Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18 Misi selesai
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Setelah mengirim laporan itu kepada polisi, Alrazi melangkah keluar dari bar dengan perasaan lega. Malam itu udara dingin, tapi ia tidak terlalu peduli. Ia berjalan menuju mobilnya yang terparkir di sisi jalan, membuka pintu, dan duduk di kursi pengemudi.
Dengan satu tarikan napas panjang, ia mencoba mengendurkan ketegangan yang masih tersisa di pundaknya. Ia baru saja menyelesaikan salah satu misi paling berbahaya dalam hidupnya, mengungkap data pembunuhan berantai yang selama ini menghantui kota.
Ketika mesin mobil menyala, suara notifikasi di sistemnya tiba-tiba berbunyi.
Ting!
[Misi selesai]
[Selamat, Anda mendapatkan uang 1.000.000.000]*
[Selamat, Anda mendapatkan 2000 poin]
[Saldo: 1.229.420.000]
[Poin: 2000]
Alrazi menatap layar itu dengan senyum tipis. "Akhirnya," gumamnya. Angka yang tertera di saldo dan poinnya membuatnya merasa sedikit lebih aman untuk ke depannya, meskipun ia tahu uang dan poin itu hanyalah alat, alat untuk bertahan di dunia ini.
Ia melajukan mobilnya perlahan menyusuri jalan kota yang mulai ramai. Lampu jalan memantulkan bayangan di kaca mobilnya, sementara pikirannya melayang pada misi yang baru saja ia selesaikan. Data yang ia kirimkan kepada polisi adalah kunci untuk menangkap pembunuh berantai yang selama ini menghantui banyak orang.
Perutnya tiba-tiba berbunyi pelan, mengingatkan bahwa ia belum benar-benar makan hari ini. Roti kecil yang sempat ia makan tadi hanya cukup untuk mengganjal rasa lapar, tapi tidak cukup untuk membuatnya kenyang. "Aku harus makan sesuatu," pikirnya sambil memutar setir menuju sebuah restoran yang ingin ia kunjungi.
Namun, saat ia melajukan mobilnya di jalanan, ia mulai merasa ada sesuatu yang aneh. Melalui kaca spion, ia melihat sebuah mobil hitam yang terus mengikutinya sejak ia keluar dari bar. Awalnya ia mengira itu hanya kebetulan, tapi setelah beberapa belokan, mobil itu masih ada di belakangnya, menjaga jarak yang sama.
Alrazi mencoba tetap tenang. Ia melirik spion sekali lagi, memastikan bahwa ia tidak salah lihat. Mobil hitam itu tidak memiliki plat nomor yang jelas, dan lampunya yang redup memberikan kesan misterius. "Apa ini kebetulan, atau mereka memang mengincarku?" pikirnya sambil mengetukkan jarinya di setir.
Ia memutuskan untuk menguji sesuatu. Dengan gerakan halus, ia membelokkan mobilnya ke jalan kecil yang lebih sepi, sebuah jalan yang jarang dilalui orang pada malam hari. Mobil hitam itu tetap mengikutinya. Sekarang ia yakin—mobil itu memang sedang membuntutinya.
"Baiklah, kalau kau mau bermain, kita lihat siapa yang menang," gumam Alrazi sambil mengetatkan genggamannya pada setir. Ia menekan pedal gas, membuat mobilnya melaju lebih cepat. Jalanan sempit itu hanya diterangi oleh beberapa lampu jalan, tapi ia sudah familiar dengan rute ini. Ia tahu ke mana harus pergi karena ia adalah seorang ojol dulunya.
Mobil hitam itu langsung mempercepat lajunya, mencoba mengikuti. Alrazi menyadari bahwa orang itu tidak hanya mengamatinya; mereka ingin sesuatu darinya, atau mungkin ingin menghabisinya. Ia tidak bisa membiarkan itu terjadi.
Dengan kecepatan tinggi, ia membelokkan mobilnya ke jalan yang lebih kecil lagi, hampir seperti gang. Ban mobilnya berdecit keras saat ia bermanuver dengan tajam. Mobil hitam itu tetap mengejar, tapi jaraknya mulai sedikit tertinggal. Alrazi memanfaatkan keunggulannya dalam hal kecepatan dan pengetahuan tentang rute di sekitar area itu.
Setelah beberapa menit kejar-kejaran, Alrazi melihat sebuah tempat parkir kosong di sisi jalan. Ia dengan cepat mematikan lampu mobilnya dan memarkir di sudut yang gelap, menyembunyikan mobilnya di balik sebuah truk besar yang terparkir. Ia mematikan mesin, menahan napas, dan mengamati dari balik dashboard.
Mobil hitam itu melintas di jalan utama, melambat sejenak seolah mencari sesuatu, sebelum akhirnya melaju lagi. Alrazi menunggu beberapa menit, memastikan bahwa mereka benar-benar pergi sebelum ia menyalakan kembali mobilnya.
"Siapa mereka?" pikirnya dengan alis berkerut. Ia tahu bahwa tidak mungkin ini kebetulan. Mungkin ada hubungannya dengan data yang ia kirimkan ke polisi tadi. Atau mungkin, seseorang tidak ingin ia menyelesaikan misi itu.
Setelah memastikan situasi aman, Alrazi melajukan mobilnya kembali. Kali ini, ia memutuskan untuk tidak langsung menuju restoran. Ia mengambil rute yang lebih panjang, memastikan bahwa tidak ada lagi yang mengikutinya. Ia harus berhati-hati sekarang. Misinya mungkin selesai, tapi itu tidak berarti bahaya sudah berakhir.
Akhirnya, setelah beberapa waktu, ia tiba di sebuah restoran kecil yang buka 24 jam. Restoran itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa pelanggan yang duduk di meja masing-masing. Alrazi masuk, memilih meja di sudut yang jauh dari pandangan, dan memesan makanan sederhana—nasi goreng dan segelas teh hangat.
Saat menunggu pesanannya datang, ia membuka ponselnya untuk memeriksa kembali laporan yang ia kirimkan. Ia memastikan bahwa semua data telah diterima oleh polisi. Namun, ada sesuatu yang menarik perhatiannya, sebuah pesan baru yang muncul di layar sistem:
[Peringatan: Anda telah memasuki fase berikutnya. Waspadai ancaman di sekitar Anda.]
Alrazi menatap pesan itu dengan alis berkerut. "Fase berikutnya?" gumamnya. Ia tidak tahu apa yang dimaksud dengan pesan itu, tapi ia tahu bahwa ini bukan hal yang bisa dianggap enteng.
Ketika makanannya tiba, ia mencoba menikmati makan malamnya, tapi pikirannya terus dipenuhi dengan berbagai kemungkinan. Ia tahu bahwa orang-orang yang membuntutinya tadi bukanlah amatir. Mereka tahu apa yang mereka lakukan, dan mereka mungkin akan kembali.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor