Ini kisah cinta Sinaga, pria beristri yang jatuh cinta pada wanita yang mengandung anaknya. Mereka bukan kekasih, bukan musuh. Mereka hanya orang asing yang terjebak oleh keadaan. Karena satu malam, Moza hamil. Bagaimana Moza menjalani hidupnya? Apa Naga tahu, bahwa wanita asing itu mengandung benih yang tak sengaja ia tanam.
Follow akun Instagram Sept
Sept_September2020
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sept, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKANDAL
18+ Istri Gelap #19
Oleh Sept
“Jangan senang dulu, aku hanya menunda keberangkatanku beberapa hari karena lukamu.” Kata itu meluncur begitu saja ketika Naga melihat raut bahagia di wajah Moza. Pria itu takut Moza kelewat senang dan bakal tambah kecewa, karena mengira ia tak jadi membawa Sendy bersamanya.
Naga hanya menunda, ia sengaja memberi waktu tambahan bagi wanita itu. Rasanya terlalu sadis bila memisahkan ibu dan anak saat Moza sedang terluka. Apalagi itu adalah luka karena melindungi dirinya. Tanpa sadar mungkin rasa simpati akan berubah menjadi rasa yang lebih dalam.
Mendengar kata Naga, Moza terlihat tidak peduli. Fokusnya kini terpusat pada Sendy yang terlihat bahagia, anak kecil itu nampak senang dengan boneka yang kini dipeluknya dengan erat.
“Sendy ... bagus sekali, apa itu dari Om Arka?” tebak Moza. Terang saja Naga langsung berwajah masam, itu adalah boneka darinya. Hadiah pertama untuk anak yang baru ia temukan.
“Papa ... Sendy sekarang punya Papa.” Anak itu membelai bulu-bulu halus pada bonekanya, tak melihat wajah shock sang Mama.
Sedangkan Naga, ia begitu menikmati rasa keterkejutan Moza. Bila ingin ibunya, dekati anaknya. Barangkali itu yang diterapkan Naga sekarang. Bagaimapun juga, sepertinya ia tak hanya menginginkan Sendy. Ia rasa, juga ingin wanita itu. Tanpa sadar bibirnya melengkung, senyum kecil terlukis di sana. Namun hanya sebentar, karena melihat Moza menatap dirinya.
“Sendy ... siapa yang bilang?” ketika bertanya pada putrinya, matanya malah melihat ke arah Naga. Ia terus saja menatap pria itu, ada rasa curiga dalam benak Moza.
“Papa yang bilang!” Anak kecil itu mendongak menatap mamanya, dengan mata bulat kecil yang hitam mengkilap. Ekpresi anak itu terlihat polos, namun ada rona bahagia di dalam sana. Apa Sendy seneng? Karena ada orang yang mengaku sebagai ayahnya? Moza lama-lama jadi merasa berdosa sendiri.
“Aku yang bilang!” sambung Naga.
“Sendy ... Sendy mau kan tinggal sama Papa?” Naga berjongkok, ia bertanya pada putrinya secara langsung. Bila membujuk Moza sangat sulit, ia akan membuat Sendy memihak kepada dirinya. Membuat Sendy meminta Moza untuk tinggal bersama dengannya. Naga sudah main akal-akalan untuk menyurangi Moza.
Tanpa ditanya untuk yang kedua kali, kepala anak itu mengangguk dengan mantap. Siapa yang menolak sosok pria hangat itu? Sejak pagi Sendy sudah diajak jalan-jalan untuk membeli boneka dan beli ice cream kesukaannya. Belum lagi banyak mainan di dalam bagasi mobil pewaris Sanrio tersebut. Bila Sendy mau, toko mainan pun akan dibelikan oleh papanya.
“Bagus!” ucap Naga lalu meraih tubuh kecil itu. Baru bertemu sebentar tapi dua orang tersebut langsung terlihat kompak dan akrab. Naga menggendong Sendy, mencium pipi bakpo yang gembul itu. Sedangkan putrinya, terlihat senang. Kalau begini Moza mana tahan? Satu-satunya ia bertahan adalah ingin melihat Sendy bahagia.
“Bilang sama Mama, minta ikut tinggal sama kita nanti,” bisik Naga di telinga putrinya. Sendy mengeliat karena geli. Kemudian tersenyum kecil sambil bicara pada mamanya.
“Mama ... Sendy mau tinggal sama Papa ... Pa-pa ... Ma-ma ... Sen-dy!” celoteh Sendy. Anak itu mengabsen keluarganya. Barangkali ia teramat senang, lantaran ia sudah punya Papa sekarang.
