Reinkarnasi
Popularitas:98.1k
Nilai: 5
Nama Author: Boqin Changing

Lanjutan dari novel Reinkarnasi Pendekar Dewa

Boqin Changing, pendekar terkuat yang pernah menguasai zamannya, memilih kembali ke masa lalu untuk menebus kegagalan dan kehancuran yang ia saksikan di kehidupan pertamanya. Berbekal ingatan masa depan, ia berhasil mengubah takdir, melindungi orang-orang yang ia cintai, dan menghancurkan ancaman besar yang seharusnya merenggut segalanya.

Namun, perubahan itu tidak menghadirkan kedamaian mutlak. Dunia yang kini ia jalani bukan lagi dunia yang ia kenal. Setiap keputusan yang ia buat melahirkan jalur sejarah baru, membuat ingatan masa lalunya tak lagi sepenuhnya dapat dipercaya. Sekutu bisa berubah, rahasia tersembunyi bermunculan, dan ancaman baru yang lebih licik mulai bergerak di balik bayang-bayang.

Kini, di dunia yang telah ia ubah dengan tangannya sendiri, Boqin Changing harus melangkah maju tanpa kepastian. Bukan lagi untuk memperbaiki masa lalu, melainkan untuk menghadapi masa depan yang belum pernah ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Boqin Changing, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekuatan Sha Nuo

Tawa pelan itu berubah menjadi langkah kaki yang mantap. Dari celah barisan pendekar berpakaian hitam, seorang pria tinggi berjalan maju. Rambutnya hitam pekat terikat sederhana ke belakang, wajahnya keras dengan gurat usia yang jelas. Sebuah tombak panjang berwarna gelap ia sandarkan di bahunya, mata tombaknya memantulkan cahaya api unggun dengan kilau dingin yang membuat bulu kuduk meremang.

Begitu sosok itu sepenuhnya keluar dari barisan, Shang Mu membeku.

Matanya membelalak tipis, napasnya tertahan sepersekian detik sebelum ia berkata dengan suara berat, penuh penekanan.

“…Hei Jue.”

Nama itu menggema pelan di antara api unggun dan deru angin malam.

“Tombak Penghakiman, Hei Jue,” lanjut Shang Mu, suaranya kini jelas terdengar oleh semua orang. “Pendekar Suci Puncak dari Kelompok Kabut Iblis.”

Zhiang Chi mengerutkan alisnya, tatapannya tajam menilai sosok di depan.

Hei Jue tersenyum lebar, senyum yang sama sekali tidak ramah.

“Hohoho… jadi kau masih mengingatku.” Ia melangkah satu langkah lagi ke depan.

Di belakangnya, dua sosok ikut maju, berdiri sedikit terpisah namun jelas berada dalam satu kelompok. Aura keduanya berat dan terkontrol. Salah satunya bahkan membuat tanah di bawah kakinya bergetar halus. Ia adalah pendekar suci… dengan delapan gerbang terbuka.

Tekanan semakin menekan dari segala arah. Hei Jue memutar tombaknya sekali, lalu menancapkannya ringan ke tanah. Ia menatap Shang Mu dari ujung kepala hingga kaki, lalu tertawa puas.

“Aku harus memanggilmu apa sekarang?” katanya santai. “Raja buangan? Atau…” matanya menyipit penuh ejekan, “…Mantan Kaisar Kekaisaran Shang, Shang Mu?”

Suara itu membuat Shang Ni menggigit bibirnya. Zhiang Chi mengepalkan tangan, sementara Sha Nuo menyipitkan mata, senyum tipis namun berbahaya muncul di sudut bibirnya.

Shang Mu menarik napas panjang, ekspresinya tetap dingin.

“Aku tak menyangka orang sepertimu masih mau muncul di hadapanku.”

“Sebaliknya,” Hei Jue mengangkat bahu. “Aku sangat senang akhirnya bertemu dengan kalian.”

Ia membuka kedua tangannya, seolah menyambut tamu lama.

“Bertahun-tahun,” lanjutnya, nada suaranya berubah sedikit kesal, “aku dan kelompokku diperintahkan oleh Kaisar Shang Yao… untuk bertahan di tempat terkutuk ini.”

