MOHON BACA CERITA SEBELUMNYA ( Cerita dibalik seragam SMA) agar kalian tahu alurnya.
Sebuah tragedi 10 tahun yang lalu sangat meninggalkan luka yang mendalam. Kehilangan istri tercinta dengan sangat tiba-tiba membuat Elvin Zayyan Pradipta kehilangan semangat hidupnya.
Keinginan untuk mengakhiri hidup selalu berada di benaknya, namun ia harus bangkit demi sang putra, Jun Seo.
Kematian sang istri telah menjadi misteri. Tidak ada yang tahu seperti apa hingga istrinya bisa jatuh ke jurang.
*
Ketika Elvin tengah mencari tahu sebuah kasus yang terjadi bersama para bawahan grandma, saat itu pula ia harus kehilangan sang putra angkatnya, Jun Seo. Untuk kedua kalinya ia harus hancur kembali.
Namun sebuah hal mencengangkan terjadi, ia menemukan seseorang menjadi bahan percobaan ekstrim oleh pria yang ia kenal sebagai orang tua dari temannya.
Hal gila itu tidak mempunyai membuatnya berkata-kata melihat keadaannya yang sungguh membuat tubuhnya hancur berkeping-keping.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yaya haswa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CRDT 18
Mommy dan daddy memutuskan untuk menginap di rumah sakit menemani Bintang dan juga Anggitha. Elvin dan Jun kembali ke rumah saat sore harinya. Elvin merasa Jun masih shok dengan kejadian yang dia alami.
Di sinilah Jun dan Elvin. Keduanya tengah berada di dalam kamar dan sedang bersantai nonton TV.
"Sebelum Jun pergi ke panti, apa Jun merasakan sesuatu sebelumnya?" tanya Elvin. Ia baru menanyakan hal itu, karena mengingat biasanya Jun akan selalu merasakan hal-hal jika akan terjadi sesuatu.
"Awalnya nggak ada tapi saat dalam perjalanan....Jun bermimpi dikejar-kejar.Jun juga sudah memberitahu aunty, tapi aunty bilang nggak pa-pa. Jun aman katanya" jelas Jun. Elvin mengangguk kecil mendengarnya.
"Memang mereka itu siapa, Dad?" tanya Jun .
"Dadda juga nggak tahu" ia memang tidak tahu pasti siapa mereka, tapi ia sudah berpikir kalau mereka itu adalah orang suruhan yang mengincar.
"Apa mereka akan mengganggu kita lagi?"
"Enggak . mereka sudah ditangkap sama polisi dan dipenjara jadi nggak akan ganggu Jun lagi" walaupun ia sendiri tak yakin untuk itu.
"Udah ya, kita tidur. Besok kita ke rumah sakit lihat keadaan Om Bin!"
Jun mengangguk patuh. Ia langsung berbaring dan memejamkan matanya. Elvin mengusap rambut Jun hingga dia tertidur.
Keesokan harinya
Elvin dan Jun sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Setibanya di rumah sakit mereka langsung menuju ruang perawatan Bintang . Ketika membuka pintu ruangan, terlihat Bintang Tengah sarapan dengan disuapin oleh mommy.
"Kapan sadarnya?" tanya Elvin.
"Tadi malam, jam 10.00" jawab Daddy.
"Kakinya masih sakit nggak, om Bin ?" tanya Jun dengan menatap kaki Bintang yang diperban. Ia sedang membayangkan rasa sakitnya.
"Enggak. Kakinya gak sakit" jawab Bintang dengan tersenyum. Walaupun sebenarnya sakit dan nyilu, tapi ia tidak ingin menunjukkan pada keponakannya itu.
"Aku ke kantor dulu. Nanti sore baru aku ke sini" ucap Elvin seraya berdiri.
"Kamu tidak melihat keadaan Gita dulu, El, sebelum pergi?" tanya mommy.
"Keadaannya sudah lebih baik kan? Cuman sesak nafas doang" ucap Elvin datar. Ia malas untuk pergi melihat keadaan Anggitha . Entahlah, semenjak mommy menjodohkannya membuat ia selalu kesal melihat Anggitha .
Elvin pun pergi dari rumah sakit tanpa melihat keadaan Anggitha . Tanpa mereka sadari, Anggitha mendengar perkataan mereka tadi. Ia ingin melihat keadaan Bintang , namun mendengar kata yang membuat hatinya sakit. Ia kembali ke ruangannya saat tahu Elvin akan pergi.
"Aku harus sadar diri, sampai kapanpun Elvin pasti gak mau menerima perjodohan ini. Bagaimana pun, dia sangat mencintai Agatha." ucap Anggitha dengan menatap lantai rumah sakit yang ada di dalam ruang perawatannya. Ia sedang duduk di atas bansal.
.
.
Disisi Elvin , ia baru saja tiba di kantor milik sang Daddy yang kini ia yang mengelolanya. Ketika ia keluar dari mobil, satu mobil juga masuk ke parkiran khusus. Elvin melihat platnya dan sangat tahu mobil siapa itu.
"Paman Owen " panggil Elvin seraya menghampirinya.
Owen lah yang di utus oleh grandma bersama 3 anggotanya untuk menjaga Jun . "Bagaimana kabarmu?" tanya Owen dengan memeluk Elvin .
"Aku baik, tapi tidak dengan pikiran ku " jawab Elvin . Owen hanya tersenyum kecil mendengarnya. Ia prihatin melihat cucu A'ma itu. Kehilangan istrinya dengan keadaan yang tiba-tiba dan harus berhadapan lagi dengan orang-orang di balik anak angkatnya.
