Niana Lestari,gadis berusia 18 th terpaksa harus menerima perjodohan yang dibuat oleh almarhum sang kakek dengan anak dari anak angkat sang kakek.
Irlan Pratama,laki-laki berumur 26 th adalah laki-laki yang dijodohkan untuk Niana.
Apa yang terjadi setelah pernikahan mereka?
Mengapa mereka harus bercerai di usia pernikahan yang masih 3 bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Na_Les, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Melda menghampiri Irlan yang berada di ruang tamu sambil membawa kopi hitam dan biskuit kelapa untuk Irlan.
Melda duduk di samping Irlan.
"istri kamu?" tanya Melda saat melihat Irlan seperti mengirim pesan.
"iya.." sambil menyandarkan kepala di pinggiran sofa.
"capek banget yah..?" tangan Melda sambil memijat pundak Irlan.
"pijatan kamu enak banget yank..." puji Irlan.
"kamu bisa aja.."
Melda pun mengalihkan tangannya ke kepala Irlan.
"yank..." kata Melda sambil tangannya terus memijat.
"yah.."jawab Irlan sambil memejamkan mata.
"mau sampai kapan hubungan kita kayak gini?"
Irlan menghela nafasnya kasar.
"aku belum dapet caranya yank. Sabar yah yank," sambil mengusap rambut Melda.
"aku juga butuh kepastian yank,aku gak bisa kalau gini terus.." rengek Melda.
Irlan menangkup wajah Melda dengan kedua tangannya.
"sabar sebentar lagi yah..." berusaha menenagkan Melda.
Irlan mencium bibir Melda,********** cukup lama. Ciuman yang tadinya lembut pun menjadi ciuman yang bergairah.
Irlan menggendong Melda ke dalam kamar ala bridal style. Membaringkannya di atas ranjang.
Kini posisi Irlan berada diatas Melda.
Irlan kembali ******* bibir kekasihnya itu,tidak puas dibibir ciuman itu pindah ke leher dan dada meninggalkan bekas merah keunguan.
Permainan pun semakin panas. Melda menuntun tangan Irlan ke dalam miliknya.
Disaat jari Irlan telah masuk ke dalam milik Melda,Irlan merasa milik Melda sudah longgar.
Tapi Irlan menepis pikiran negativenya,mungkin saja karena jari yang masuk.
Dengan mulut Melda,Irlan pun sampai puncaknya.
Erangan panjang keluar dari mulut Irlan,dan memuntahkan laharnya di dalam mulut Melda.
Melda pun bangkit dari ranjang,bergegas ke kamar mandi membersihkan mulutnya.
Ekor mata Irlan mengikuti tubuh Melda yang polos masuk ke kamar mandi.
Irlan merentangkan kedua tangannya,dia masih berpikir kenapa milik Melda yang begitu longgar.
Karena rasa penasaran yang begitu besar,Irlan pun memutuskan untuk bertanya kepada dua sahabatnya.
Pintu kamar mandi terbuka,Melda sudah membersihkan dirinya. Dilihatnya Irlan sedang memasang kembali celananya.
"gak mandi dulu yank..." tanya Melda menghampiri Irlan.
"gak usah dirumah aja."
Melda memeluk Irlan.
"makasih yank.." bisik Melda di telinga Irlan.
"untuk?"
"untuk yang tadi. Ini pertama kalinya kamu bikin aku pelepasan." bisik Melda lagi.
Selama Irlan bersama Melda mereka memang belum pernah melakukan hubungan suami istri. Paling jauh hanya membuat Irlan puas dengan menggunakan tangan atau mulut Melda. Irlan sama sekali tidak pernah menyentuh milik Melda.
Irlan yang mengerti kata-kata Melda menjauhkan tubuhnya dari Melda.
Ada yang ingin ia tanya kan langsung,tapi tiba-tiba saja bibirnya terasa kelu. Dia pun mengurungkan niatnya,ada baiknya ia bertanya kepada Igo dan Yordan dulu.
