NovelToon NovelToon
Jangan Menangis Bunda

Jangan Menangis Bunda

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius
Popularitas:3M
Nilai: 4.9
Nama Author: IAS

🏆🥈Juara 2 YAAW S 10
" Aku akan melakukan apapun untukmu. Meski harus kembali menemui pria itu. Hidupmu adalah hidupku. Bunda mohon bertahanlah sayang. Hanya kamu hidup bunda nak. "

Akibat kesalahan semalam yang dia perbuat Kaluna melahirkan seorang putra yang ia beri nama Taraka. Ia membesarkan Tara seorang diri, namun hancur hati Kaluna saat dokter memvonis putra nya yang berusia 5 tahun ini dengan penyakit yang mengancam nyawa.

Kesehatan Taraka semakin memburuk. Dengan berat hati ia pun Akhirnya pergi mencari pria tersebut agar putranya bisa hidup lebih lama.

Bagaimana reaksi si pria saat tahu dia ternyata memiliki putra dari wanita yang bahkan sama sekali tidak dikenalnya itu?
Akankah hidup Taraka terselamatkan?

Folow IG author @anns_indri
Kalau suka jangan lupa tinggalkan like setelah membaca. Terimakasih. Like Anda dukungan terbesar bagi penulis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

JMB 32. Identitas Lain

Setelah kedatangan Yasa tempo hari, pria itu tidak lagi terlihat. Sudah hampir seminggu Yasa tidak terlihat. Rupanya pria itu sedikit sibuk di kampus. Banyak bimbingan skripsi dari para mahasiswanya. Bahkan ada juga yang bimbingan untuk tesis.

" Haish, sibuk kali. Aaah iya bukannya besok jadwal Tara kontrol. Bagus, aku akan menjemputnya sore nanti."

Senyum Yasa mengembang sempurna mengingat ia akan bertemu dengan Tara dan ibunya tentunya. Tapi ia harus segera menyelesaikan bimbingan skripsi yang sudah terjadwal hingga sore nanti. Tidak mungkin dia akan menjadwal ulang. Yasa cukup merasa kasian terhadap mahasiswa yang wira-wiri ke kampus hanya untuk menemui dosen.

Satu hal yang Yasa minimalisir yakni dia tidak akan membuta janji kosong dengan mahasiswanya. Misal setuju untuk bertemu dan koreksi tapi saat ditemui dia tidak ada di tempat. Beberapa kali dia mendengar keluhan dari para mahasiswa itu. Yasa akhirnya menyampaikan hal tersebut kepada ayah dan om nya agar menindaklanjuti hal tersebut.

Mahasiswa sudah berusaha keras menyelesaikan tugasnya, bahkan bisa jadi mereka bergadang untuk membenahi kesalahan-kesalahan dalam pembuatan tugas akhir tersebut. Jadi sungguh kasihan jika mereka harus kembali mengejar dosen atau jadi korban php dosen pembimbing.

" Baiklah selesai."

Yasa tersenyum lebar saat semuanya sudah beres. Jam menunjukkan pukul 16.00. Ia akan langsung menuju ke tempat Tara dan Kaluna. Mentoknya dia akan terhalang magrib di jalan.

Yasa kemudian membereskan meja kerjanya lalu meraih jaket dan berjalan keluar ruangan. Senyum pria itu mengembang sempurna. Ada rasa rindu yang terkumpul dalma hatinya. Hampir sepekan tidak melihat Tara dan Kaluna membuatnya tidka sabar ingin segera sampai di tempat ibu dan anak itu.

Melalui ponselnya Yasa memastikan bahwa Kaluna dan Tara tidak pergi kemana-mana. Ia selalu berkomunikasi dengan Tara melalui ponsel. Bocah itu rutin melaporkan apapun yang terjadi di vila kepada sang ayah. Seperti halnya sekarang. Yasa yang hendak menekan pedal gasnya terlebih dahulu membuka pesan yang baru saja masuk.