Ia melirik sekeliling perkemahan dengan jijik.

“Berjaga-jaga. Kalau-kalau kau, istri dan anakmu kembali.”

Hei Jue mendecak lidahnya.

“Aku sudah muak. Kota mati, tanah mati, menunggu orang mati. Sungguh tugas menyebalkan.”

Tatapan Shang Mu mengeras.

“Kalau begitu jawab satu hal.”

Suaranya rendah namun penuh tekanan.

“Apakah Shang Yao dalang di balik hancurnya kediaman Keluarga Zhiang… dan Kota Longjing?”

Untuk sesaat, senyum Hei Jue menghilang. Namun hanya sesaat. Ia tertawa lagi, kali ini lebih pelan, lebih dalam.

“Itu bukan pertanyaan untukku.”

Ia menancapkan ujung tombaknya sedikit lebih dalam ke tanah.

“Kalau kau ingin jawaban…” matanya menatap Shang Mu tajam, “…tanyakan saja pada Penjaga Neraka nanti.”

 Kata-kata itu membuat suhu udara seolah turun beberapa derajat.Tanpa memberi waktu siapa pun untuk merespons, Hei Jue mengangkat satu tangan.

“Cukup basa-basinya.” Ia melirik ke sekeliling. “Semua bersiap.”

Serentak, tekanan makin kuat. Ada puluhan pendekar raja di tempat itu. Lalu juga ada ratusan pendekar beragam tingkat yang mengepung.

Ratusan orang di perkemahan itu mengencangkan cengkeraman senjata mereka, lingkaran kepungan semakin rapat. Busur ditarik, tombak diturunkan, pedang dimiringkan siap tebas. Pertarungan seolah tinggal menunggu satu percikan.

Shang Mu dan Zhiang Chi siap bertarung. Sha Nuo menghela napas pelan, jari-jarinya mulai bergerak perlahan, seolah menghitung sesuatu.

Namun di tengah tekanan yang hampir meledak itu, Boqin Changing dengan tenang melirik ke belakang. Tatapannya jatuh pada Sha Nuo. Ia tersenyum kecil, santai, seolah ratusan musuh di depan tidak ada artinya.

“Paman Nuo,” katanya ringan, suaranya jelas terdengar di tengah keheningan yang tegang,

“apa kau mau bersenang-senang?”

Sha Nuo terdiam sejenak, lalu tiba-tiba tertawa keras. Tawa itu bukan tawa ceria, melainkan tawa yang dipenuhi hasrat bertarung yang lama terpendam. Bahunya sedikit bergetar, matanya menyipit tajam ke arah barisan musuh.

“Ha… ha… ha…” Ia mengangguk pelan. “Sedari tadi, tanganku sudah gatal.”

Sambil berkata demikian, Sha Nuo melangkah maju satu langkah. Tanah di bawah kakinya berderit pelan.

Shang Mu yang melihat Sha Nuo maju refleks ikut melangkah ke depan. Ekspresinya tegas. Ia merasa tidak pantas jika dirinya, yang menjadi sasaran utama, justru berdiam diri sementara seseorang yang bahkan mengaku sebagai pelayan Boqin Changing bersedia maju bertarung menghadapi pasukan Kabut Iblis.

Namun sebelum benar-benar bergerak, Shang Mu menoleh ke samping. Tatapannya melembut sesaat ketika melihat istrinya.

“Chi’er,” katanya pelan namun tegas, “lindungi Ni’er. Apa pun yang terjadi, jangan sampai ada yang menculiknya.”

Zhiang Chi mengangguk tanpa ragu, satu tangannya menarik Shang Ni ke belakang tubuhnya, aura pendekar sucinya mulai berputar perlahan.

Shang Mu kembali menatap ke depan dan hendak melangkah. Namun sebuah tangan terulur dan menahan lengannya.

Shang Mu terkejut, lalu menoleh. Boqin Changing berdiri di sampingnya, ekspresinya tenang, bahkan sedikit malas. Tatapan pemuda itu tetap tertuju ke arah musuh, seolah apa pun yang berdiri di sana hanyalah pemandangan biasa.

