NovelToon NovelToon
Gadis Yang Terlupakan

Gadis Yang Terlupakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Mengubah Takdir / Keluarga / Cinta Murni
Popularitas:11.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cumi kecil

Ayla tumbuh sebagai gadis yang terasingkan di rumahnya sendiri. Sejak kecil, kasih sayang kedua orang tuanya lebih banyak tercurah pada sang kakak, Aluna gadis cantik yang selalu dipuja dan dimanjakan. Ayla hanya menjadi bayangan, tak pernah dianggap penting. Luka itu semakin dalam ketika ia harus merelakan cinta pertamanya, Arga, demi kebahagiaan sang kakak.

Tidak tahan dengan rasa sakit yang menjerat, Ayla memilih pergi dari rumah dan meninggalkan segalanya. Lima tahun kemudian, ia kembali ke ibu kota bukan sebagai gadis lemah yang dulu, melainkan sebagai wanita matang dan cerdas. Atas kepercayaan atasannya, Ayla dipercaya mengelola sebuah perusahaan besar.

Pertemuannya kembali dengan masa lalu keluarga yang pernah menyingkirkannya, kakak yang selalu menjadi pusat segalanya, dan lelaki yang dulu ia tinggalkan membuka kembali luka lama. Namun kali ini, Ayla datang bukan untuk menyerah. Ia datang untuk berdiri tegak, membuktikan bahwa dirinya pantas mendapatkan cinta dan kebahagiaan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cumi kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 TAPI YANG MENCEKIK.

Ruang keluarga keluarga Dirgantara yang biasanya tenang malam itu berubah menjadi medan perang. Setelah para tamu pulang dan rumah kembali sunyi, Arga masih berdiri di ruang tengah dengan wajah tegang. Jas hitamnya sudah dibuka, dasinya terlepas sembarangan di lantai. Di tangannya masih tergenggam bunga mawar merah yang ia bawa dari acara bunga yang kini sudah remuk, seperti hatinya sendiri.

“Mommy, Daddy,” suaranya terdengar berat, menahan amarah yang nyaris meledak, “apa sebenarnya maksud semua ini?”

Mommy Arga yang masih mengenakan gaun pesta menatapnya dengan tatapan lembut tapi penuh perhitungan. “Maksud apa, Nak?”

“Jangan berpura-pura tidak tahu, Mom!” Arga membentak sesuatu yang jarang sekali ia lakukan. “Tentang pengumuman itu! Tentang pertunangan aku dan Aluna yang kalian umumkan di depan semua tamu malam ini! Apa kalian pikir aku akan diam saja?”

Daddy Arga yang sejak tadi duduk di sofa menatap anaknya dengan dingin. “Kami hanya mengumumkan sesuatu yang memang sudah seharusnya terjadi. Kau sudah bertunangan dengan Aluna, dan tak ada yang perlu dibantah.”

Arga menggeleng tak percaya. “Pertunangan itu sudah berakhir, Dad. Aku sudah bilang sejak lima tahun lalu, aku tidak mencintai dia. Aku tidak ingin melanjutkannya.” Nada suaranya penuh kejujuran dan tekanan yang dalam.

Mommy melangkah maju, berusaha menenangkan, tapi suaranya justru menusuk lebih dalam.

“Arga, kau tahu betul kenapa kami mendukung Aluna. Dia gadis baik, sopan, dari keluarga yang terpandang. Dan keluarga Darma sudah menjadi rekan bisnis kita selama puluhan tahun. Pernikahan kalian akan memperkuat posisi perusahaan keluarga ini. Bukankah itu hal yang bijak?”

Arga menatap ibunya tajam. “Bijak untuk siapa, Mom? Untuk kalian? Untuk bisnis kalian? Karena bagiku, ini bukan tentang kerja sama perusahaan. Ini tentang hidupku!”

...Aluna yang sedari tadi diam di sisi Mommy, menunduk seolah malu, lalu berkata pelan dengan suara bergetar, penuh kepura-puraan,...