" Ayah jadi kan kesini, Tara kangen."

" Jadi boy, nih ayah mau on the way."

Di seberang sana bocah 5 tahun itu tersenyum lebar. Ia tentu senang ayahnya akan datang. Tara kembali meletakkan ponselnya dan kembali melanjutkan lukisannya. Ya saat ini dia sedang fokus melukis, ia bahkan mengatakan kepada semua isi vila untuk tidak mengganggunya.

Kaluna hanya menggeleng pelan melihat tingkah sang putra. Tanpa Kaluna tahu Tara sedang mengerjakan sebuah pesanan dari seseorang. Lukisan yang dipesan oleh orang itu adalah lukisan sebuah perjamuan makan para bangsawan eropa. Ia ingin menggunakannya untuk menghiasi ruang makan yang berada di kastilnya.

" Hello, Raka Pittore what about my order?"

" Haish, If you're really fussy, I don't do it."

" Wohooo, oke, i'm so sorry."

Tara mendengus kesal. Sir Alexander, seorang bangsawan dari negeri Ratu Elizabet itu selalu bertanya kapan ia akan selesai menyelesaikan lukisannya. Raka Pittore, adalah nama yang Tara gunakan sebagai nama untuk melabeli hasil karyanya biasanya ia akan menorehkan nama dan tanda tangannya tepat dibawah hasil lukisannya.

Kaluna tentu tidak tahu apa yang dilakukan oleh sang putra. Tara menggeluti lukisan profesional sudah setahun ini dan sudah banyak orang yang memesan lukisan kepadanya. Nama Raka Pittore bahkan sudah dikenal di negara luar.

Tapi tidak ada yang tahu identitas asli Tara. Yang mereka tahu Raka Pittore adalah seorang pria paruh baya. Tara tidak pernah mau berbicara melalui sambungan telepon. Dia hanya mau berhubungan melalui pesan dan itu pun hanya melalui surel. Tara tidak pernah memberikan nomer ponsel pribadinya bahkan kepada orang selepas bangsawan sekalipun.

Jika ada yang bertanya mengapa Tara tidak membantu bundanya dalam membiayai hidup dna pengobatannya? Satu jawaban pasti, ia ingin bunda nya kembali kepada kedua orang tuanya dan tentu saja bertemu ayahnya.

Tidka ada yang tahu, uang yang diberikan Brisia kepada bunda nya pun sudah Tara ganti. Berkali-kali Brisia bingung saat mendapat notifikasi dana masuk ke dompet digital nya.

" Haaaah, selesai juga. Elaaah pegel juga. Ini kalo masih nggak puas tak kon nggambar dewe ( ku suruh menggambar sendiri). Emang dikira gampang apa, duuuh pegel juga pinggang."

" Pakeeet!!!"

Bocah itu tersenyum. Seperti emak-emak yang bahagia saat mengetahui kurir langganannya datang membawa paket, Tara pun sama. Ia bahkan punya nomor telepon kurir tersebut. Anehnya sang kurir mau-mauan saja mengantar dan mengambil paket Tara yang sekarang ada di perkebunan. Tapi memnag bayaran yaang Tara berikan tidaklah sedikit.

" Mas, tunggu bentar ya. Biasa."

" Siap bos."

Kang paket itu benar-benar profesional. Dia tidak pernah merasa penasaran ataupun bertanya mengenai apa yang dikirimkan bocah itu. Meski agak sedikit heran karena sering ia temui alamat luar negeri.

Setelah sekitar 15 menit Akhirnya Tara keluar. Dengan sedikit kesusahan bocah itu membawa paket yang sudah dibungkus dengan rapi dan tebal. Jika tidka slaah ukuran paket itu sekitar 1x1.5 meter.

" Biasa ya mas. Dokunya sudah saya kirim. Maaf ngrepotin."

" Haish, santai aja bos. Makasih ya."

" Laah saya yang harusnya makasih. Mas sampai jauh-jauh ke sini."