“Tidak perlu, Paman Mu,” kata Boqin Changing datar.

Shang Mu mengerutkan alis.

“Tapi...”

“Paman Nuo tidak butuh bantuan siapa pun,” lanjut Boqin Changing memotong dengan santai. “Kalau lawannya hanya mereka…”

Ia berhenti sejenak, sudut bibirnya terangkat tipis.

“…itu bahkan tidak layak disebut pertarungan.”

Kata-kata itu membuat beberapa pendekar Kabut Iblis terdiam sesaat, lalu tawa meledak dari barisan mereka.

“Hahaha!”

“Pemuda gila!”

“Berani sekali bocah ini!”

Hei Jue ikut tertawa, bahunya berguncang pelan. Ia menatap Boqin Changing dengan tatapan penuh ejekan.

“Anak kecil,” katanya sambil menggeleng, “kau benar-benar tidak tahu di mana kau berdiri.”

Di Kekaisaran Shang, nama dan wajah Boqin Changing sama sekali tidak dikenal. Bagi mereka, ia hanyalah seorang pemuda asing yang ikut rombongan Shang Mu. Tidak ada satu pun yang tahu bahwa pemuda itu berasal dari Kekaisaran Qin. Tempat yang begitu jauh dan nyaris tak bersinggungan dengan wilayah ini.

Sha Nuo mendengus.

“Kalian semua…” katanya dingin, “…terlalu banyak bicara.”

Detik berikutnya sesuatu terjadi.

Booommm!

Aura mengerikan meledak dari tubuh Sha Nuo. Tekanan berat menghantam segala arah. Tanah di bawah kaki mereka langsung bergetar hebat. Retakan-retakan panjang menjalar seperti ular, membelah permukaan bumi. Pohon-pohon di sekitar perkemahan tercabut dari akarnya atau tumbang dengan suara menggelegar.

Langit yang semula gelap berubah semakin muram. Awan hitam berkumpul dengan cepat, disertai kilat yang menyambar turun, menerangi wajah-wajah terkejut di bawahnya.

Aura itu pekat, dalam, dan mendominasi. Sha Nuo berdiri di tengah semua itu, rambut dan pakaiannya berkibar diterpa tekanan kekuatan sendiri.

Pendekar Bumi Puncak. Bukan sembarang puncak, melainkan setengah langkah menuju Pendekar Langit. Sebuah eksistensi yang bisa menekan satu wilayah sendirian.

Semua orang membeku. Pendekar-pendekar Kabut Iblis yang semula tertawa kini wajahnya pucat. Beberapa pendekar raja bahkan tanpa sadar mundur setengah langkah. Napas mereka terasa berat, dada mereka seakan tertekan.

Shang Mu terkejut. Zhiang Chi juga membelalakkan mata. Mereka berdua tahu Sha Nuo kuat, namun tidak pernah menyangka sejauh ini.

Di tengah keterkejutan semua orang, hanya satu sosok yang tetap berdiri santai tanpa perubahan ekspresi. Boqin Changing. Ia menatap punggung Sha Nuo dengan senyum kecil.

1
Nanik S
Dapatkah Shang Mu mendapat Jawaban tentang Anaknya
Nanik S
Dasar Sha Nuo... selalu saja bikin seru 👍👍
zkr junior
jadi kurang seru ini, nyari seseorang yg gk jelas,
Pims Sinung Mulia
makin akrab dengan Paman Nuo , jadi salah satu character favorite ini orang. Gmna ntar jika ketemu Gao Rui, apakah bkal diisengi ini si Gao Rui di pendekar naga bintang.
zkr junior
jadi kurang seru
Mamat Stone
teruskan Thor

💥💥💥💥
Mamat Stone
nanggung banget Thor
🔥🔥🔥
ira citra
luar biasa
Anonymous
lanjuttkaaannn
John Travolta
mantul
John Travolta
lagiiiii 😍
hamdan
super sekali
hamdan
mantulita
Duroh
lagi thor
Joko
gasssssss
Joko
jossssss 👍
Wanfaa Budi
lagi thor
Wanfaa Budi
mantapppp
Mulan
gas terus thor
Mulan
lanjutkannnn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!