NovelToon NovelToon
My Cinderella

My Cinderella

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Violetta Slyterin

Jelly Putri Wijaya sadar, menikahi seseorang yang tidak dicintai hanya akan membawa masalah. Itulah alasan mengapa ia harus menghentikan rencana pernikahannya dengan Benjamin Huang. Mungkin lebih tepatnya melarikan diri dari pernikahan itu.
Pelarian Jelly ke Hongkong mempertemukan gadis itu dengan Oscar Liu, musisi muda yang sedang naik daun dan digilai fans. Sosok Jelly yang kikuk dan misterius, membuat Oscar tertarik menjadikan gadis itu tameng dari serbuan gosip media.
Perasaan Oscar yang semakin kuat dan kenyataan bahwa Jelly bukanlah gadis sembarangan, membuat Oscar jadi mempertanyakan niatnya. Jelly pun sadar bahwa ia tidak bisa selamanya melarikan diri. Ketika masa lalu dan masa depan bertarung di depannya, akankah Jelly kembali lari dan menjauh dari kebahagiaan?

Bagaimana kisahnya? yuk ikuti di novel baruku.. 🙏

Jika suka, like, komen positif, sub, rate 5 and share ya.. Terimaka

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Slyterin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18.

Zoya menempelkan punggung di pintu sambil menarik napas dalam-dalam, lalu menepuk-nepuk dada, langsung menatap Jelly.

"Apa? " Jelly balas menatapnya dalam pandangan bertanya.

"Kau mengenal Oscar Liu? " Zoya mengedik sambil menjaga nada suaranya tetap elegan.

Mata Jelly melebar. Entah kenapa sebaris pertanyaan itu langsung memanggil debaran di dalam jantungnya. Ada apa ini? Kenapa tiba-tiba Oscar Liu?

"Kemarin, aku mengenalnya, " akunya serak sambil berusaha tersenyum. "Tapi hari ini tidak, " tambah Jelly cepat- cepat.

Zoya pun melotot. Tetapi dari sorot mata itu, Jelly tahu itu bukan reaksi kemarahan, melainkan kekaguman. Kekaguman yang meletup- letup.

"Sebenarnya ada apa? " tanya Jelly akhirnya.

Zoya segera berdeham dan lekas- lekas menjawab, " Oscar Liu muncul di depan teras rumahku. Bisa kupercaya itu, Jelly? "

Apa? Jelly menganga lebar dan menatap Zoya kini sudah mondar-mandir di hadapannya. "Oscar Liu di.. teras? " Suara Jelly seakan terbang di udara. Ia bahkan tidak tahu Zoya Amanda mengenal Oscar Liu.

Telunjuk Zoya menunjuk- nunjuk wajah Jelly. " Tentang kakek- kakek yang semalam kau ceritakan, kau bohong. Kenapa kau tidak bilang laki-laki yang semalam kau antar itu sebenarnya Oscar Liu?" Ia kini berkacak pinggang ke arah Jelly, menagih sebuah permintaan maaf.

"Ya, tapi..."

Zoya menempelkan telunjuknya di bibir Jelly. "Oke, tidak masalah. Minta maaf nya nanti saja. Sebaiknya kita turun sekarang. Oscar Liu tidak boleh dibiarkan menunggu terlalu lama. "

"Hei, hei, tunggu. " Masih belum mengerti, Jelly pun mundur selangkah. Ia menunduk dan berusaha untuk mengingat- ingat. Kepalanya disibukkan beberapa pertanyaan. Bagaimana Oscar Liu tahu ia ada disini? Bagaimana laki-laki itu bisa muncul di teras rumah Zoya Amanda sekarang?

Tunggu, Oscar Liu tidak mungkin membuntuti aku, kan?

****

"Kau.Bagaimana caramu.. " Jelly menggerak- gerakan tangan dengan liar , mencari- cari kata yang tepat untuk melanjutkan kalimatnya.

"Aku menemukan hotel di sekitar sini. Di seberang. " Oscar tersenyum sambil menunjuk ke arah belakang punggungnya.

Jelly mengikuti arah telunjuk laki-laki itu yang telah mengarahkan ke Hotel The Mercer. Lalu gadis itu menatapnya lagi dan menggerutu, "Kau mengikutiku. Sudah pasti kau mengikutiku, " ujarnya menunjuk ke wajah Oscar sambil memberengut.

"Aku tidak sengaja melihatmu. Menurutmu kenapa aku harus mengikutimu? "

"Oh, tutup mulutmu, " sahut Jelly sebal sambil melipat tangan. Ia tahu Oscar Liu sedang membuat- buat alasan. "Aku tahu rencana kamu." katanya dalam nada menuduh.

"Kau tahu? " Laki-laki itu mengangkat alis. "Aku ini berencana mengunjungi taman wisata hari ini. Bagus kalau kau sudah tahu jadi aku tidak perlu bersusah payah membujukmu untuk ikut, " terang Oscar polos.

"Apa yang... " Jelly membuka mulut, tetapi mendadak kehilangan kata- kata.

"Ayolah, kau harus ikut denganku. "

"Ya, kau harus ikut dengannya, " sahut seseorang di belakang Jelly.

Oscar segera menengok gadis berkaos merah polo yang berdiri di sebelah Jelly.

"Tidak, Zoya. Tidak," ujar Jelly tegas sambil bahunya melesak.

"Kenapa tidak? Yang mengajakmu Oscar Liu. " Meski gadis itu berbisik, tapi Oscar masih bisa mendengar suaranya dengan jelas. Benar saja. Rasa bangga langsung bergumul di dada laki-laki itu, meski ia ragu perlukah ia merasa seperti itu saat ini.

