NovelToon NovelToon
When Janda Meet Duda

When Janda Meet Duda

Status: tamat
Genre:Romantis / Duda / Single Mom / Janda / Anak Kembar / Menikah dengan Kerabat Mantan / Tamat
Popularitas:4.6M
Nilai: 5
Nama Author: kenz....567

Tak kunjung mendapat cinta dari suaminya, Delvin Rodriguez, Jingga memutuskan bercerai. Dia memilih membesarkan anak kembarnya seorang diri tanpa memberitahu kehadiran mereka pada sang mantan suami. Memilih menjauh dan memutus hubungan selamanya dengan keluarga Rodriguez.

Namun, alih-alih menjauh. 5 tahun kemudian dia kembali dan justru terlibat dengan paman mantan suaminya. Angkasa Rodriguez, pria yang terasingkan dan hampir tak di anggap oleh keluarganya sendiri.

Jingga seorang Single Mom, dan Angkasa yang seorang Single Dad membuat keduanya saling melengkapi. Apalagi, anak-anak mereka yang membutuhkan pelengkap cinta yang hilang.

"Aku Duda dan kamu Janda, bagaimana kalau kita bersatu?"

"Maksudmu, menikah?"

Bagaimana Jingga akan menanggapinya? Sementara Angkasa adalah paman mantan suaminya. Apa pantas keduanya bersama? Apalagi, seiring berjalannya waktu keduanya semakin mesra. Namun, kebencian Ferdi selaku ayah Jingga pada keluarga Rodriguez menghambat perjalanan cinta mereka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perhatian Angkasa

Tak hanya memberi makan jerapah, mereka banyak melihat hewan lainnya. Apalagi saat terhenti di depan kandang m0nyet. Artan dan Nara menatap takjub hewan tersebut. Walau di Bali Artan sering melihatnya, tapi tetap saja berbeda.

"Woaaah, codala abang!" seru Artan dengan senyuman mengembang.

"Berarti kamu m0nyet." Balas Arga santai yang mendapat tatapan sinis dari Artan .

"Kenapa jadi Altan yang m0nyet, Abang itu codala m0nyet!" pekik Artan tak terima. M0nyet yang ada di dalam kandangnya sampai menatap mereka secara bergantian sambil mengg4ruk kepala.

"Heh, kamu tadi bilang Abang saudara m0nyet. Saudara Abang kan kamu, kembarannya kan kamu! Berarti kamu--"

"M0nyet?" jawab Artan dengan polosnya. Tapi sedetik kemudian, dia baru menyadari kesalahan dalam ucap.

"NDA YAAA! ALTAN BUKAN M0NYET! CEMBALANGAN ABANG! KITA NIH KEMBAL! KALAU ALTAN MO--HMPP!" Arga memasukkan pisang ke dalam mulut Artan. Dia sudah jengah dengan celotehan anak itu.

Beda dengan Nara yang fokus menatap gajah. Angkasa menghampiri putrinya dan berdiri di belakangnya. Di susul dengan Jingga dan si kembar. Mereka melihat gajah itu sedang berkumpul dengan gajah lain.

"Hidungnya panjang ya Ayah." Seru Nara.

"Heum, hidung gajah memang panjang. Telinganya juga lebar, besar kan gajah?"

Selain jalan-jalan, Nara juga bisa sambil belajar. Itu lah yang membuat Angkasa memutuskan agar anak-anak main saja ke kebun binatang. Mereka hisa mengenal banyak hewan dengan segala macam jenisnya. Juga ketiganya tampak senang dan bersemangat melihat hewan-hewan itu.

"Aku ingin melihat Elang disini, Bunda." Ucap Arga mencari keberadaan hewan tersebut.

"Boleh, nanti kita ke sana yah." Balas Jingga dan mengelus lembut kepala putranya. Dia senang jika Arga tak marah lagi padanya.

Berbeda dengan Artan yang menempelkan wajahnya pada sela besi pembatas. Kening anak itu mengerut dalam, matanya menyipit menangkap sesuatu. Otaknya mencoba berpikir keras dari apa yang tengah jadi pusat perhatiannya.

