seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
utusan
Sasha duduk di meja makan sebuah restoran. Dan memakan sebuah omelet di atas nasi goreng. Di meja bersama Astra, Gail dan Lily. Gail memesan sebuah Pancake, Astra cheese cake dan Lily tiga buah cupcake.
Astra melihat ke arah piring Sasha. "aku tidak percaya kamu memasak itu..."
Sasha dengan mulut penuh. "hm ? Apa maksudmu ?"
Gail menghela nafas dan melihat sekitar mereka. Orang orang menatap mereka. Bukan karena mereka seorang anggota kerajaan namun karena bau gurih yang keluar dari piring Sasha. "kamu meminta izin untuk masuk dapur restoran ini dan memasak untuk dirimu sendiri..."
"hey ! Jangan salahkan aku, salahkan mereka yang tidak memiliki omelet di menu mereka padahal mereka punya semua bahannya"
Tiba tiba saja chef restoran itu menghampiri meja mereka. "um... Permisi nona... Jika boleh... S-saya ingin tahu resep... apa tadi namanya, omelet.. Yah itu..."
"bukankah kamu tadi melihat aku masak ?"
"i-iya... Namun saya tidak tahu takarannya... Hehehe... K-kalau mau saya beli resepnya ! Bagaimana dengan-"
Sasha mengentikan pria itu. "aku akan menulisnya di atas kertas. Ingat yah... Bahanya simpel tapi caranya yang sulit"
Koki itu mengangguk dengan spontan. "tentu tentu, saya belihat anda memasak. Dan itu memang terlihat sulit. Tapi saya merasa tertantang karena itu !"
Sasha memberikan sebuah kertas berisi takaran bumbu dan bahan. Koki itu terlihat senang. "terimakasih banyak nona..." dia langsung pergi ke dapur dengan senyuman lebar.
Lily melihat ke arah Sasha yang memberikan resep itu dengan cuma-cuma. "aku tidak menduga kamu memberikannya dengan gratis... Memangnya kamu tidak masalah jika pria iru mengclaim sebagai pembuat resep itu ?"
"itu hanya resep takaran... Kalau dia tidak bisa menentukan temperatur atau memili panci yang benar dia akan kesulitan... Dan bahkan mungkin gagal"
Sasha lalu menyadari Astra yang terus melihat ke arah omeletnya. Sasha menghela nafas. "mau coba ? Nih" sambil menawarkan sendoknya.
"boleh nih ?"
Sasha mengangguk sebagai respon walau dia tidak begitu suka berbagi makananya. Astra kemudian mengambil sendok kecil yang tidak ia gunakan. Lalu mengambil satu sendok omelet ke mulutnya.
"hm ! Enak... Di telurnya ada keju dan setengah matang. Dan nasinya... Tidak hambar. Biasanya aku tidak menyukai nasi... Tapi yang ini enak"
"kenapa kamu menggunakan sendok bersih itu, nambah kerjaan saja untuk pelayan di sini"
"kamu ingin aku menggunakan sendokmu ?" wajahnya sedikit memerah mengetahui itu. "apa kamu pernah dengar ciuman tidak langsung ?"
Sasha tertawa kecil mendengar itu. "...hahaha... Memangnya umurmu berapa ? 16 ? Masih memikirkan hal seperti itu... Dasar..."
Setelah itu sepanjang sarapan Astra tidak membuka mulutnya untuk berbicara sama sekali. Setelah mereka sarapan. Sasha meregangkan tubuhnya, Lily melihat ke arah Sasha.
"hey... Sasha... Kamu seorang penyihirkan ? Di mana tongkatmu ?"
"aku tidak punya... Lagi pula tidak ada tongkat yang menguntungkan dengan cara bertarungku"
Lily terlihat tidak percaya. "maksudmu kamu merampal tanpa perantara ? Bagaimana kamu tidak kehilangan jarimu ? A-atau... Biarkan aku lihat tanganmu !"
Sasha mengulurkan tangannya. Liky terkejut merasakan lengan Sasha yang lembut layaknya wanita pada umumnya. "hebat... Bagaimana jari dan tanganmu sehalus ini tanpa perantara ? Bahkan dengan tongkat sihir lengan penyihir akan menjadi kasar seiring waktu..."