“Arga… aku tidak tahu kalau Mommy dan Daddy akan mengumumkannya malam ini. Aku juga kaget…”

Ia menggigit bibir, berpura-pura menahan tangis. “Tapi aku pikir, mungkin ini waktu yang tepat. Aku hanya ingin memperbaiki hubungan kita…”

Arga menatap Aluna dengan mata yang penuh amarah. “Cukup, Aluna. Hentikan sandiwaramu.”

Aluna mendongak kaget. “Sandiwara?”

“Ya!” Arga hampir berteriak. “Jangan berpura-pura polos di depan mereka. Aku tahu semuanya. Tentang rumah sakit, tentang ‘penyakit’mu, tentang semua kebohongan yang kau ciptakan hanya untuk membuatku merasa bersalah!”

Wajah Aluna langsung pucat, bibirnya bergetar. “A-Arga, aku—”

“Berhenti!” potong Arga cepat. “Kau pikir aku bodoh? Dokter di rumah sakit itu temanku, Aluna. Dia bilang kau hanya kelelahan. Tidak ada penyakit serius, tidak ada kondisi kritis. Semua itu hanya drama untuk menarik simpatiku.”

Ruangan mendadak hening. Mommy tampak menatap Aluna dengan tatapan ragu, sedangkan Daddy mulai terlihat tidak nyaman.

Namun Aluna cepat memutar keadaan. Ia menggenggam tangan Mommy sambil menangis lembut, “Mommy, aku tidak berbohong. Aku hanya tidak ingin kehilangan Arga. Aku mencintainya… aku takut kehilangannya lagi…”

Mommy mengelus rambut Aluna dengan lembut. “Sudah, sayang… sudah.” Kemudian ia menatap Arga dengan sorot tajam, seperti seekor singa yang melindungi anaknya.

“Lihat, Nak, bahkan setelah semua perlakuan dinginmu, Aluna masih mencintaimu. Apa kau tidak punya hati?”

Arga mengembuskan napas kasar. “Mommy… cinta tidak bisa dipaksakan.”

Daddy Arga akhirnya berdiri. Suaranya berat dan tegas, menggema di ruangan yang tegang itu “Cukup, Arga. Aku sudah terlalu lama mendengar alasanmu. Kalau kau ingin jadi anak yang bebas, silakan. Tapi kau juga harus siap menanggung akibatnya.”

Arga menatap ayahnya, matanya membulat. “Maksud Daddy apa?”

Daddy melangkah mendekat. “Kau tahu betul bagaimana posisi perusahaan kita sekarang. Kerja sama dengan keluarga Darma sangat penting. Kalau kau membatalkan pernikahan ini, kau bukan hanya akan mempermalukan keluarga ini, tapi juga menghancurkan hubungan bisnis yang sudah kami bangun selama bertahun-tahun. Dan kalau itu terjadi… jangan harap kau masih punya tempat di sini.”

“Daddy…” Arga berusaha menahan nada suaranya agar tetap tenang. “Jadi… kalian lebih memilih mempertahankan hubungan bisnis daripada kebahagiaan anak sendiri?”

Mommy menyahut cepat, “Kami hanya ingin yang terbaik untukmu.”

Arga tertawa getir. “Terbaik untukku? Tidak, Mom. Ini bukan tentang aku. Ini tentang kalian. Tentang reputasi, tentang uang, tentang nama besar keluarga Dirgantara. Dan kalian menjualku… untuk itu.”

Aluna kembali berpura-pura menangis. “Arga, kumohon jangan bicara seperti itu. Aku mencintaimu sungguh. Aku bisa membuatmu bahagia—”

“Tolong hentikan, Aluna.” Arga menatapnya tajam.

“Bahagia? Kau bahkan tidak tahu apa arti kata itu. Bahagia bukan tentang memenangkan permainanmu.”

