NovelToon NovelToon
Striptis Single Mom

Striptis Single Mom

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Single Mom / Anak Genius / Hamil di luar nikah / Roman-Angst Mafia / Anak Yang Berpenyakit / Chicklit
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: malkist

Di bawah lampu kerlap-kerlip euforia club, Rane, si Single Mom terpaksa menjalankan profesi sebagai penari striptis dengan hati terluka, demi membiayai sang anak yang mengidap sakit jantung.

Di antara perjuangannya, kekasih yang dulu meninggalkan dirinya saat hamil, memohon untuk kembali.

Jika saat ini, Billy begitu ngotot ingin merajut asmara, lantas mengapa dulu pria itu meninggalkannya dengan goresan berjuta luka di hatinya?

Akankah Rane menerima kembali Billy yang sudah berkeluarga, atau memilih cinta baru dari pria Mafia yang merupakan ipar Billy?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon malkist, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

"Ma, aku rindu sekolah. Bosen di rumah sakit terus. Minum obat apalagi. Kapan kita bisa pulang?"

Wanita yang saat ini mendengar curhatan gadis kecil itu memang Rose. Apa tadi? Ma? Jadi, si striptis ini sudah memiliki anak.

Marc makin penasaran. Ia tak menyangka telah menemukan secuil kehidupan pribadi Rose di rumah sakit itu.

"Sayang, kau pasti sembuh. Mama akan berjuang terus untuk mu. Dan Ini ... suatu saat akan bekerja normal seperti anak anak lain nya."

Tak jauh dari duduk Rane dan Dande di taman itu, Marc mengernyit penuh tanya melihat telapak Rane menaruh lembut di atas permukaan dada bocah itu.

"Anak Rose sakit apa?"

Marc sangat penasaran.

Kebetulan, di belakang Marc ada suster yang lewat, Marc menghentikan. "Sus, apa kau tau anak yang bersama wanita itu. Mereka ada hubungan apa?" Marc rupanya ingin memastikan pendengaran nya.

Suster tersebut mengikuti arah pandang Marc. Dilihatnya Dande yang kembali bermain ceria setelah dihibur Rane.

"Dia Dande. Anaknya manis dan ceriwis. Dan setahu ku, wanita itu Mamanya. Kenapa, Tuan?"

Ternyata ia tak salah dengar gadis kecil itu memanggil Rose Mama.

"Dia sakit apa?"

"Jantung."

Suster itu segera undur diri karena Marc tiba tiba terpaku seperti patung.

"Jantung?" Marc bergumam seraya menatap Rane yang duduk memperhatikan gadis kecil itu bermain balon sabun yang diterbangkan ke udara.

Marc memberanikan diri mendekat dan langsung duduk santai di sebelah Rane, membuat wanita itu menoleh terkejut.

"Kau?"

Marc tersenyum tipis menyerupai seringai. "Kita bertemu lagi, Rose."

"Kau membuntuti ku!"

"Tuduhan yang menyakitkan, Nona." Marc mendramatisme tuduhan Rane.

Tak ingin membuat masalah di depan anaknya, Rane hendak berdiri, berpura-pura tak mengenal Dande dulu yang masih sibuk dengan mainan nya sendiri, namun terduduk kembali setelah mendengar, "Anak mu sangat cantik, seperti mu!"

Hais, dia tau kalau Dande anaknya.

"Apa kau dendam pada ku persoalan semalam?" Rane curiga kesana

"Haha..." Marc tertawa sumbang dengan suara kecil. "Tidak juga."

Rane lega mendengar itu.

"Tapi, iya juga," sambung nya.

Sengaja sekali pria ini bermain kata.

"Kau punya anak yang menderita jantung, tapi menolak uang ku semalam. