"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Baby
“Abang yakin mau menikah sama aku?” Aleera masih tidak percaya seorang Kendra mau menikah dengannya.
“Apa sekarang Abang terlihat seperti sedang bercanda Aleera?” Tanya Kendra kepada Aleera.
Aleera terdiam, dia bisa melihat dengan jelas kalau Kendra memang serius dengan ucapannya. Tapi sekali lagi, Aleera masih ragu. Dia tidak tau keputusan apa yang harus di ambilnya.
Dan Kendra bisa melihat keraguan itu di mata Aleera.
“Sekarang apa lagi yang membuat kamu ragu Aleera? Bisakah kamu tidak terlalu memperumit masalah ini? Kita akan menikah dan anak kita akan memiliki orang tua yang lengkap, masalah selesai. Sudah cukup itu saja yang kamu pikirkan. Abang Surau tau dalam sebuah rumah tangga akan muncul masalah lain, tapi kamu harus yakin kalau kita bisa menghadapi semua itu nantinya.” Ujar Kendra dengan lembut. Kendra benar-benar tidak ingin membuat Aleera tertekan. Tapi sifat Aleera ini sering membuat Kendra kehilangan kesabarannya.
Pada akhirnya Aleera mengangguk setuju.
“Iya aku mau nikah sama Abang.” Jawab Aleera.
Hal ini membuat Kendra menghembuskan nafas lega. Tanpa sadar Kendra membawa Aleera ke dalam pelukannya.
“Terima kasih Aleera, terima kasih.” Ucap Kendra dengan lembut.
Beberapa saat setelah berpelukan, Kendra melepaskannya.
“Kamu sudah memeriksakan kandungan kamu ke dokter?” Tanya Kendra kepada Aleera dan di jawab gelengan kepala oleh gadis itu.
“Belum, tadinya aku mau periksa besok.” Jawab Aleera lirih.
“Kalau gitu sekarang kita turun, kita periksakan kandungan kamu.” Ujar Kendra dengan suara lembut.
“Tapi Bang…”
“Apalagi Aleera? Abang ingin segera mengetahui kondisi anak kita.” Ujar Kendra seraya menatap Aleera dalam.
Setelah beberapa saat membujuk Aleera, akhirnya disinilah mereka. Di sebuah ruangan untuk memeriksaan kandungan.
“Kehamilan yang pertama ya…” Ujar Dokter Sean dengan ramah.
“Iya.” Itu Kendra yang menjawabnya.
Entahlah apa yang sedang di pikiran Kendra saat ini, yang jelas dia sedang menatap tajam dokter tampan yang tengah mempersiapkan alat-alat pemeriksaan kehamilan.
“Apa disini tidak ada dokter kandungan wanita?” Tanya Kendra kepada Dokter Sean. Aleera yang mendengar ucapan Kendra menatap tidak percaya kepada laki-laki yang saat ini sedang berdiri di sampingnya itu.
Sedangkan Dokter Sean tersenyum mendengar ucapan Kendra.
“Jangan khawatir Pak Alvaro, disini saya bekerja secara profesional.” Jawab Dokter Sean dengan sopan.
Kendra diam tidak mengatakan apapun lagi.
Perut Aleera terasa dingin saat alat USG menyentuh kulitnya.
“Nah, ini yang kecil putih adalah janinnya. Ukurannya masih sebesar kepala jarum pentul dan di perkirakan usianya baru 3 minggu dan sudah menempel sempurna pada rahim. Dimasa ini bentuk janin usia 3 minggu masih berupa embrio yang terus membelah dan memperbanyak sel.” Ujar Dokter Sean menjelaskan. “Dan ya kondisi janin semuanya aman. Ibu Aleera dan Bapak Alvaro hanya perlu menjaganya lebih ekstra karena usia kandungan yang masih muda.” Tambah Dokter Sean.
Kendra tidak terlalu mendengar ucapan Dokter Sean, matanya terpaku pada layar monitor yang menampilkan sebuah gambar berwarna hitam putih dengan setitik bulatan seukuran biji kacang hijau di tengah.
Calon anaknya! Ya, anaknya sedang tumbuh di dalam rahim Aleera. Bahagia? Sudah pasti, meskipun anaknya hadir karena sebuah kesalahan tapi Kendra merasa sangat bahagia.
