Dijual oleh Ibu dan Kakak tirinya pada seorang CEO dingin demi untuk menebus rumah yang digadaikan oleh Ibu tirinya dan juga melunasi hutang judi Kakak tirinya. Diandra terpaksa menikah dengan laki-laki kejam bernama Erlangga.
CEO yang begitu terkenal dengan prestasi dan begitu diidamkan banyak wanita itu, selalu berlaku semena-mena pada Diandra, terutama saat diatas ranjang.
Diandra terpaksa bertahan, tetapi bukan karena mencintai Erlan, melainkan karena keluarga barunya yang begitu menyambut baik kedatangan Diandra sebagai menantu. Ditambah lagi, dia tidak punya tempat berteduh kecuali rumah suami kejamnya itu.
Akankah Erlan luluh dan mencintai istrinya Diandra saat kekasih Erlangga yang sesungguhnya datang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delis Misroroh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Cherin
"Sayang! Aku sangat merindukanmu," teriak Cherin yang menerobos masuk ke dalam ruangan Erlan walaupun sudah ditahan oleh sekretarisnya. Cherin juga marah-marah dan mengancam akan meminta Erlan untuk memecatnya. Bahkan saat itu Erlan sedang berbincang dengan klien yang cukup penting. Cherin terus melangkah dengan santainya dan duduk di pangkuan Erlan kemudian mencium sebelah pipi Erlan.
"Maaf! Kita akan bicarakan masalah ini besok, Pak. Saya yang akan menemui Anda di kantor," ucap Erlan segera beranjak dari tempat duduknya.
"Honey! Tega banget sih kamu. Aku mau duduk dipangkuan kamu loh. Aku kangen banget sama kamu," keluh Cherin yang terpaksa turun dan ikut berdiri lalu bersilang tangan didada.
"Bukannya Pak Erlangga sudah menikah?" tanya klien Erlan yang bernama Davis.
"Ah, iya! Susah dijelaskannya. Mari saya antar sampai lobby," ajak Erlan dan Davis menurut. Erlan menemani kliennya dari lantai tujuh hingga lobby. Meeting itu terpaksa ditunda karena kedatangan Cherin yang tiba-tiba. Padahal jadwal kepulangan karena dia mengatakan sibuk di Paris masih sekitar satu minggu lagi, tetapi dia pulang tanpa memberi kabar dan menerobos masuk ruangan Erlan walaupun memang dia sudah terbiasa begitu sebelumnya.
"Cherin! Kamu gila ya? Pak Davis ini klien sangat penting dan susah sekali bertemu dengannya. Kenapa kamu menerobos masuk begitu saja? Siall! Paman bisa marah sampai proyek besar ini nggak bisa aku tangani," umpat Erlan kemudian menjatuhkan tubuhnya di sofa.
Tentu saja Cherin terkejut dengan perubahan sikap Erlan yang biasanya tidak pernah membentak bahkan bicara kasar ataupun nada tinggi. Namun berbeda kali ini, sikapnya berubah total. "Sayang! Kamu marah sama aku?" Cherin pun menindih tubuh Erlan dan mendaratkan ciuman di bibir.
"Nggak! Aku marah sama diriku sendiri." Erlan tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Anehnya, sikap Cherin tidak membuatnya bertenaga. Erlan malah kesal Cherin datang saat ini.
"Kamu nggak suka aku datang? Aku mengubah semua jadwalku karena aku merindukanmu, Sayang. Kamu nggak mau kangen-kangenan sama aku, hm?" goda Cherin dengan sentuhan-sentuhan eksotis.
"Maaf! Mood ku nggak bagus. Kamu pulanglah dulu ke apartemen. Nanti pulang kerja aku akan kesana," jawab Erlan segera menindih matanya dengan sebelah tangan.
"Erlangga!" pekik Cherin dan berdiri di sisi sofa. "Lo nggak bener-bener jatuh cinta sama istri palsu lo yang kampungan itu kan?" cerca Cherin dengan nada curiga.