"Paman sudah melihat dua pria itu di kantor polisi?" tanya Elvin . Mereka tengah berjalan beriringan menuju ruang Elvin .
"Aku belum bertemu. Tapi trio botak sedang mengurus pembebasannya" trio botak adalah sebutan kedua anggota, karena mereka botak.
Owen meminta pembebasan untuk kedua pria yang telah melakukan penyerangan pada Bintang,Anggitha dan juga Jun , karena ia ingin mengorek informasi dari mereka dan ia sendiri yang akan menahannya di H.G.
"Ouhh...baguslah. Mereka akan mudah untuk bebas kalau hanya berada di kantor polisi. Mengingat sangat mudah melakukan suap disana" ucap Elvin .
"Hmm...kita tidak bisa percaya mereka begitu saja. Walaupun mereka amanah, bisa saja kedua pria itu punya banyak cara untuk kabur"
.
.
"Bagaimana dengan kasus Wibhawa?" tanya Elvin seraya duduk di sofa. Mereka sudah berada di dalam ruangan Elvin .
"Sudah menemukan sedikit jalan tentang keberadaannya. Hunter menemukan lab Wibhawa di negara K dan juga cairan yang di duga memiliki khasiat yang luar biasa. Namun kami belum mengetahui untuk apa itu. Anggota di bagian lab tengah mencari tahu lebih dalam tentang cairan itu"
Elvin manggut-manggut mendengar penjelasan Owen.
"Apa kau punya peluru yang mengenai Bintang kemarin ?" tanya Owen .
"Ada, tapi ada di rumah sakit. Aku menyimpannya disana, belum sempat aku bawa pulang"
"Oooh...aku akan ke rumah sakit mengambilnya nanti. Kalau begitu kami pergi dulu. Lanjutan pekerjaan mu !" ucap Owen seraya berdiri.
"Terima kasih, paman. Aku pusing memikirkan tentang Jun sendirian. Terlalu banyak teka-teki. Jun memiliki kemampuan yang entah bisa dikatakan kelebihan atau kekurangan, karena dia bisa tahu apa yang akan terjadi nantinya "Elvin memijit pelipisnya.
"Apa Jun tidak pernah membahas tentang asal usulnya mungkin ?"
"Tidak. Tapi dia pernah bilang akan menjemput bundanya dan membawanya bertemu denganku. Sampai saat ini aku gak ngerti maksud dari perkataannya. Tapi belakangan ini, dia udah gak pernah mimpi tentang Clara lagi"
Owen mengangguk mengerti mendengarnya. "Beritahu paman kalau Jun bermimpi lagi! Apapun itu "
"Baik paman"
Owen dan satu anggotanya meninggalkan perusahaan menuju rumah sakit. Ia akan mengambil peluru yang Elvin simpan di ruangan Bintang .
Dengan peluru itu bisa menjadi petunjuk nantinya. Mulai dari dimana mereka membelinya atau mereka membuatnya sendiri. Apalagi saat mengetahui kalau peluru yang digunakan adalah kedap suara.
Rumah sakit
Owen sudah berada di rumah sakit dan tengah membahas kejadian kemarin. Ia juga sudah mengantongi peluru itu.
"Mereka memang mengincar Jun" jawab Bintang setelah Owen bertanya padanya perihal kejadian kemarin. Ia menceritakannya dengan rinci.
"Aku sendiri yang akan mengantar Jun ke sekolah nantinya " ucap Owen .
"Kami menyerahkannya semua padamu, Owen " ucap Daddy.
Mereka kembali bercerita hal lain dan tidak membahas lagi kejadian kemarin mengingat masih ada Jun disana.
Sementara Jun yang sejak tadi bermain iPad di atas kasur kosong yang memang ada dua seketika berhenti bermain. Ia menghampiri Owen dan berdiri di hadapannya.
Owen heran melihat Jun yang hanya diam menatapnya dengan intens. "Ada apa, Jun ? Kamu ingin bertanya sesuatu ?" tanya Owen .
"Emm....kakek sanget mirip dengan yang ada di mimpiku " ucap Jun . Ia memanggil Owen kakek karena melihat wajahnya yang seumur dengan kakek Pradipta.
"Jun bermimpi apa ?" Owen jadi penasaran mengingat cerita Elvin kalau Jun bisa mengetahui sesuatu yang akan terjadi nantinya.
"Kakek berdarah di sini " Jun menunjuk dadanya. "Karena menolong Jun "
Owen kaget mendengarnya. Ia menarik Jun untuk lebih dekat dan menatap matanya dengan serius.
"Apa yang terjadi sampai kakek harus menolong Jun ?"
"Jun juga gak tahu. Ada yang memegang tangan Jun sangat kuat dan banyak orang disana. Mereka semua mengarahkan pistol kearah kakek, padahal kakek cuman sendiri. Jun sampai nangis" jelas Jun. Matanya berkaca-kaca mengingat mimpinya.
"Kapan Jun bermimpi seperti itu?"
"Tadi malam, tapi Jun gak beritahu Dadda. Jun takut Dadda khawatir dan pusing pikirin Jun "
Mereka yang mendengar cerita Jun sama-sama dibuat kaget. Daddy, mommy dan Bintang yang belum tahu tentang kemampuan Jun merasa itu hanya bunga tidur saja, tapi mereka heran kenapa Owen terlihat serius mendengar cerita Jun.
.
.
NEXT
Apa arti mimpi itu?
smga Elvin menolak perjodohan nya.