"kenapa?" tanya Melda ketika Irlan menjauhkan tubuhnya.
"kalau kamu peluk-peluk terus aku kapan pulangnya yank..." kilah Irlan yang sedang menutupi rasa penasarannya.
Melda tersenyum mendengar kata-kata Irlan.
"untung aja dia bego,kalau dia pinter pasti dia tau kalau gue udah gak pw."batin Melda senang akan kebodohan Irlan.
"emang gak bisa yah kamu nginep disini,aku bosen yank tidur sendiri terus.." rayu Melda sambil mengelus-elus dada Irlan.
"sabar yank,akan ada waktunya kamu jadi wanita satu-satunya di hidup ku.."
Irlan keluar dari kamar menuju pintu keluar.
"aku pulang yah" Irlan mengecup puncak kepala Melda.
Melda pun mengangguk.
"hati-hati yank,kalau udah sampe rumah kabarin."
"ok.." kata Irlan sambil berlalu dari unit apartemen Melda.
Sampai di dalam mobil Irlan pun menghubungi Yordan.
Panggilan pun tersambung.
"Halo Dan.."
Bukan jawaban yang Irlan dapatkan,malah suara desahan-desahan yang keluar dari mulut laki-laki dan perempuan
Irlan pun memutuskan panggilan dengan Yordan.
"bre**sek Yordan,sengaja pasti tuh curut.." umpat Irlan yang telinganya ternodai karena ulah Yordan.
Irlan melakukan panggilan lagi,tapi kali ini panggilan ke nomor Igo.
Sudah lima kali Irlan menelpon Igo tapi tak kunjung diangkat-angkat.
Baru Irlan akan melakukan panggilan lagi,ternyata Igo sudah menghubunginya kembali.
"apaan?" kata Igo tanpa basa-basi ketika Irlan menjawab telponnya.
"loe dimana?" tanya Irlan.
"di apartemen."
"gue kesana."
Belum sempat Igo menjawab,Irlan sudah mematikan telponnya.
"kampreto emang tuh orang,ngpain jam segini dateng. Gak tau apa gue baru dua ronde." gerutu Igo sambil beranjak dari tempat tidurnya dan memakai kembali boxernya.
"loe pulang gih..gue mau ada tamu." Igo menyuruh ONS nya untuk pulang.
Perempuan itu pun bangkit dari tempat tidur dan memakai kembali pakaiannya.
Igo mendekati perempuan itu,
"nih buat jajan." Igo menyodorkan uang dua juta ke perempuan itu.
Perempuan itu menerima dengan senyum penuh arti.
"kalau butuh lagi hubungi aku.." bisik wanita itu ditelinga Igo.
Wanita itu keluar dari apartemen Igo.
Tak lama kemudian bel berbunyi.
Igo mengernyikan keningnya,siapa yang datang malam-malam begini. Kalau memang itu Irlan atau Yordan tak mungkin mereka membunyikan bel. Karena Irlan atau Yordan tau kode apartemen Igo.
Igo berjalan ke arah pintu dan melihat dari monitor,,akh ternyata memang Irlan yang datang. Igo pun membuka pintu.
"ngapain loe mencet-mencet bel biasanya.nyelong masuk?" tanya Igo setelah Irlan masuk ke dalam.
"gue gak mau telinga gue ternodai untuk yang kedua kalinya dalam semalam." jawab Irlan santai sambil mendudukkan bokongnya di sofa ruang tamu.
"cih.." Igo berdecih.
"emang yang pertama kali buat telinga loe ternodai siapa?"
"siapa lagi kalau bukan Yordan,masa dia sengaja angkat telpon gue saat dia lagi mantap-mantapan.."
"salah loe lah,kenapa loe nelpon dia jam segini."
"yah mana gue tau nyeet..Nah loe sendiri kenapa lama banget angkat telpon gue?" tanya Irlan menyelidik.
"menurut loe?... gara-gara loe gua harus berakhir cuma dua ronde malam.ini." kesal Igo yang ditanggapi dengan ketawa Irlan yang terbahak-bahak.