Sasha menarik kedua tangannya. "karena aku sudah terbiasa dan tahu apa yang aku lakukan. Di sisi lain membidik dengan jari lebih akurat dari pada tongkat sihir... Setidaknya untuku begitu"
Gail melihat ke arah langit, lalu menyadari matahari hampir mencapai puncaknya. "hey... Astra sebentar lagi utusan dari negeri sancthum akan datang"
"kau benar..." Astra dan Gail langsung berdiri dan pergi. "kami pamit dulu... Dah" Gail sambil pergi bersama Astra.
"utusan dari sancthum ?" tanya Sasha.
Lily mengangguk. Lalu ia berbisik "karena black serpent mulai bermunculan lagi Angran meminta bantuan dari sancthum. Biar aku beri tahu kamu sesuatu... Sancthum sangat benci dengan Black serpent... Apa lagi setelah kejadian gerhana merah yang membunuh ratu negeri sancthum"
"ooh... Terserah lah... Aku tidak begitu peduli dengan keadaan politik yang ada di sini..."
Si sisi lain di istana kerajaan Angran. Gail dan Astra masuk ke ruang tamu. Seorang pria dengan jubah putih dan pakaian militer putih duduk di sebuah sofa. Di sisi kanan dan kirinya terdapat dua paladin dengan armor silver yang bersinar bersih. Mereka berdiri tegak layaknya patung.
Pria itu berdiri begitu melihat Gail dan Astra. "ah... Pangeran Gail... Pangeran Astra... Lama tidak bertemu. Saya di utus guru dan sang raja untuk membantu usaha pemusnahan black serpent..."
"tolong panggil kami dengan nama saja. Silakan duduk tuan Goven..." Astra sambil duduk bersama dengan Gail. Dengan begitu Goven juga duduk di sofanya.
Seorang pelayan masuk membawakan teko teh, cemilan dan beberapa kertas. Sebelum pergi. Astra mulai menuangkan teh untuk mereka bertiga. Sementara itu Gail berbicara sambil memberikan kertas itu kepada Goven.
"ini adalah hasil penyerangan yang di konfirmasi dari Black serpent..."
Goven kemudian membacanya, isinya berisi insiden, data, dan lambang kutukan. Serta kronologi yang terjadi. Goven mengangkat alisnya ketika ia membaca insiden yang terbaru. "penyerangan terjadi tadi malam ? Huh... Untungnya ketiga penyerang berhasil di bunuh..."
Goven lalu mengambil kertas lain. Berisi data Black serpent yang di bunuh tadi malam melalui otopsi sejauh ini. Goven terlihat terkejut ketika ia melihat sketsa wajah yang ada di atas kertas tersebut. "wajah wajah ini..."
Anda mengenali mereka ?" Tanya Astra sambil membagikan teh.
"mereka adalah petualang tingkat berlian... Mereka berasal dari solier, lalu mereka pindah ke sancthum untuk pekerjaan. Namun setelah itu mereka menghilang tanpa jejak. Guild petualang menyatakan mereka telah mati. Mereka tidak salah melihat keadaan mereka saat ini. Tapi tetap saja, ini mengejutkan..."
Lalu Goven membacanya lebih lanjut. Laku terlihat bingung. "di sini di katakan yang ini mati karena kutukan ? Apa Angran mulai memperbolehkan mantra kutukan ?"
"astra mengosok mukanya mendengar itu. Di sisi lain Gail dengan gugup. "yah... Itu akan jadi cerita panjang. Dan tidak kami belum dan tidak akan pernah memperbolehkannya di tanah kami"
Goven lalu menaruh kertas itu di atas meja sebelum meminum teh yang di berikan kepadanya. "baiklah... Aku membawa pasukan khusus berjumlah lima ratus orang untuk mencari Black serpent di kota ini. Selama anda setuju saya bisa memobilisasi mereka saat ini juga. Saya hanya butuh izin dari sang raja"
"sang raja dengan sibuk tapi kami berdua bisa menjadi suaranya. Dan yah, tolong herrakan mereka..."
Goven mengangguk. "baiklah... Maka dengan ini kolaborasi Angran dan sancthum untuk membasmi black serpent di mulai untuk sekian kalinya. Mohon kerja samanya."