Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.
Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Lucas memicingkan mata melihat Audrey menggosok bibir menggunakan tisu berkali-kali. Seolah tidak sudi bekas ciuman Lucas menempel di bibirnya. Lagi-lagi Audrey melukai harga diri Lucas. Seumur-umur baru kali ini ada wanita yang menghapus bekas ciumannya. Padahal Lucas tidak terbiasa dengan penolakan, apalagi penghinaan seperti itu. Diluar sana para wanita memujanya, sedangkan Audrey sebaliknya.
"Beraninya menghapus bekas ciuman ku!." Tegur Lucas tak terima.
Audrey melirik sebal, dia memberanikan diri menghadapi Lucas walaupun masih menyimpan sedikit ketakutan padanya. karna semakin dia terlihat takut pada Lucas, pria itu malah semena-mena padanya. Jadi bersikap lebih berani pada Lucas bukan hal yang buruk. Lagipula ada anak Lucas di perutnya, Audrey yakin Lucas tidak akan melakukan sesuatu yang membahayakan.
"Kamu juga seenaknya mencium ku. Lain kali jangan sembarangan mencium orang.!" Sahut Audrey kesal. Tapi sekesal-kesalnya Audrey, dia masih menjaga nada bicaranya.
Lucas tersenyum miring. Menurutnya tidak ada yang salah mencium Audrey. Apalagi sudah pernah tidur bersama sampai membuahkan hasil. Jika diingat-ingat, Lucas sudah mengabsen setiap inci tubuh Audrey ketika ber cinta untuk kedua kalinya. Jika yang pertama Lucas tidak bisa mengontrol diri karna sepenuhnya pengaruh obat, Lucas mengulangi percintaan itu secara sadar. Lucas bahkan ingat seberapa sering dia mencium bibir Audrey.
"Jika malam itu kamu tidak datang padaku, kamu tidak akan ada disini. Kamu sendiri yang melemparkan diri padaku, jika sudah berurusan dengan ku, apapun bisa aku lakukan padamu. Termasuk mencium dan meniduri mu lagi!" Ujar Lucas.
Audrey melotot tajam. "Dasar tidak waras" Umpatnya pelan.
Lucas malah terkekeh mengejek mendengar umpatan Audrey. "Padahal aku sudah menahan diri, tapi karna kamu menyebut ku tidak waras, akan aku tunjukkan bagaimana orang tidak waras ini bertindak."
Audrey merinding mendengar perkataan Lucas, apalagi tatapan pria itu seperti ingin menelannya hidup-hidup.
"Kau,, apa yang kamu lakukan." Audrey gugup saat Lucas semakin mendekat padanya. Lucas dengan cepat mengangkat tubuh Audrey yang tidak sempat menghindar.
Tubuh Audrey terlihat seringan kapas di gendongan Lucas. Walaupun kehamilannya sudah 10 minggu, Audrey belum mengalami kenaikan berat badan. Tubuhnya masih mungil dan perutnya hanya sedikit terlihat buncit.
"Lucas!! Turunkan aku!!" Audrey panik dan ketakutan ketika Lucas membawanya ke arah ranjang.
"Jangan berisik, kamu sudah tau akan diturunkan dimana." Jawab Lucas santai. Dia seperti tidak berdosa sudah membuat Audrey ketakutan seperti itu.
Audrey memukuli dada Lucas saking kesalnya. "Lucas, jangan macam-macam! Aku sedang hamil!" Dia tau akan terjadi sesuatu padanya karna Lucas tidak bisa dihentikan. Namun tidak ada salahnya dia berusaha menyadarkan Lucas.
Begitu sampai di ranjang, Lucas merebahkan Audrey dan langsung mengurungnya agar tidak melarikan diri.
"Tidak masalah asal dilakukan dengan hati-hati. Aku harus memberimu pelajaran, jadi ingat baik-baik hukumanmu agar dikemudian hari tidak menyinggungku! Kecuali jika kamu menikmati hukumannya." Kata Lucas dengan seringai mesumnya.
Audrey melotot sebal. Senang menerima hukumannya? Dia mungkin sudah gila jika berfikir akan menikmati hukuman dari Lucas dan berharap akan terus dihukum.
"Tolong jangan lakukan." Audrey memohon dengan tatapan memelas. Dia tidak ingin melakukan kesalahan lagi dengan tidur dengan Lucas.
Sayangnya Lucas mengabaikan permintaan Audrey. Entah sudah berapa minggu Lucas menahan dirinya untuk tidak menyentuh Audrey meski sangat ingin melakukannya. Kali ini dia tidak bisa menahan diri lagi setelah mencium Audrey. Menggunakan kata hukuman sebenarnya hanya asalan yang dibuat-buat Lucas agar Audrey tidak curiga jika Lucas sangat menginginkannya.
Audrey menatap Lucas datar, tidak menunjukkan minat sedikitpun pada pria itu meski dihadapannya Lucas memamerkan dada bidang dan otot-otot yang terbentuk sempurna. Bahkan wajah tampan Lucas tidak membuat Audrey hanyut dalam perasaan.
