NovelToon NovelToon
Convallaria

Convallaria

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Ibu Pengganti / Crazy Rich/Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: MellaMar

Lily merupakan anak kedua dari tiga bersaudara di rumahnya. Kehidupannya berjalan lancar sebelum adiknya dilahirkan. Namun, setelah kehadiran adiknya, Lily terasa menjadi orang asing di rumahnya sendiri. Semakin lama, Lily semakin merasa dirinya tak terlihat seperti makhluk gaib yang berkeliaran.


Diam-diam Lily merencanakan untuk kabur dari rumahnya. Ia memutuskan mengasingkan diri pergi negeri orang tanpa ada yang tahu rencananya bahkan sahabatnya sendiri.


Bagaimana kelanjutannya? Apakah Lily akan menemukan rumah lain di sana? Ataukah ia akan kembali pulang? mari kita simak lanjutan ceritanya >>>

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon MellaMar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Rumah Sakit

Yu-Seok membawa Lily pulang kerumah mereka, dengan hawa dingin menyelimuti. Keduanya sama-sama memendam amarah dalam kepalanya.

Suasana di dalam mobil sangat tegang, tidak ada kata-kata yang terucap antara keduanya. Yu-Seok memandang ke jalan, sementara Lily menatap ke luar jendela, mencoba untuk menghindari tatapan Yu-Seok yang penuh kemarahan.

"Bahkan dia tidak mengganti bajunya". Batin Lily kesal melirik sekilas kerah baju suaminya.

"Cih! Beraninya bermain mata dibelakangku!". Batin Yu-Seok.

Yu-Seok menggenggam kemudi dengan kuat, sementara Lily memeluk dirinya sendiri, mencoba untuk menghangatkan hatinya yang dingin.

Sesampainya dirumah, Lily tak mengucapkan sepatah kata pun. Dia keluar mobil lebih dulu melenggang masuk kedalam rumah tanpa menunggu suaminya.

Yang pertama Lily temui ialah Ju-Anh. Terlihat ad bu Kim yang tertidur di atas sofa. "Bu Kim, pergilah ke kamar. Maaf Lily baru pulang". Lily membangunkannnya lembut.

Bu Kim menuruti perintah Lily untuk segera pindah tanpa bertanya sedikitpun setelah merasa ada aura aneh dari tubuh Lily.

Lily pergi membersihkan diri lalu naik keatas kasur untuk cepat beristirahat. Yu-Seok yang baru saja datang, melihat Lily sudah berada dibawah selimut membuatnya menghela nafas panjang.

Yu-Seok mendekati Lily yang sudah memejamkan mata, berusaha untuk tidur. Yu-Seok melihat tangan Lily yang sempat ia cengkram sebelumnya. Ada sedikit tanda merah lebam tergambar dipergelangan tangan istrinya.

"Apa ini sakit, sayang?". Lirih Yu-Seok.

Ingin rasanya Lily memukul suaminya saat ini juga. Tapi jika ia melakukannya, akan terjadi peperangan besar dimalam hari yang akan membuatnya terjaga semalaman.

"Aku benar-benar gak sengaja". Sambungnya.

Yu-Seok memandang Lily yang terlihat sangat lelah dan marah. Dia tahu bahwa dia harus berhati-hati dalam menghadapi situasi ini. Dia berusaha untuk tidak membangunkan Lily dan memutuskan untuk tidur di sebelahnya, berharap bahwa besok pagi situasi akan lebih baik.

...

Esok harinya, Lily mendiamkan Yu-Seok seharian. Tapi ia masih tetap melaksanakan perannya sebagai istri dan ibu. Tanpa mereka tahu, keluarga Park datang mengunjungi mereka.

"Ma, pa ". Sambut Lily menyambut dengan senyum.

"Syukurlah, kamu masih ingat caranya tersenyum". Batin Yu-Seok.

"Maaf kami tidak menghubungi kalian dulu". Ujar nyonya Park.

"Gapapa ma. Tapi untungnya kebetulan kita masih ada dirumah". Seru Lily.

