NovelToon NovelToon
Pernikahan Kilat Zevanya

Pernikahan Kilat Zevanya

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Pernikahan Kilat
Popularitas:15.8k
Nilai: 5
Nama Author: Naaila Qaireen

Zevanya memiliki paras yang cantik turunan dari ibunya. Namun, hal tersebut membuat sang kekasih begitu terobsesi padanya hingga ingin memilikinya seutuhnya tanpa ikatan sakral. Terlebih status ibunya yang seorang kupu-kupu malam, membuat pria itu tanpa sungkan pada Zevanya. Tidak ingin mengikuti jejak ibunya, Zevanya melarikan diri dari sang kekasih. Namun, naasnya malah membawa gadis itu ke dalam pernikahan kilat bersama pria yang tidak dikenalnya.

Bagaimana kisah pernikahan Zevanya? Lalu, bagaimana dengan mantan kekasih yang masih terobsesi padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Naaila Qaireen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

SELAMAT MEMBACA

Seperti yang direncanakan, Minggu pagi itu Wira dan Zevanya kembali ke rumah kontrakan mereka di daerah padat penduduk. Setiap mata memandang mereka dengan penasaran, pasalnya dua wajah tetangga ini kembali muncul setelah menghilang beberapa Minggu ini. Ingin mengetahui alasannya, tetapi karena tidak terlalu dekat, mereka sungkan untuk bertanya. Walau aslinya sangat penasaran.

"Woaahhh, dari mana saja? Baru kelihatan batang hidungnya, kirain pergi ke luar negri jadi TKW."

Ralat! Ada segelintir orang yang nyatanya tidak tahu malu, atau memang tidak memiliki rasa malu. Menyapa dengan sok akrab, sembari menggali informasi, dan berspekulasi sesuka hati.

Terkekeh temannya mendengarkan, tubuh gempal ketiganya ikut bergetar menghawatirkan. Pasalnya salah satu dari mereka sampai tersendat sesak napas, dengan cepat yang lain membantu dengan memukul punggungnya.

Wira dan Zevanya saling pandang, dengan mata meringis. Begitu pulang dengan warga lain yang tengah menonton. Bukan karena sesak napasnya yang membuat orang meringis, tetapi aksi pertolongan yang begini brutal ditambah tangan besar berlemak tersebut. Ajaibnya, hal tersebut berhasil.

"Sudah, sudah Tri. Sakit punggung aku, kamu pukul!" orang yang tersendat sesak napas tersebut mendelik pada temannya. Yap, tak lain Ibu Tri Rismaharini dengan para circlenya.

Ibu Tri memperbaiki penampilannya, lalu kembali melihat pada Zevanya dan Wira. Memandang mereka dari atas ke bawah layaknya scanner. Ada yang berbeda dari penampilan mereka, pakaiannya terlihat baru dan bagus. "Beneran TKW kalian, tapi cepat banget pulangnya... atau kalian—"

"Atau apa, Bu? Tolong jangan aneh-aneh, kalau nggak ada bukti." Sela Wira, tidak membiarkan wanita itu melanjutkan ucapannya yang tidak-tidak.

"Lah..., 'kan siapa tau?!" ketiganya saling berbisik.

Wira memutar bola mata, inilah yang ia tidak sukai di lingkungan ini. Ia tidak sanggup bertemu dengan orang seperti ibu Tri dan teman-temannya. Baru tiga orang, belum yang lainnya jika berkumpul.

"Oh yaa, terserah ibu. Saya sama istri saya masuk dulu. Mari..." Wira membuka pintu, menarik tangan Zevanya dengan pelan, mengajaknya masuk.

Ibu Tri dan teman-temannya mencibir, mereka belum selesai bicara. "Memang anak muda jaman sekarang, kurang sopan santun!" mereka menggeleng prihatin.

Ketika memasuki rumah, kenangan awal pernikahan mereka kembali teringat. Wira memandang sofa tua ruang tamu, mereka pernah duduk bersama di sana. Dua manusia yang dipaksakan untuk satu, tentu saja hubungan mereka saat itu sangat canggung. Jika mengingat kembali membuat pria itu ingin tertawa, lalu disela hal tersebut tentu juga tercipta momen hangat dimana mereka memasak makanan bersama.

Zevanya pun melakukan hal yang sama, senyum tipis tersungging di bibir merah mudahnya dengan mata mengedip berulang kali.

"Hayooo... ingat apa? Kamu kaya orang lagi malu," perkataan suaminya membuat gadis itu tersipu sekarang dan terkekeh.

"Keingat dulu, bisanya aku cium pipi Mas buat tanda terima kasih karena di kasih ponsel baru. Itu pasti akal-akalan Mas, 'kan?" jujur saja saat itu ia memang senang mendapat ponsel baru, hal tersebut juga menjadi pengalaman pertamanya mendapatkan hadiah. Karena terlalu senang, ia sampai patuh dengan ucapan pria yang telah resmi menjadi suaminya ini.

Wira tertawa mengingat kembali hal tersebut, "Mmmm, gimana kalau kita ulangi. Tapi jangan di pipi, tapi di sini." Wira menunjuk bibirnya membuat mata gadis itu terbelalak. Ia sontak merona malu. Namun, kekhawatiran di matanya tampak jelas membuat tubuhnya sedikit bergerak.