"Kok catu gajah itu punya hidung dua?" Unjuk Artan sambil menatap kedua orang dewasa di belakangnya.

"Mana?" Jingga dan Angkasa penasaran, mereka mencari apa yang Artan tunjuk.

"Itu loh! Catu depan catu belakang!" seru Artan kembali.

"Eh iya, ada dua!" Seru Arga dengan tatapan takjub.

"Woaaah, kalau bocan tinggal ganti hidung!" gumam Nara yang melihat apa yang Artan tunjukkan.

Angkasa dan Jingga masih mencari keberadaan belalai satu lagi yang ketiga anak itu lihat. Tapi setelah sadar dan melihatnya, keduanya langsung saling bertatapan dengan ekspresi wajah yang pucat. Keduanya menunduk, menatap mata ketiga anak itu menatap jernih pada apa yang ketiganya maksudkan.

"Itu bukan hidung gajah," cicit Angkasa.

"Yah, itu semacam senjata pria. Sepertinya si kembar lupa jika mereka juga punya," lirih Jingga.

"Sebelum mereka ingat, bawa mereka pergi dari sini!" Angkasa langsung menutup mata Nara dan juga Arga, begitu juga dengan Jingga yang menutup mata Artan. Keduanya pergi membawa ketiga anak yang merengek meminta di lepaskan.

.

.

.

Benar-benar hari yang sangat menguras tenaga bagi Jingga dan Angkasa. Terlebih, melihat si kembar dan Nara tertawa bahagia keseharian ini. Jingga yang lebih merasa bahagia, dia seolah memiliki teman satu sefrekuensi. Angkasa, dapat menyeimbangi sifatnya. Pria itu tak merasa ilfeel ketika Jingga tertawa keras, bahkan Angkasa justru ikut tertawa. Semua apa yang Jingga tunjukan, Angkasa balas dengan antusias.

Karena lelah, Jingga dan Angkasa memutuskan membawa anak mereka makan di sebuah Resto terdekat dari kebun binatang. Mereka memesan banyak menu, terlebih Artan dan Nara yang sibuk berebut memesan menu sejak tadi.

"Nala coklat, Altan panila aja!"

"Kok ngatul?! Altan juga mau coklat!"

"Tapi Nala duluan, jangan cama!"

"Ekheee mana bica begituuu! Pokoknya Altan mau coklat!" Artan akhirnya merengek mesal, wajahnya sudah memerah menahan amarah.

"Sudah, pesankan saja coklat dan Vanilla campur. Nanti makanannya barengan aja. kalian akan kenyang setelah memakan nasi." Sela Jingga pada pertengkaran keduanya.

Angkasa mengulurkan lengannya pada kursi. belakang Arga. Di antara ketiga anak itu, hanya Arga yang tidak mau ribut. Anak itu dengan sabar menunggu buku menu yang masih ada di tangan adiknya.

"Arga mau pesan apa? Disini terkenal dengan ikan nila bakar nya, kata Bunda Arga suka ikan. Sama seperti Om, Om juga suka ikan." Ucap Angkasa yang menimbulkan rasa penasaran Arga.

"Iya kah? Om juga suka ikan kakap merah?"

"Suka sekali! Kita pesan?" Arga mengangguk semangat, Angkasa senang dengan itu. Ia langsung memesankan ikan yang Arga inginkan.

Setelah makanan sampai, mereka semua mengambil makanan masing-masing. Arga baru mendapatkan nasi di piringnya, dia menatap lapar ikan bakar berukuran besar di hadapannya. Matanya menatap ke arah Jingga yang sedang di buat pusing oleh kelakuan Artan yang tak ada habisnya.

"Kemari, Om bantu pisahkan dengan tulangnya." Angkasa memotongkan ikan bakar itu dan memisahkan dari tulangnya. Dia benar-benar memastikan apa yang Arga terima sudah tak ada lagi tulang di dalamnya.

