NovelToon NovelToon
Kisah Cinta Dibalik Skrip

Kisah Cinta Dibalik Skrip

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Beda Usia / Naik ranjang/turun ranjang
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Anak Balita

Awalnya pura-pura, lama-lama jadi cinta. Aku, Renata Priyanka, menghadapi kenyataan hidup yang tidak terduga setelah calon suamiku memutuskan hubungan satu minggu sebelum pernikahan.

Untuk memperbaiki nama baik keluarga, kakek mengatur pernikahanku dengan keluarga Allegra, yaitu Gelio Allegra yang merupakan pria yang terkenal "gila". Aku harus beradaptasi dengan kehidupan baru dan konflik batin yang menghantui.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sedikit Cerita Tentang Regan

30 Maret 2025, di kantor perusahaan ELICO AI pada sore hari.

Di sore itu, sekitar pukul 4 sore saat aku masih berada di rumah Gelio Allegra, Regan masih berada di kantor, padahal hari itu adalah hari Minggu. Dia sangat sibuk di ruangannya, urusan bisnis memang yang paling membuatnya sibuk.

Saat itu, kebetulan Berlin datang untuk mengambil beberapa berkas penting yang ingin dia berikan kepada papa di rumah. Saat melewati ruangannya Regan, Berlin merasa heran saat melihat Regan malah sibuk sendiri di kantor saat itu. Dia pun masuk dan menghampiri Regan.

"Tuan Muda, kenapa anda berada di kantor hari ini?" tanya Berlin menghampiri.

"Memangnya kenapa? Apa ada tempat yang tidak bisa ku datangi?" sahut Regan arogan seperti biasanya.

"Bukan begitu maksud saya, tapi... Hmm, saya kira anda pergi ke rumah Nona Fika," kata Berlin.

"Fika? Kau berfikir begitu karena sekarang hari Minggu kan? Paman, aku tidak bisa mengganggunya karena akhir-akhir ini dia mulai sibuk. Apa ya, ah itu dia sedang sibuk menyusun skripsi untuk kuliah nya," sahut Regan tampak biasa saja, Berlin merasa semakin heran dengan tingkah wakil bos nya itu.

"Tuan Muda, maaf tapi saya harus menanyakan hal ini," Berlin ragu.

Regan langsung menutup dokumen yang sedang ia baca, lalu memfokuskan perhatian nya kepada Berlin yang berdiri di depan meja nya.

"Apa? Katakan!" kata nya.

"Nona Fika baru saja keluar dari rumah sakit, apa anda tidak mengetahuinya?" tanya Berlin yang sontak membuat pria kaku dan sombong di depannya itu merasakan sebuah kejutan.

"Apa kau bilang?! Kenapa dia ke rumah sakit? Itu, kenapa aku tidak mendengar kabar apapun?!" Regan panik.

"Astaga, saya merasa kasihan kepada Nona Fika. Bagaimana anda yang merupakan tunangannya malah tidak mengetahui hal itu?" Berlin mengejek.

"Diam! Jika kau ketahuan berbohong karena bersekongkol dengan nya, maka bersiaplah!" kata Regan yang langsung memakai mantel jas nya keluar.

"Titip salam saya kepada Nona Fika! Semoga beliau cepat sembuh!" Berlin berteriak saat Regan sudah mulai menghilang dari pandangannya.

Pria paruh baya itu menggelengkan kepalanya, "Dasar anak muda zaman sekarang," gumamnya.

...----------------...

Diwaktu yang sama, di rumah Fika Brightney. Seorang pria muda sedang memapah seorang gadis (Fika) naik ke lantai atas melalui tangga.

"Aduh!" Fika kesakitan.

"Pelan-pelan saja, aku memegangi mu, jadi kau akan aman," kata pria di sebelahnya.

"Makasih banyak kak Leo, jika tidak ada kau yang mengantarku pulang, mungkin sampai sekarang ku masih berada di rumah sakit yang lembab itu," kata Fika.

"Tidak apa-apa, syukurlah kau baik-baik saja. Ku langsung bergegas ke rumah sakit begitu mendengar kabar tentang mu yang habis jatuh dari tangga karena terpeleset kulit pisang. Haha jujur, itu sangat mengejutkan," kata pria yang bernama Leo itu.

"Kau tertawa? Fika terjatuh dan terluka tapi kau tertawa?! Kak Leo jahat! Pulang saja sana! Fika tidak butuh bantuan mu!" Fika marah.

"Bercanda, aku bercanda. Soalnya, masa iya di rumah ini sampai ada sampah kulit pisang yang nganggur di tangga? Bukankah itu semua ulah mu sendiri?"

Fika terdiam, semua yang Leo katakan memang benar. Karena kesal dengan sikap Regan yang cuek, dengan kesal Fika memakan pisang lalu membuang kulitnya ke tangga rumahnya. Akhirnya dia terjatuh gara-gara ulahnya sendiri, senjata makan tuan.

"Sudahlah, Fika sedang bad mood sekarang," Fika ngambek.

"Baik-baik, aku minta maaf oke? Sekarang ku masih ada urusan, jadi kau istirahat lah dengan baik. Nanti aku akan datang membawakan mu obat, tunggu ayahmu pulang ya?" kata Leo sambil mengelus rambut Fika dengan lembut.