Wira mendekat, Zevanya pun mundur. Kembali mendekat dan Zevanya semakin mundur. 'Karena dia sudah bersedia menceritakan traumanya padamu, berarti tinggal membiasakannya untuk berada di situasi yang mirip. Tetapi jangan lupa, ciptakan lingkungan yang nyaman untuknya. Pelan-pelan saja, yang penting buat dia terbiasa dan merasa aman.' penjelasan temannya tempo lalu kembali terngiang.

"Aya," panggil Wira lembut.

Zevanya berhenti, tak lagi mundur. "Ya, Mas." Jawabnya lirih, merasa bersalah akan reaksi tubuhnya. Suaminya mungkin merasa kecewa.

"Mas tahu, semua ini tidak akan mudah. Tapi kamu mau kan berusaha untuk terlepas dari rasa trauma mu itu?" Wira mengangkat jemari Zevanya dan mengecupnya. Mata keduanya saling menatap lekat.

Dapat Zevanya lihat pengharapan pada manik mata hitam legam itu, suaminya mengharapkan ia sembuh. Maka, Zevanya mengangguk. "Ya, aku ingin terlepas dari rasa trauma ini, Mas." Lirihnya, tentu rasa bersalah dan ketakutan melingkupi. Jika dirinya terus seperti ini, ia takut pria yang telah berhasil merebut dan menyembuhkan hatinya yang terluka merasa lelah dan bosan, berakhir meninggalkannya. Dirinya tidak punya siapa-siapa lagi, jika Wira meninggalnya.

Wira mengusap bulir bening yang luruh tanpa permisi di mata indah istrinya, "Mas tidak akan memaksa. Tapi kita lakukan pelan-pelan, ya." Wira mengecup kening itu. Matanya menurun menuju bibir yang merekah indah, perlahan tapi pasti. Ia mengecup dan membiarkan bibirnya berteger lama di sana membuat Zevanya menyesuaikan diri dan terbiasa.

Mata Zevanya tertutup dengan kening yang mengernyit, ia tampak gelisah. "Buka matamu, lihat aku." Pinta Wira, ia tidak akan membiarkan istrinya menyelami masa lalu kelam itu. Zevanya membuka matanya. "Lihat, ada aku di sini. Bukan di tempat gelap dan sempit itu."

Perlahan Zevanya menjadi lebih tenang. Benar. Dirinya tidak tengah berada di tempat gelap dan sempit itu. Zevanya berusaha menyakinkan diri.

Merasa istrinya mulai tenang, Wira mulai menggerakkan bibirnya. Menyelami rasa manis yang begitu luar biasa. "Tetap buka matamu, Sayang."

Panggilan itu, sontak membuat Zevanya mencengkeram bahu suaminya. Tetapi kembali ia menyakinkan diri, bahwa ini adalah suaminya.

Ia akan selalu sensitif akan hal ini, panggilan yang menurutnya menjijikkan karena dilakukan oleh dua orang yang saling tidak mengenal tetapi meraih puncak yang tidak seharusnya. Hubungan terlarang layaknya suami-istri.

Wira memperlakukan Zevanya dengan lembut, berharap istrinya juga dapat menikmati apa yang ia rasakan. Namun naas, Zevanya hanya dia dengan tubuh yang kaku. Wira menyudahinya, kembali menyatukan kening mereka.

"Makasih, Sayang." Kembali Zevanya mencengkeram bahu suaminya. "Aku mencintaimu, kamu luar biasa karena mau berusaha terbebas dari trauma ini." Kecupan Wira di ubun-ubunnya dapat Zevanya rasakan.

Tetapi ungkapan Wira membuat Zevanya berdesir, tenyata bukan hanya dirinya yang merasakan perasaan itu. Keduanya saling berpelukan dalam kehangatan.

Zevanya sempat mengira bahwa luka dari masa lalunya akan membuatnya terus terpuruk. Namun, kehadiran Wira bukan hanya sebagai pelipur lara, tetapi juga membawa ketulusan dan cinta yang nyata. Suaminya ini dengan lapang dada mau menerima segala kekurangannya, perlakuannya juga selama ini membuat Zevanya nyaman dan dihargai. Maka, tidak membutuhkan waktu lama bagi Zevanya untuk mencintainya.

"Hmm, sekarang kita beres-beres, ya. Nanti barang-barangnya kita kasih ke tetangga yang mau." Zevanya mengangguk setelah pelukan mereka terlepas. Keduanya pun mulai memilah barang yang layak untuk diberikan ke tetangga, sisanya akan dibawa ke tempat daur ulang.

1
Bunda Fariz
Luar biasa
Nazra Rufqa
Salut sama Wira yang mau bela istri di depan ibunya....
Nazra Rufqa
Emang pantas dikasih bogem si Adrian..
Nazra Rufqa
Padahal sudah putus, Adrian masih saja ngotot... semoga Zevanya tidak apa-apa
Nazra Rufqa
Ya ampun Mas Wira... ampun dah🙈
Eliermswati
wah keren wira emng bnr klo dah d buang buat ap d pungut lg bkn rmh tangga jd berantakan
Karina Mustika
langsung nikah aja nih..
Naaila Qaireen: Hehehhe, iya kak😅
total 1 replies
Nazra Rufqa
Nunggu dari lama kak, akhirnya ada karya baru... moga sampe tamat ya.
Nazra Rufqa
Mampir kak thor/Smile/
Naaila Qaireen: Siap kak, moga suka🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!