Mommy kehilangan kesabarannya. “Arga! Kau tidak tahu apa yang kau katakan! Kami melakukan semua ini agar hidupmu tidak hancur! Alya itu perempuan yang berbahaya! Dia datang lagi ke kota ini hanya untuk menghancurkan kita semua!”

Nama itu Alya membuat ruangan semakin panas.

Arga menatap ibunya tajam. “Berbahaya? Atau Mommy hanya takut karena Alya sudah terlalu tahu tentang kepalsuan keluarga kalian?”

Plak!

Tamparan keras mendarat di pipi Arga. Mommy menatap anaknya dengan mata berkaca-kaca, bukan karena menyesal, tapi karena marah dan kecewa.

Daddy menatap keduanya dengan wajah dingin. “Cukup. Kalau kau masih ingin berdebat, kau boleh pergi dari rumah ini. Tapi ingat, Arga kalau kau tinggalkan Aluna, kau juga meninggalkan semua ini. Nama keluarga, perusahaan, bahkan kami.”

Arga terdiam lama. Matanya menatap kedua orang tuanya bergantian, lalu jatuh ke arah Aluna yang masih berakting lemah, berpura-pura jadi korban.

Dadanya terasa sesak. Ia merasa seperti dikepung oleh cinta palsu, kebohongan, dan tekanan darah sendiri.

“Jadi begitu, ya…” gumamnya lirih. “Kalau aku tidak menikahi Aluna, aku kehilangan semuanya.”

Ia tersenyum pahit. “Baiklah, Mom. Baiklah, Dad. Tapi ingat, kalian yang memaksaku masuk ke permainan ini. Jadi jangan salahkan aku kalau nanti aku yang mengubah aturan permainannya.”

Arga melangkah keluar meninggalkan ruangan, meninggalkan tiga orang yang menatapnya dalam diam.

Mommy memeluk Aluna yang pura-pura lemah itu, sementara Daddy hanya berdiri di tempatnya, menatap punggung Arga dengan sorot dingin.

Dan malam itu, di balik pintu besar rumah Dirgantara, Arga berdiri sendiri di halaman, menatap langit yang gelap tanpa bintang.

Ia menatap cincin di sakunya cincin yang dulu ia pikir akan ia berikan pada Alya.

“Maaf, Alya…” bisiknya lirih. “Sepertinya aku belum cukup kuat untuk melindungimu.” Gumam Arga dengan hati yang perih.

1
Aceless
lanjut
Adi Sudiro
cerita jadi wanita yang cerdas dan lebih kuat mana ini Thor 🤭🤭🤭
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
so sweet🥰🥰
Aceless
nah gitu Alya. kamu harus berani
Aceless
gereget sama Aluna yang selalu menghasut semua orang 😡
Adinda
mungkinkah pak surya atasan alya adalah sahabat dari Ayah kandung alya
Adinda
lebih baik kamu sama Sam alya
Adinda
pergi la sana Kau arga pria pengecut tak pantas sama alya
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
siap² saja mommy nya si Arga akan menyesal😡😡
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
si Arga cowok plin plan gak punya pendirian..
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Alya mulai belok ke Sam...
Riry Kasyry Lily
🥰🥰😍😍😍
Adinda
gak usah Sama arga aluna lebih baik kamu sama Sam mungkin sam lebih berkuasa dari arga
Adinda
alya sama samuel saja gak usah sama arga yang tidak punya pendirian
Adinda
Arga gak cocok sama alya gak punya pendirian
Adinda
semoga arga menyesal lebih baik kamu angkat arga setinggi tingginya Alya setelah itu hempaskan arga
tiara
semangat Alya kalahkan Aluna dengan cara yang tak diduganya
Heny
Up
Adinda
semoga alya anak kandung Orang yang lebih kaya dari darma
Adinda
alya mungkin bukan anak kandung mereka makanya mereka jahat sama alya
Marchel: Makasih kak, sudah mampir
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!