"bre**sek loe emang!! Loe emang mau ngapain sih kesini?" tanya Igo penasaran ada apa gerangan temannya datang jam.segini.
"jangan bilang loe di kunciin bini loe karena tiap hari pulang tengah malam?" lanjut Igo menyelidik.
"sembarangan loe.." Irlan menoyor kepala Igo.
Irlan pun menceritakan kejadian yang ia dan Melda lakukan tadi
Igo tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Irlan.
Igo tidak menyangka kalau temannya yang satu ini begitu naif.
"itu namanya dia udah gak pw g*bl*k" Igo melemparkan bantal sofa ke arah Irlan.
"tapi gue belum pernah nyoblos dia Go.." kata Irlan lagi dengan polosnya.
"loe ini terlalu naif apa emang b*go sih Lan..Kan bisa aja dia ngelakuinnya sebelum sama loe.."
"masa sih..? tapi kenapa dia gak jujur sama gue?"
"mana gue tau.." Igo memutar bola matanya malas.
"gue harus tanya langsung ke Melda besok." batin Irlan.
Irlan beranjak dari tempat duduknya.
"gue balik." pamit Irlan sambil membuka pintu apartemen Igo.
"lah loe kesini cuma mau tanya itu doank?" Igo berdecak.
"em.." sambil berlalu dan melambaikan tangannya.
"sial-sial,harusnya gak gue telpon balik tuh curut satu." maki Igo kesal.
Irlan pun melajukan mobilnya ke arah rumah.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.30. Nia pasti sudah tidur,begitu lah pikiran Irlan.
Sampai dirumahnya,Irlan melihat semua lampu telah padam,begitu juga lampu di kamar Nia.
Irlan melangkahkan kaki menuju kamarnya,baru saja memegang handle pintu,terdengar suara Nia memanggilnya.
"kak.."
Irlan pun menengok,ternyata Nia sedang duduk diruang keluarga. Karena keadaan gelap Irlan tidak tahu kalau Nia berada disana.
"ya ampun...kamu tuh ngagetin aja sih.." Irlan mengelus-elus dadanya karena kaget.
"kamu kenapa belum tidur?" tanya Irlan.
"aku kalau siang udah kebanyakan tidur kak,jadi kalau malam susah tidur."
"oooh..ya udah kamu masuk kamar sana,aku juga mau langsung.istirahat." Irlan menyuruh Nia. Tapi sebelum tangan Irlan menyentuh handle pintu,Nia sudah menarik tangan Irlan.
"kenapa la...." pertanyaan Irlan terhenti ketika bibir Nia mendarat di pipi Irlan.
CUP..
Nia mengecup pipi suaminya.
"selamat malam..I Love You suami ku." bisik Nia ditelinga Irlan.
Setelah mengatakan itu,Nia buru-buru masuk ke dalam kamarnya meninggalkan Irlan yang masih mematung.
Nia masuk ke dalam selimut.sambil memegang dadanya. Dia senyum-senyum sendiri mengingat kelakuannya barusan.
Irlan yang sudah sadar dari keterkejutannya meneruskan langkahnya masuk ke dalam kamar.
Kata-kata yang Nia ucapkan terus terngiang di telinga Irlan.
Hatinya merasa sangat bersalah,dia harus segera mengakhiri ini semua sebelum perasaan Nia padanya semakin dalam.
Tapi dia belum.menemukan cara yang tepat,cara agar mereka berpisah baik-baik dan tidak membuat hubungan dua keluarga menjadi renggang.
Dia menjambak rambutnya frustasi. Tidak juga menemukan solusi,Irlan pun masuk ke dalam kamar mandi,mengguyur tubuhnya di bawah shower.
Setelah mandi,Irlan membaringkan tubuhnya di atas ranjang,memejamkan mata berharap bisa menemukan solusi melalui alam mimpi.
btw, kunjungi juga karyaku ya😁🙏🏻