Terlahir kembali sebagai Tian Feng di Desa Batu Angin yang terpencil, ia merasakan keputusasaan total.
Mantan Dewa Langit, kini terperangkap dalam tubuh lemah tanpa Dou Qi, menjadi sasaran cemoohan.
Titik baliknya adalah penemuan batu hitam misterius yang ternyata menjadi wadah bagi Yao Ling, seorang ahli Dou Zun yang disegel.
Di bawah bimbingannya, Tian Feng tidak hanya melatih Dou Qi dari nol, tetapi juga melatih kembali jiwanya untuk menerima kondisi fananya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 16
Dengan token giok di tangan, Tian Feng meninggalkan Aula Pendaftaran. Ia tidak kembali ke kamarnya, melainkan langsung bertanya pada seorang murid senior tentang lokasi Paviliun Dou Ji. Mengikuti arahan yang diberikan dengan sedikit rasa heran dari murid itu, ia berjalan menyusuri jalanan batu yang lebih dalam ke wilayah murid luar.
Sekte Langit Senja adalah dunia yang hidup. Ia melewati lapangan latihan yang luas di mana ratusan murid berlatih serempak, teriakan mereka menggema di udara. Ia melihat para murid yang baru kembali dari misi, beberapa terluka dan lelah, yang lain membawa hasil buruan monster. Papan pengumuman besar dipenuhi dengan berbagai tugas, masing-masing menawarkan Poin Kontribusi yang bervariasi. Ini adalah ekosistem yang didorong oleh ambisi dan kerja keras.
Paviliun Dou Ji adalah sebuah pagoda kayu sembilan tingkat yang megah dan kuno, memancarkan aura kebijaksanaan dan kekuatan yang telah terakumulasi selama berabad-abad. Di pintu masuknya, seorang tetua dengan rambut putih acak-acakan duduk di kursi goyang, tampak tertidur lelap. Namun, Tian Feng bisa merasakan aura yang jauh lebih kuat dan berbahaya dari tetua ini dibandingkan Diakon Chen.
Saat Tian Feng mendekat, mata tetua itu terbuka sedikit. Matanya yang keruh tampak menilainya dalam sekejap. "Murid baru. Tunjukkan tokenmu."
Tian Feng menyerahkan token gioknya. Tetua itu melambaikannya di atas sebuah kristal, yang kemudian bersinar redup.
"Ah, si bocah dengan Kemurnian Sempurna," gumam tetua itu, matanya kini menunjukkan sedikit minat. "Kau punya hak untuk memilih satu Dou Ji Tingkat Huang secara gratis. Lantai pertama. Jangan menyentuh apa pun di lantai dua. Pergi sana." Dengan itu, ia kembali memejamkan mata.
Tian Feng masuk ke dalam. Aroma kayu cendana tua dan kertas kuno menyambutnya. Lantai pertama paviliun itu luar biasa luas, dengan rak-rak buku yang menjulang tinggi dipenuhi ribuan gulungan bambu, sutra, dan kulit.
Beberapa murid lain sedang sibuk memilih, wajah mereka penuh konsentrasi.
"Teknik Pedang Angin Membelah! Kudengar ini yang paling cepat!"
"Perisai Batu Golem! Pertahanannya tak tertandingi di tingkat yang sama!"
Tian Feng berjalan melewati rak-rak itu. Dengan jiwa dewanya, ia tidak perlu membaca setiap gulungan. Ia bisa merasakan konsep dan aura yang terpancar dari masing-masing teknik.
Ia merasakan aura tajam dari teknik pedang, aura kokoh dari teknik pertahanan, dan aura lincah dari teknik gerakan. Namun, tidak ada yang menarik perhatiannya.
"Terlalu banyak gerakan yang tidak perlu," komentarnya dalam hati.
"Fokus pada eksternal, mengabaikan kekuatan internal. Sampah," tambah Yao Ling dengan sinis.