"Oke!"

Setelah berpamitan, Leo pergi meninggalkan Fika sendirian. Namun, saat baru sampai di depan pintu, dia berpapasan dengan Regan yang terlihat sangat tergesa-gesa. Regan menatap Leo dengan tatapan sinis dan kesal.

Regan segera menghampiri Fika yang masih berdiri di ujung tangga. "Siapa pria itu? Apa dia Leo yang sering kau bicarakan itu? Katakan siapa dia!" Regan kesal.

Fika yang melihat Regan datang malah marah-marah kepadanya pun ikut menjadi kesal, "Tidak perduli siapa pria yang barusan Fika ajak masuk ke kamar, memangnya kenapa? Kenapa Pak Wakil Direktur ELICO AI yang super sibuk datang kemari?" tanya Fika kesal.

"Kau? Tentu saja aku datang karena mengkhawatirkan mu! Kau terjatuh dari tangga dan terluka seperti ini, bagaimana bisa aku tidak mengetahuinya?" tanya Regan.

"Iya Fika terjatuh dan terluka, semua ini adalah salah Fika! Fika sudah membuat Pak Wakil Direktur khawatir dan datang menjenguk Fika kemari! Seharusnya Fika terjatuh dan langsung mati, lalu tidak membiarkan Pak Wakil Direktur sampai mengetahuinya! Karena tidak tahu, Pak Wakil Direktur pasti tidak akan datang bukan?!" kata Fika yang membuat Regan terkejut.

"A-apa yang barusan kau katakan? Jangan mengatakan hal yang seperti itu!" Regan memeluk tubuh mungil Fika yang masih berdiri menggunakan alat bantu berjalan.

"Lepas! Kau bilang, kau tidak tahu kalau Fika jatuh bukan?" tanya Fika lagi.

"Huh? Iya," sahut Regan dengan wajah tanpa dosa nya.

"Jangan berlagak playing victim deh! Sekarang buka ponsel mu dan lihat! Apa kau sudah membaca pesan yang Fika kirim tadi pagi? Apa kau menjawab panggilan telepon dari Fika saat jam makan siang? Katakan! Apa kau melakukannya?!" Fika marah.

"Kau menghubungi ku?" tanya Regan. Dia akhirnya mencoba mengingat apa yang sejak tadi dia lakukan. Sejak pagi, dia mematikan dering ponsel nya karena sedang sibuk dengan pekerjaannya.

Lalu saat jam makan siang, dia buru-buru pergi ke rumah tapi terjebak macet di tengah jalan. Dan setelah sampai di rumah, acara makan siang yang ku lakukan bersama Gelio sudah selesai, hingga dia kembali lagi ke kantor untuk bekerja.

Akhirnya dia ingat kalau sejak tadi pagi, Regan tidak begitu sering melihat ponsel nya. Dia menggenggam tangan Fika dengan lembut, "Maafkan aku sayang, aku salah, apa kau baik-baik saja?" Regan mencoba merayu.

"Ga usah! Pak Wakil Direktur sebaiknya kembali saja,"

Setelah Fika bicara begitu, keduanya terdiam saling menatap satu sama lain. Saat Fika membalikkan badannya, Regan langsung memeluk lalu merangkul tubuh gadis itu. Dia berontak dengan menggoyangkan kakinya.

"Apa yang kau lakukan?! Apa kau gila?! Lepas!"

"Kau masih sakit, jadi sebaiknya kau beristirahat. Aku akan menjaga mu," Regan meletakkan tubuh Fika di kasur dengan lembut. Menyingkirkan tongkat penyangga, lalu menyelimuti nya.

Hari mulai gelap, di rumah itu tidak ada pembantu atau orang yang membantu Fika mengerjakan pekerjaan rumah, karena yang tinggal di rumah itu hanya Fika dan ayahnya yang merupakan seorang Jendral di kemiliteran.

"Regan," panggil gadis itu. Dengan cepat Regan menghampiri tunangannya itu.

"Iya? Ada sesuatu yang kau butuhkan? Aku sudah memesan makanan, jadi tunggu sebentar lagi maka makanannya akan datang,"

"Regan, apa kau akan menikahi Fika?" tanya nya. Regan terdiam, sepertinya dia tidak bisa menjawab pertanyaan yang tiba-tiba itu, karena jika salah jawab, maka itu akan menjadi masalah besar.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?" tanya Regan.

"Tidak apa-apa, Fika hanya merasa apakah tidak apa-apa jika Fika menjadi menantu keluarga Priyanka. Apa kau ingat bagaimana kita bertemu?" kata Fika.

"Kenapa kau malah memikirkan hal-hal seperti itu? Fokus lah pada kesembuhan mu, bagaimana dengan progres skripsi mu?" Regan mencoba mengalihkan topik.

"Haha jangan begitu, Regan kemari lah! Berikan Fika sebuah ciuman!"

"Kau masih sakit,"

"Memangnya kenapa? Yang terluka itu kaki nya Fika, bukan bibir,"

"Apa kau yakin hanya sekedar sebuah ciuman? Hmm?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!