Ketika Zoya dan Jelly menoleh ke arahnya, Oscar Liu cepat- cepat memasang wajah datar.

"Jadi bagaimana? "

"Tidak."

"Ya."

Dua jawaban yang berbeda itu membuat Oscar Liu mengerutkan kening. "Baiklah, aku mulai bingung, " sahutnya sambil memperbaiki letak tas gitar di punggungnya.

"Zoya, kau bilang aku harus segera menemui ibuku."

Zoya mengibas- ngibas tangan di dekat wajahnya. " Ah, sudah.Itu nanti saja. Sekarang kau temani dulu Oscar Liu ke taman wisata." Ia menyeret Jelly agar menyingkir dari ambang pintu, dan berisyarat supaya gadis itu bersiap.

"Tapi... " Jelly masih berusaha menolak.

Oscar tersenyum ketika Zoya mengerling ke arahnya dan berbisik, "Jelly memang begitu anaknya."

"Ada apa dengan kalian berdua? " Jelly mengamati Zoya dan dirinya bergantian selama beberapa detik.

"Apa lagi yang kau tunggu? " tanya Zoya galak. Dan, melihatnya Jelly mundur selangkah.

"Bagaimana kalau media... "

"Jangan khawatir, aku bisa mengatasinya," sela Oscar Liu, memotong kalimat Jelly.

"Begitu? " sahut Jelly meremehkan, sebelum akhirnya gadis itu memutar tubuhnya dengan kesal.

Oscar hanya berjengit, menampilkan mimik datar.

"Oscar, masuklah dulu. " Zoya menggerakkan kepala ke ruang tamu.

"Terimakasih, " kata Oscar semringah. Ia menyukai penerimaan semacam itu, seolah-olah ini menjadi pertanda ia diberi celah melakukan hal yang lebih gila lagi daripada memaksa seorang gadis asing untuk menghabiskan waktu dengannya.

"Kopi atau teh? "

"Teh, di pagi hari yang indah." Ia pun menurut setelah Zoya menyilakan duduk.

"Katakan padaku, apa yang akan kau lakukan di sini, di Hongkong ini?" Zoya membuka obrolan pagi itu setelah membawakan secangkir teh dan duduk di seberang Oscar.

"Mengadakan konser Andy Lau sebetulnya. "

"Ah, di Harbour City atau Kowloon, " sahut Zoya yang mengangguk- angguk. "Adikku memberitahu aku beberapa waktu lalu. Kevin. Ia pun berencana untuk kembali ke Shanghai akhir pekan ini untuk anak itu bisa menyaksikan konser tersebut."

"Adikmu menyukai musik? "

"Ya, kau lihat piano di dalam?" Zoya menengok ke arah ruang tengah sambil menunjuk piano upright berwarna putih yang menempel di dinding putih. " Itu miliknya. Dia satu- satunya keluargaku yang sangat menyukai musik. Termasuk musikmu."

Oscar tersenyum."Jadi adikmu bekerja di Shanghai?"

"Sesungguhnya kami semua produk Shanghai. Aku dan Kevin." Zoya tersenyum kecil, lalu tiba-tiba berkata."Maaf, aku tahu ini agak pribadi, tapi aku merasa perlu memastikan sesuatu. "

Alis Oscar bertautan melihat ekspresi serius Zoya." Ada apa?"

"Bukankah kau dan Selina Tan...?" Gadis itu terdengar ragu- ragu.

"Aku dan Selina hanya berteman," gumam Oscar Liu terukur."Dia tunangan sahabatku."

"William Chow, benar?"

"Tepat sekali. " Oscar Liu berusaha mengabaikan nyeri di dadanya membenarkan hal itu. Maka ia pun segera bertanya."Kau tinggal sendiri?"

"Aku bersama kakakku. Vicky. Tapi dia sedang di rumah sakit sekarang." Zoya Amanda cepat- cepat menambahkan,"Dia dokter, siapa tahu kau berpikir dia sedang sakit."

Oscar tersenyum."Ya, aku baru saja memikirkan hal itu."Lalu saat melihat- lihat situasi ruang tamu yang disekitarnya, matanya terarah ke lukisan yang berada di sisi lemari."Apakah itu lukisan?" tanyanya tanpa ragu.

"Oh.Semua orang yang pertama kali melihatnya pasti akan berpikir itu foto." Zoya menampakkan seulas senyum pengertian ketika Oscar Liu bangkit untuk mendekati lukisan itu.

Oscar Liu menengok."Apa aku boleh..."

"Silakan."

"Lukisan ini benar-benar...." Jemari Oscar menyusuri lekukan- lekukan cat acrylic serta pecahan - pecahan keramik mengilap yang mengundang gelenyar asing ke dalam dirinya. Hidup dan...

"Indah? "

"Ya." Oscar Liu menengok cepat dan tersenyum ke arah Zoya. "Pengetahuanku terbatas tentang lukisan, tapi ini...., " ia kembali melirik lukisan berwarna krem dan merah yang dihiasi keramik itu dan bergumam, " Kelihatan sangat bagus sekali."

Bersambung!!

1
Gabriel Higang
Lumayan
Gabriel Higang
Luar biasa
Bryan Kennedy
semangat thor cerita novel mu bagus😎
Protocetus
jika berkenan mampir ya ke novelku VR: Gamers Handal
Bryan Kennedy
Un'opera fenomenale che vale la pena leggere
anggita
☝+👍 dukungan utk novel baru. moga lancar.
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻: terimakasih untuk dukungannya 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!