Sedangkan Aleera, perasaan gadis itu sangat bercampur. Antara senang, sedih, terharu, dan bahagia, rasa itu bercampur menjadi satu hinggan tanpa sadar dia sudah meneteskan air matanya.
Dokter Sean tentu saja sangat paham dengan kondisi ini. Siapa sih yang tidak bahagia kalau sebentar lagi akan memiliki seorang anak di tengah-tengah mereka?
Melihat betapa posesifnya Kendra tadi dokter Sean berpikir kalau Kendra pastinya sangat mencintai Aleera.
“Jadi baik ibu dan janinnya semuanya dalam kondisi baik. Apa Ibu Aleera mengalami morning sickness di pagi hari?” Tanya Dokter Sean kepada Aleera.
Aleera menganggukan kepalanya.
“Iya dok, tapi saya rasa tidak terlalu parah sampai membuat saya lemah. Hanya saja saya selalu merasa mual setiap mencium aroma nasi hangat dan juga saat minum susu strawberry.” Ujar Aleera memberitahu Dokter Sean.
Kendra menatap Aleera, dia sedkit terkejut saat Aleera mengatakan kalau gadis yang sedang mengandung anaknya itu selalu mengalami morning sickness di pagi hari. Kendra semakin merasa bersalah, Aleera sendirian dan harus mengalami semua itu.
“Itu normal kok Bu, hanya saja kalau bisa perutnya tetap di isi nasi. Sedikit-sedikit saja tidak apa-apa dan kalau mulai mual bisa berhenti dulu baru kemudian makan lagi sedikit. Dan mengenai susu Ibu Aleera bisa mencari susu yang cocok dan tidak membuat mual, karena susu sangat penting untuk perkembangan janin. Jangan lupa juga makan sayur dan buah-buahan. Sama pilih olahraga yang ringan-ringan saja, seperti jalan-jalan santai setiap pagi atau sore.” Ujar Dokter Sean.
“Baik dok, saya mengerti.” Jawab Aleera.
“Kalau begitu ada yang mau di tanyakan?” Tanya Dokter Sean dengan ramah.
Aleera menggelengkan kepalanya sedangkan Kendra hanya diam saja tidak mengatakan apapun sejak tadi.
“Ooo iya, perlu saya ingatkan. Kalau bisa aktivitas malam kalian di tunda dulu sampai kandungan berusia di atas 3 bulan. Ini hanya untuk berjaga-jaga saja. Karena kandungan yang sudah melewati trimester awal biasanya kondisi janin sudah lebih kuat.” Ujar Dokter Sean.
“Aktivitas malam apa dok?” Tanya Aleera dengan polosnya. Jujur Aleera tidak sedang berpura-pura tidak tau. Memangnya aktivitas malam apa yang harus Aleera dan Kendra tunda? Mereka bahkan tidak tinggal dalam satu rumah. Jadi mereka tidak memiliki aktivitas malam bersama.
Dokter Sean tersenyum mendengar pertanyaan Aleera. Begitu juga dengan Kendra yang saat ini sedang mengulum senyum serta menatap Aleera. Kendra tidak terlalu terkejut dengan sifat polos Aleera ini. Karena bisa di katakan Aleera itu sama seperti Sandra, kemurnian pikirannya masih terjaga.
“Ekhem, maksud saya aktivitas s\*x bu.” Jawab Dokter Sean.
Dan… Blushh… Pipi Aleera seketika memerah merona karena malu. Aleera merutuki dirinya karena bertanya.
“Jadi kalau gitu saya resepkan vitamin sama obat anti mual saja ya Bu. Vitaminnya bisa di minum setiap hari, sedangkan obat anti mualnya di minum kalau Bu Aleera hanya merasa mual parah saja. Kalau masih di tahan ada baiknya tidak usah di minum.” Ujar Dokter Sean.
Aleera menganggukan kepalanya paham.
“Baik dok.”
Dan ya, begitu pemeriksaan selesai Kendra langsung membawa Aleera ke mobil. Sedang dirinya pergi ke apotek untuk menebus obat dan vitamin yang Dokter Sean resepkan.
Aleera yang duduk di mobil sendirian mengelus perutnya yang masih rata seraya menatap hasil cetak foto usg dari janinnya.
“Kamu masih kecil banget sih nak. Lucu.” Ujar Aleera seraya tersenyum. “Sehat-sehat di dalam perut mama, makan yang banyak biar adek cepat besar.”
tp mereka tokoh nya dokter sama perawat
🙏