"Lakukan saja jika ingin membuat ku membencimu seumur hidup." Ujar Audrey sembari memalingkan wajah ke samping karna Lucas menenggelamkan wajah di ceruk lehernya.
"Bukankah kau sudah membenciku sejak awal. Lebih baik diam. Aku bisa melakukannya dengan lembut jika kamu patuh, dan kamu akan menyukainya." Ujar Lucas kemudian meninggalkan jejak kepemilikan di leher Audrey.
Audrey memejamkan mata dengan kedua tangan terkepal. Dia tidak akan terbuai meski Lucas bersikap lembut. Pria ini sudah membuatnya dalam masalah karna menumpahkan benih di rahimnya.
Tidak ada penolakan lagi, Audrey bahkan diam saja ketika seluruh kain yang membalut tubuhnya satu persatu di lepas oleh Lucas. Dengan tatapan datar tanpa minat, Audrey hanya menyaksikan apa yang Lucas lakukan pada tubuhnya. Namun diamnya Audrey justru membuat Lucas semakin leluasa. Dia tidak peduli Audrey akan semakin membencinya. Lucas merasa keinginan tidak bisa dihentikan. Dia akan frustasi jika gagal menyentuh Audrey.
Lucas sendiri tidak mengerti kenapa dia begitu menginginkan Audrey. Bayangan malam itu terus berputar-putar dikepala dan mengganggu konsentrasinya.
"Buka matamu,," Bisik Lucas. Dia bergerak perlahan di atas Audrey setelah sebelumnya gagal berkali-kali melakukan penyatuan. Audrey masih sangat sempit, pantas saja malam itu Audrey teriak kesakitan. Mengingat kejadian itu, Lucas baru sadar jika dia telah menyakiti Audrey.
"Lakukan saja dengan cepat dan menyingkir dari atasku." Jawab Audrey tanpa membuka mata. Jika itu wanita lain, Lucas pasti sudah mencekik dan menendangnya tanpa berminat untuk melanjutkan percintaan karna berani menginterupsi, bahkan terang-terangan menolaknya. Namun yang dibawahnya adalah Audrey. Lucas sendiri yang sangat menginginkan wanita ini. Tidak peduli berapa kali Audrey menolak, Lucas akan melakukannya sampai selesai.
...******...
Lucas keluar dari kamar mandi dengan rambut setengah basah dan handuk yang melilit dari pinggang sampai lutut. Wajah cerah Lucas membuat Audrey geram. Pria itu benar-benar menikmatinya sampai-sampai tidak bisa menutupi kepuasan sekaligus bahagia diwajahnya.
Audrey membuang nafas kasar. Dia telah dimanfaatkan oleh Lucas untuk kesenangannya sendiri. Lucas mendapatkan kepuasan dan Audrey sendiri tidak mendapatkan apapun selain kerugian. Hal itu membuat otak Audrey bekerja.
"Aku akan panggilan pelayan untuk membantumu mandi." Ujar Lucas sembari memungut bajunya untuk dipakai lagi.
"Kamu pikir aku tidak sanggup mandi sendiri." Sahut Audrey ketus.
Lucas mengangguk-angguk. "Bagus jika begitu."
"Aku menginginkan kompensasi!" Tegas Audrey tanpa ragu. Tidak peduli Lucas menganggapnya seperti apa. Audrey juga butuh uang untuk melanjutkan hidup setelah melahirkan anaknya.
Lucas menghentikan gerakan tangannya yang sedang memasang kancing kemeja. "Kamu ingin aku membayarmu?"
Audrey mengangguk tanpa ragu. "Aku tidak bisa dinikmati secara cuka-cuma! Kamu yang mengambil kesucianku dan sekarang ingin seenaknya meniduri ku?! Jangan mimpi!"
Lucas tersenyum puas mendengar Audrey meluapkan amarahnya. Sebab ucapan Audrey seolah menegaskan bahwa dia boleh meniduri Audrey lagi asal membayarnya.
"Itu bisa diatur, sebutkan saja nominalnya." Ujar Lucas enteng. Uang bukan masalah baginya.
"30 juta dollar!" Sahut Audrey. Nilai yang tidak main-main jumlahnya. Dengan harapan, Lucas akan mau menyentuhnya lagi.
Lucas mengambil dompetnya dan mengeluarkan salah satu kartu miliknya. "Saldonya lebih dari 300 juta dollar." Ujarnya sembari menyodorkan kartu itu pada Audrey.
Audrey melongo mendengarnya. Apakah Lucas berniat membayarnya diawal untuk 10 kali percintaan? Bukannya senang mendengar nilai yang fantastis, Audrey malah panik.
"Aku tidak berniat tidur denganmu lagi!" Tegas Audrey.
"Bukan kamu yang mengatur, tapi aku! Semakin kamu patuh, kamu tidak akan mendapat masalah." Lucas meletakkan kartu itu di atas ranjang.
gara2 lucas ini,, si Audrey banyk tekanan..
selalu semangat & sehat