"Aku capek. Kita bisa bicara nanti. Pulanglah! Jangan buat aku tambah stres," jawab Erlan tanpa mengubah posisinya.
"Nona! Sebaiknya Nona segera pulang. Tuan Erlan sudah berjanji akan menyusul ke apartemen, jadi dia pasti akan datang," kata Jio mempersilahkan Cherin keluar.
Cherin hanya bisa menghentakkan kakinya beberapa kali karena kesal dengan sikap Erlan yang seolah tidak peduli sama sekali atas kedatangannya. Dengan terpaksa Cherin pun keluar bahkan membanting pintu saat menutupnya.
...***...
Waktu menjelang sore dan Erlan masih tidur di sofa sejak siang tadi. Jio tidak berani membangunkan karena dia tahu Tuannya itu sedang marah. "Sialan! Kenapa dengan wanita itu?" teriak Erlan membuat Jio terperanjat.
"Tuan, mimpi apa?" tanya Jio seraya mengusap dadanya karena hampir saja jantungnya lompat.
"Menurut kamu, aku harus gimana?" tanya Erlan kemudian duduk bertopang di kedua kakinya seraya tertunduk. "Aku pusing!" lanjutnya merasa frustasi.
"Maksudnya apa, Tuan. Saya tidak mengerti." Jio balik bertanya.
"Kamu tahu Diandra seperti memberikan sihir padaku. Hanya memikirkan dan menyebut namanya saja milikku langsung sesak. Padahal kamu tahu aku hanya mencintai Cherin selama ini," jelas Erlan dan Jio hanya manggut-manggut. "Jio! Jawab!" teriak Erlan membuat Jio kembali terperanjat.
"Astaga! Untung Bos," batin Jio. "Saya lagi mikir, Tuan," jawab Jio kembali mengelus dadanya.
"Mikir kamu lama amat sih!" Lagi-lagi Erlan berteriak.
"Sepertinya Tuan udah bosan dengan Cherin karena dapet mainan baru," jawab Jio seenaknya.
"Nggak masuk akal," kata Erlan menatap Jio dengan aura membunuh.
"Eh! Salah ya! Tapi coba Tuan ceritakan dengan detail bagaimana awal mulanya," ucap Jio menenangkan Erlan agar tidak marah-marah.
"Sejak malam pengantin itu, hanya melihat tubuhnya aja udah buat aku menenggang. Kemudian aku memaksa menggaulinya, aku melihat noda merah di tempat tidur. Sebelum kita pergi ke luar negeri, aku bahkan nggak tahan untuk menidurinya terlebih dahulu dengan paksa. Tapi anehnya aku nggak begitu dengan Cherin dulu bahkan rasanya beda jauh. Malam pertama kami biasa saja dan aku nggak melihat noda merah. Malam tadi dia kesakitan bahkan susah untuk berjalan karena aku bermain terlalu kasar padanya. Aku jadi memikirkan malam pertamaku dengannya, pasti saat itu dia sangat kesakitan juga. Entah kenapa aku tiba-tiba kasihan bahkan nggak bisa bersikap kasar. Aku pun bermain kembali dengannya di pagi hari dengan lembut. Lebih anehnya, rasa itu semakin nyata berbeda dengan saat aku menggauli Cherin. Gilaa kan?" papar Erlan panjang lebar dan Jio kembali manggut-manggut.
"Kesimpulannya Nona Diandra itu masih perawan dan belum tersentuh siapapun, sedangkan Nona Cherin sudah pernah bergaul dengan laki-laki lain sebelum dengan Tuan, begitu," jawab Jio.
"Berarti saat itu dia bohong kalau aku laki-laki pertama yang dia tiduri,"
"Kemungkinan begitu, Tuan. Saya juga sudah bilang diawal kalau Nona Diandra ini masih perawan dan dia tidak pernah keluar rumah. Hidupnya hanya mengabdi pada Ibu juga Kakak tirinya."
"Sialann! Bahkan tadi aku sangat ingin menampar Cherin karena mengganggu meeting ku. Berbeda dengan Diandra yang bisa bersikap lembut bahkan mengambil hati Mami dan Nenek. Sedangkan dia sama sekali nggak mau pendekatan dengan mereka,"
"Tapi sebaiknya Tuan segera menyusul Nona Cherin ke apartemen sebelum dia berbuat macam-macam, Tuan." Erlan mengangguk dan beranjak pergi bersama Jio.
Sepanjang perjalanan, Erlan terus memikirkan Diandra. Bahkan dia berpikir jika wanita itu menggunakan pelet, tetapi tidak mungkin di zaman modern seperti ini ada hal semacam itu. Apalagi mengingat saat dia menjemput Diandra yang sangat tidak mau dan tidak terima dijual. Kalau dia menggunakan pelet, tentu saja mudah baginya untuk mencari laki-laki manapun yang dia mau tanpa perlu sukarela dijual.
Tiba di apartemen, Erlan langsung masuk dan Cherin sudah mengenakan lingerie berwarna merah dengan posisi menggoda di atas tempat tidur. "Sayang! Kemari lah!" Cherin memberikan kecupan jarak jauh, tetapi Erlan tetap berwajah datar. "Sayang! Kamu kenapa sih? Apa istrimu lebih menarik dari aku?" Cherin pun bangkit dan memeluk Erlan.
"Mana mungkin begitu. Aku hanya capek. Aku mau mandi dulu ya?" jawab Erlan berusaha tersenyum.
"Nggak usah! Aku sangat rindu padamu terutama senjatamu ini, Sayang!" jawab Cherin seraya meraba kepemilikan Erlan. Namun anehnya tidak ada rasa apa pun saat tangan Cherin mulai nakal. "Kita langsung main, hm?" goda Cherin lagi.
Erlan akhirnya membopong tubuh Cherin dan membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur. Keduanya bermain, tetapi hanya Cherin yang begitu menikmati permainan itu, tidak dengan Erlan yang terus menerus membayangkan wajah Diandra.
........
𝐤𝐥𝐨 𝐚𝐪 𝐝𝐥𝐮 𝐡𝐛𝐬 𝐤𝐮𝐫𝐞𝐭 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐨𝐥𝐞𝐡 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐢𝐧𝐢𝐦𝐚𝐥 𝟑𝐛𝐥𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚
𝐲𝐠 𝐩𝐫𝐭𝐦𝐚 𝐤𝐫𝐧 𝐤𝐞𝐥𝐞𝐥𝐚𝐡𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐪 𝐠𝐤 𝐧𝐠𝐫𝐭𝐢 𝐤𝐥𝐨 𝐡𝐦𝐥 𝐦𝐮𝐝𝐚 𝐭𝐮 𝐠𝐤 𝐛𝐥𝐡 𝐤𝐞𝐜𝐚𝐩𝐞𝐚𝐧 𝐚𝐩𝐚𝐥𝐠𝐢 𝐮𝐬𝐢𝐪𝐮 𝐣𝐠 𝐦𝐬𝐡 𝐦𝐮𝐝𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟐 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐢𝐨𝐦𝐚 𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐞𝐣𝐞𝐧𝐢𝐬 𝐤𝐢𝐬𝐭𝐚
𝐲𝐠 𝐤𝐞 𝟑 𝐛𝐥𝐢𝐧𝐝 𝐨𝐯𝐮𝐦 𝐚𝐭𝐚𝐮 𝐣𝐚𝐧𝐢𝐧 𝐭𝐝𝐤 𝐛𝐞𝐫𝐤𝐞𝐦𝐛𝐚𝐧𝐠 𝐣𝐝 𝐝𝐢 𝐫𝐚𝐡𝐢𝐦 𝐪𝐮 𝐡𝐧𝐲 𝐚𝐝𝐚 𝐤𝐧𝐭𝐨𝐧𝐠 𝐛𝐚𝐲𝐢 𝐝𝐚𝐧 𝐚𝐢𝐫 𝐤𝐞𝐭𝐮𝐛𝐚𝐧 𝐬𝐚𝐣𝐚