Setelah berkeliling hampir satu jam, ia merasa sedikit kecewa. Sebagian besar teknik di sini tidak lebih baik dari Tinju Getar Dalam yang diciptakan Yao Ling untuknya.
Hampir menyerah, ia merasakan sebuah tarikan samar dari sudut paling belakang paviliun. Tempat itu berdebu dan gelap, jelas jarang dikunjungi. Di rak paling bawah, tergeletak sebuah gulungan yang terbuat dari kulit binatang berwarna merah kusam. Tampak tua dan terabaikan.
Ia mengambilnya. Judulnya ditulis dengan aksara kuno: Tinju Api Roh Langit.
Nama yang sombong untuk teknik di lantai pertama. Ia membukanya. Deskripsinya singkat, tetapi isinya membuat matanya bersinar. Teknik ini tidak hanya menggunakan Dou Qi untuk menciptakan api, tetapi juga untuk memanggil 'roh' dari api itu sendiri, menciptakan ledakan dengan kekuatan penghancur yang luar biasa.
Namun, di bagian bawah gulungan, ada sebuah catatan peringatan yang ditulis dengan tinta merah darah.
"PERINGATAN: Teknik ini membutuhkan afinitas api tingkat tinggi dan kemurnian Dou Qi yang mendekati sempurna. Mencobanya dengan Dou Qi yang tidak murni akan menyebabkan api internal yang membakar meridian dari dalam. Berlatihlah dengan risiko sendiri."
"Hahahaha!" Yao Ling tertawa terbahak-bahak di benaknya. "Sebuah teknik bunuh diri bagi 99.9% kultivator di dunia ini. Tapi untukmu... teknik ini seperti dibuat khusus untukmu, Nak! Ambil!"
Tian Feng menutup gulungan itu. Ia telah menemukan apa yang ia cari.
Ia membawa gulungan kulit merah itu ke meja tetua penjaga. Tetua itu membuka matanya, melirik gulungan itu, dan mengerutkan kening.
"Bocah, kau yakin memilih ini?" tanyanya, nadanya serius. "Sudah lebih dari lima puluh tahun tidak ada yang mengambil gulungan ini. Tiga murid jenius yang mencobanya di masa lalu berakhir dengan meridian yang rusak parah. Ini adalah teknik sampah yang berbahaya."
Beberapa murid di dekatnya mendengar percakapan itu dan mulai berbisik.
"Lihat, jenius baru itu memilih Tinju Api Roh Langit!"
"Dia pasti sudah gila. Kemurnian sempurna tidak ada gunanya jika kau membakar dirimu sendiri sampai mati."
Tian Feng tidak goyah. "Saya yakin, Tetua."
Tetua itu menatapnya dalam-dalam, seolah mencari keraguan di matanya tetapi tidak menemukan apa pun. Ia menghela napas.
"Baiklah. Nasibmu ada di tanganmu sendiri."
Ia mencatat pilihan Tian Feng, dan menyerahkan kembali gulungan itu.
Tian Feng membungkuk sedikit, lalu berbalik dan berjalan keluar dari paviliun, mengabaikan bisikan dan tatapan kasihan di belakangnya.
Saat punggung Tian Feng menghilang di balik pintu, tetua penjaga itu menatap ke arah gulungan lain di mejanya—sebuah catatan tentang hasil tes murid baru. Ia menatap dua baris tulisan: Kemurnian: Sempurna. Afinitas Utama: Api (Tingkat Tinggi).
Ia mengelus janggutnya yang tipis, matanya yang tadinya mengantuk kini bersinar dengan cahaya yang tajam.
"Kemurnian sempurna dan afinitas api tingkat tinggi..." gumamnya pada dirinya sendiri. "Jangan-jangan... legenda tentang teknik ini... anak ini benar-benar bisa menguasainya?"
Sebuah senyum misterius tersungging di bibirnya. Hari-hari di Sekte Langit Senja akan menjadi jauh lebih menarik.