Kang kurir tersebut hanya menyunggingkan senyumnya. Banyak hal yang Tara tidak tahu, melalui paket-paket kiriman bocah itu dia sering mendapatkan bonus dan kini dipercaya membawa kendaraan roda 4 untuk mengirim paketnya.

Kang kurir melenggang pergi, dan Tara terkejut saat bundanya nongol tiba-tiba dari arah perkebunan.

" Paket apa itu? Emang Tara pesen sesuatu."

Mateng aku. Kok bunda pulang cepet sih. Biasanya mepet magrib baru pulang, batin Tara. Biasanya Tara akan janjian dengan Kang Kurir saat bundanya tidak ada di rumah. Dan, kali ini sepertinya prediksinya sedikit meleset.

" Ooh itu, iya Tara pesen kanvas. Biasa. Tapi tokonya salah ukuran jadi mau ditukar deh."

" Tara dapat uang dari mana beli kanvas di toko online?"

" Itu, ehhm ah iya dari ayah. Ya ayah yang memberi Tara uang heheh."

Kaluna menghela nafasnya lalu tersenyum kecil dan berlalu masuk ke rumah. Tara yang melihat bundanya melenggang masuk seketika bernafas lega. Bocah itu berkali-kali menepuk keningnya.

" Astagfirullaah, bohong nggak tuh? Tapi nggak sepenuhnya bohong ding. Kan emang Tara dikasih uang sama ayah, Tara juga bener kok beli Kanvas, cuma untuk pengiriman Tara bohong dikit. Ya Allaah maapin Tara Ya Allaah. Ini rahasia perusahaan, tidak ada yang boleh tahu."

Bocah itu setelah sedikit menyesali karena berbohong kepada sang bunda lalu kembali masuk ke kamarnya. Ia kembali melirik ponselnya. Satu buah notifikasi pesan masuk ke surel miliknya. Dengan segera Tara membuka membaca pesan tersebut.

Kening Tara mengerut seketika saat membacanya. Nafasnya memburu, tangan bocah itu mencengkeram erat pinsel miliknya.

" Memangnya aku apa-an. Berapapun itu aku tidak sudi!"

TBC

1
komalia komalia
ternyata bulak balik bek ketemu nya masih tetalin keluarga juga
komalia komalia
dasar wanita modusa
komalia komalia
udah cembuker aja tuh
komalia komalia
terima aja kalau engga mau kadih aja buat kucing
komalia komalia
yang nsnggung dosa Yang sudsh ngejebak kalian berdua
Sella Darwin
Lumayan
komalia komalia
kenapa ko bisa hamil dan yasa bisa enga tau apa di jebak di kasih obat tidur
komalia komalia
aku lanjut kesini kisah nya dira anak nya mas dika aku lewat soal nya kalau masalah peperangan aku kurang suka,dan sama kisah kolosal aku kurang srek baca nya ma,af yah thor
Ria Lita
moga2 cepet terbongkar biang kerok nya
Ria Lita
ih jahat juga ya Clara semoga Clara cepat dapet karma nya orang jahat pasti akhir nya dinjahayin juga
Ria Lita
yaaa Klara kok gak puas ya gangguin kaluna awas Lo kena batu nya baru nyahoooo lu
Ria Lita
semoga saja Zion gak mau lagi Ama Klara gak cocok lah Klara nya julid sih
🌺Ulie
Luar biasa
Ria Lita
oke Tara Memang pintar buat ayah sama bunda mu bersatu
Ria Lita
ya sudah Yasa kan SDH mutusin mau dgn kaluna Ciara tinggal dong masaau dua duanya
Ria Lita
jadi sedih
Ria Lita
Alhamdulillah semoga cepat ketemu ya Tara dgn Yasa biar Tara bisa sembuhkan
Jasmin Melor
Luar biasa
Danny Muliawati
beli hp d no baru
Danny Muliawati
jangan2 kaluna hamil ya thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!