Nyonya Park mengangguk. "Mama pulang dari arisan, mampir kesini sebentar mau liat Ju-Anh".

Tuan Park yang dari tadi curiga dengan perbedaan sikap Lily dan Yu-Seok berani angkat bicara. "Kalian baik-baik saja kan?". Tanyanya.

Lily terkesiap dengan lontaran ayah angkatnya. "Kita baik-baik aja kok pa". Jawabnya. "Iya kan, sayang?". Lily menatap Yu-Seok tersenyum paksa.

Yu-Seok ikut tersenyum "Iya pa. Aku cuman banyak mikirin kantor aja". Serunya.

"Kamu ini. Kantor terus yang diurusin! Kantorkan banyak karyawan, istri sama anak kamu tuh urusin!". Cerca Tuan Park.

"Iya pa, maaf". Lirih Yu-Seok.

Lily pergi kedapur menghindari percakapan yang akan menjebaknya untuk berkata jujur.

"Papa sudah berkali-kali mengingatkan kamu tentang ini". Tegas Tuan Park. "Jangan sampai papa harus ngomong lagi!".

Yu-Seok hanya mengangguk faham. Datanglah Lily dengan dua gelas teh hangat. Saat menyajikan teh pada meja, Lily tak sengaja membuat lebam ditangannya terekspos.

Tuan Park menajamkan matanya. Menarik tangan Lily untuk memeriksa apa yang ia lihat. Lily dan Yu-Seok terkejut.

"Papa gak salah liat?". Tanyanya, menatap tajam Lily dan Yu-Seok bergantian.

Nyonya Park ingin tahu apa yang membuat suaminya marah. Selepas tahu, ia pun ikut marah . "Yu-Seok! ". Kecamnya.

"ini bukan apa-apa ma, pa". Lily menarik tangannya lagi.

"Jawab jujur!". Tegas tuan Park.

"Lily! Kamu tidak bisa tetap diam saat disakiti!". Timpal nyonya Park murka.

Lily terkekeh mendengar ucapan keduanya. "Ma, pa, ini gara-gara semalam".

Jantung Yu-Seok terasa akan melompat keluar mendengar ucapan Lily yang menatapnya terpaksa.

"Dia terlalu bersemangat saat bermalam sama Lily. Asalnya, hari ini Lily mau pergi ke dokter untuk periksa. Soalnya kulit Lily terlalu sensitif, digigit nyamuk aja bekasnya lama hilang". Sambungnya.

Ide gila tiba-tiba muncul dalam benaknya yang membuat Lily sendiri geli mendengarnya .

"Kenapa kamu diam saja". Ketus Tuan Park menatap Yu-Seok dingin.

"Aku malu pah". Jawab Yu-Seok.

...

Setelah mereka pergi, keadaan rumah kembali hening. Hanya Ju-Anh yang terus berisik, berceloteh kemana-mana. Setelah Ju-Anh tidur, Lily bersiap untuk pergi tanpa berpamitan pada Yu-Seok.

"Kemana?". Tanya Yu-Seok.

"Bukan urusan kamu". Ketus Lily.

"Bukan urusanku, katamu?". Emosinya tersulut.

Lily segera pergi sebelum dirinya emosi dan ikut-ikutan marah.

"Lily!". Teriak Yu-Seok

Punggung Lily menghilang dibalik pagar rumahnya. Lily memesan taxi online untuk pergi ke tempat yang ingin ia tuju.

"Dia kenapa, sih!". Yu-Seok mengerang.

...

Lily sampai disebuah Rumah Sakit swasta. Ia kemudian masuk menemui resepsionis menanyakan pendaftarannya. Lily mendapat nomor antrian yang cukup membuatnya harus menunggu lama.

"Pasien atas nama Lily?". Panggil perawat.

Lily kemudian masuk keruangan dokter. Tertulis di atas pintu sana 'DOKTER OB-GYN'.

Lily menceritakan semua keluhannya pada dokter sampai semua yang ada dalam hatinya terungkap. Dokter menyarankan untuk melakukan USG .