Naga bagai di atas angin, apalagi saat menatap wajah Moza yang pias. Wanita itu tak berkutik, bila semula selalu mampu beradu argumen dengan dirinya. Kini ia seperti terlihat lemah di mata putrinya.
“Bagaimana Moza?” Naga tersenyum penuh kemenangan ketika Moza terlihat begitu pasrah tak berdaya. “Pasti cara ini berhasil,” pikir pria tersebut.
“Sendy senang?” tanya wanita tersebut pada putrinya. Ia ingin mendengar langsung bagaimana perasaan anak kecil yang terlihat riang tersebut. Padahal kemarin ia nampak ketakutan dan menangis saat Madam mencoba membawanya. Hanya semalam, Naga membuat putri kecilnya sangat senang. Apa ia tega, mematikan senyum ceria buah hatinya itu?
Anak itu hanya mengangguk sembari mencium sayang pada bonekanya. Hadiah pertama dari ayahnya, pastilah itu sangat berkesan. Hati Moza terenyuh memikirkan kisah putrinya. Mungkin ini adalah takdir mereka berdua.
Moza mengambil napas dengan dalam, kemudian mulai bicara lagi pada Naga. Pria yang sejak kemarin yang menanti keputusannya.
“Baiklah, aku akan ikut.”
Ada sebuah beban yang seolah terangkat dari pundak pria tersebut, saat Moza menerima tawarannya. Kenyataan ia membuat wanita itu hamil dan tidak tahu sampai anak itu tumbuh besar, membuat Naga terusik bila tak membawa mereka bersamanya.
“Akan aku urus semuanya, dua hari lagi kita akan ke kota.” Ucap Naga kepada Moza. Wanita itu hanya mengedipkan mata sekali, seolah sudah mengerti.
“Sendy, kamu senang tidak? Kita akan tinggal bersama.” Naga menyentuh rambut halus Sendy, pria yang jarang tersenyum itu. Pagi ini sumringa saat dekat-dekat dengan putri kecilnya itu.
Sedangkan Moza, pikirannya kini mulai berkecamuk. Tinggal bersama dengan pria yang sudah menikah? Apakah dia adalah perusak hubungan orang?
“Moza ... Moza!” panggil Naga yang membuyarkan lamunan Moza yang sedang melamun. Wanita itu benar-benar sedang banyak pikiran. Ketika memutuskan ikut bersama Naga, itu artinya ia sudah siap menghadapi masalah baru. Entah itu apa, yang pasti ia yakin pasti ada. Apalagi pria itu bukan pria yang biasa-biasa saja, memikirkannya saja Moza jadi sakit kepala. Mengapa takdirnya rumit? Harus muncul di tengah-tengah keluarga orang lain. Meresahkan!
Di dalam pesawat yang hampir mendarat, Mama Rita terlihat kesal pada menantunya.
“Kalau Naga tinggal beberapa hari di sana, harusnya kamu ikut. Ngapain balik sama Mama?” ucapnya dengan kesal.
“Mas Naga banyak pekerjaan, Ma. Lagian percuma kalau Sierra di sana, paling juga cuma di hotel sendirian.”
“Pintar-pintar dong, Ra! Biar suamimu betah, kalau begini kapan Mama punya cucu!” ketus Mama.
Sierra tak bisa membalas kata-kata mertuanya, “Bagaimana punya cucu, Ma? Mas Naga tak pernah menyentuhku!” batin wanita berparas sendu tersebut.
Dua hari kemudian, di sebuah Bandara. Seorang pria sedang berjalan sembari mengandeng tangan munggil nan mengemaskan, sejak tadi Sendy terus berceloteh. Ia menyanyikan banyak lagu anak-anak, bila digabung mungkin bisa satu album.
Di belakang Naga, ada Moza. Mengenakan masker dan scarf yang ia lilit dengan asal di kepalanya. Wanita itu menjaga jarak, sengaja berjalan agak jauh di belakang Naga dan putrinya.
“Mengapa lama sekali?” sepertinya Naga bosan menunggu Moza yang tak kunjung masuk dalam mobilnya.
Wanita itu hanya diam saja, kemudian masuk ke dalam mobil yang sama dengan pewaris Sanrio group tersebut. Mereka tidak tahu, sorot kamera sedang mengarah ke mobil mereka. Bersambung. Skandal istri gelap pun dimulai.
Yang belum kenalan sama penulis Istri Gelap, yuk ... Instagram : Sept_September2020
Terima kasih.