Melihat apa yang Angkasa lakukan padanya, Arga sedikit tertegun. Hatinya seolah tersentuh dengan sikap dan perhatian yang pria itu lakukan padanya. Di saat Jingga tak bisa membantunya, Angkasa menawarkan bantuan itu.

"Enak makan naci goleng, catu untuk cemua!" seru Nara semangat melahap nasi gorengnya.

Angkasa tersenyum, mengelus kepala putrinya sebentar. "Kalau suka, habiskan. Jangan di buang oke?"

"Heum! Cali uang cucah, makan halus habis!"

"Pintar!" Angkasa mencuubit gemas pupi Nara sebelum kembali melanjutkan kegiatannya.

Arga menatap iri pada obrolan ayah dan anak itu. Dia sama sekali tak punya kenangan apapun dengan ayahnya. Bahkan, dia tidak tahu siapa ayahnya dan alasan apa Jingga menyembunyikan tentang ayahnya.

"Senang yah punya ayah," ucap Arga membatin.

Sementara Angkasa, ia melirik ponselnya. Pria itu membagikan status yang sudah ia edit. Seringaiannya muncul, otaknya tengah merencanakan sesuatu.

"Setelah ini, pasti dia merasa panas membara hahaha!"

1
Sandisalbiah
Delvin... Delvin.. kamu itu beneran tong kosong tp kok ya songong banget
Sandisalbiah
hadeh.. pak suami ini lupa ama UU-perempuan..
pasal satu : perempuan itu gak pernah
salah
pasal dua : kalau perempuan salah balik
ke pasal satu
Dewi Sri Rahayu
baru aja awal udah di bikin gregetan sama si dalvin nanti pasti menyesal
Sandisalbiah
wah.. tanda² kalau titisan Angkasa or Jingga junior segera OTW itu..
Sandisalbiah
ketika mantan duda buka puasa.. ya gitu deh... hajar son 🤭🤭
Sandisalbiah
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 habis lha kau Jalu...
Sandisalbiah
nah... setuju ama si Jalu... ayah kembar itu si dolpin ini yg berubah jd ikan sapu kaca
Sandisalbiah
wah.. punya mama serandom mama Tania ini pasti suasana rumah selalu rame dan seru
Sandisalbiah
perempuan itu memang baiknya di cintai krn pasti dia akan di ratukan tp bila dia yg mencintai ujungnya akan di akhiri dgn sakit dan kecewa
Sandisalbiah
fix.. Delvin org yg egoisnya tingkat mampus.. bersyukur Jingga lepas dr hidupnya
Sandisalbiah
hal yg wajar jika papa Jingga sangat menentang hubungan mereka.. seorang ayah merasakan sakit dua kali lipat jika melihat putri yg dia besarkan dgn kasih sayang di sakit org
Nuna Amira
Arga terlalu jenius, umur segitu bisa bedakan kandung dan sambung 🤣
Nuna Amira
auranya Arga seperti orang dewasa bukan seperti anak pada umunya
Sandisalbiah
wah.. itu namanya si Jingga cinta salah alamat... pantasan si Delvin gak respon perasaan Jingga..
Sandisalbiah
sumpah si Artan tercipta buat ngakak readers aja ini.. bahkan tengah malam jd ngikik gegara celetukan Artan
Sandisalbiah
hadeh.. ini omongan mereka beneran bikin keram perut 😂😂
Sandisalbiah
bukan keberadaan dan setatus mereka yg akan menghancurkan pernikahanmu tp sifat dan kelakuanmu yg pengecut dan arogan itu yg akan menghancurkan hidupmu sendiri, Delvin.. dasar pecundang
Sandisalbiah
Angkasa mencoba memprovokasi Delvin dgn memposting kegiatan kegiatan mereka hari ini.. hem.. 🤔🤔
Sandisalbiah
sayangnya si Delvin gak akan merasa menyesal, Jingga.. krn dia manusia egois yg tak punya hati..
Nuna Amira
dih kenapa jadi modus orang dia emang CEO nya 😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!