Di layar monitor, terlihat gambaran janin yang masih kecil, berukuran sekitar 5 sentimeter. Janin tersebut terlihat bergerak-gerak perlahan, menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang kuat. Denyut jantung janin juga terlihat, berdetak dengan ritme yang stabil. Semua tanda-tanda tersebut menunjukkan bahwa janin tersebut sehat dan berkembang dengan baik.

"Itu apa dokter?". Tanya Lily khawatir.

"Ini gambar janin, nona". Jawab Dokter sambil menatap layar monitor.

Lily membelalakkan matanya tak percaya. "Janin?". Ucapnya.

"Benar nona. Seperti yang kita lihat, bisa diperkirakan janin baru menginjak usia 8 minggu. Jangan terlalu stres dan banyak fikiran". Jelas Dokter.

Lily mengelap ujung matanya yang dialiri air matanya, tangis haru yang tak dapat ditahan. Dia merasa bahagia dan lega, setelah mengetahui bahwa janinnya sehat dan berkembang dengan baik. Air matanya mengalir deras, namun senyum bahagia tetap terukir di wajahnya.

"Bayi kami sehat," bisiknya, sambil memandang hasil USG di layar monitor. Suara tangisnya berubah menjadi suara tawa bahagia, yang menggambarkan kegembiraan dan rasa syukur yang mendalam.

"Kenapa pergi sendiri, nona?". Tanya dokter.

Lily menjawab dengan wajah yang berseri-seri. "Saya tidak berekspetasi sejauh ini, dokter. Saya kira ini hanya gangguan bulanan".

Dokter tersenyum. "Baiklah, sampai bertemu dipertemuan selanjutnya. Hubungi saya kalau ada keluhan kedepannya".

Lily keluar Rumah Sakit dengan perasaan yang berbunga-bunga. Ia tak menyangka akan mengalami dan merasakan seperti apa menjadi seorang ibu.

Disisi lain, Yu-Seok yang sedang khawatir setengah mati mendapat notifikasi pembayaran Rumah Sakit. Matanya langsung membesar ketika melihat jumlah tagihan yang sangat besar. Dia merasa seperti terpukul oleh petir.

"Lily! Apa yang terjadi denganmu". Gumamnya cemas.

Dia merasa sangat khawatir tentang biaya yang cukup besar tanpa tahu apa yang terjadi dengan Lily. Yu-Seok langsung menghubungi bagian keuangan rumah sakit untuk meminta penjelasan tentang tagihan tersebut.

Namun pihak Rumah Sakit tidak bisa memberi penjelasan mengenai privasi pasien, sesuai dengan permintaan Lily.

1
Sinta Derefa
Thor maaf saya koreksi ya🙏
kisah cerita nya bagus banget,dan jalan ceritanya juga bagus.tapi penyusunan peristiwa nya tidak terlalu jelas🙏
tapi saya suka kok🥰
MellaMar: Teriamakasih atas kritiknya, thor thor akan berusaha lebih baik😍🙏
total 1 replies
Sinta Derefa
saya kasih bintang lima buat Lily dan Ju Anh.
buat Yu Seok belum ya😁
karna saya TKW sama dgn Lily..
Sinta Derefa
kayak nya yu Seok sudah ada sedikit simpati sama Lily..ntar lama2 ada rasa,trus perhatian dan akhirnya cinta pun tumbuh🥰🥰
Sinta Derefa
jackpots kah Lily..maaf saya tak kenal sama group band smash 😁😁
Sinta Derefa
emmm kayak nya ada kesempatan untk mu jadi penggoda Lily,pelan2 kamu sayangi anak nya dgn ikhlas dan sabar lama2 bapak nya yg mnta di perhatiin🫢😅😅
Sinta Derefa
semangat Lily..sayangi anak majikan mu seperti kamu menyayangi anak mu sendiri kelak.
innsyaa Allah lama2 kita akan menjalin ikatan emosional dan jalinan kasih dgn Sang anak.
Sinta Derefa
salam kenal..
saya mampir nih..
cerita TKW.sama Lily saya pun TKW.
MellaMar: Terimakasih sudah mampir kak, semoga bisa menghibur🫂🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!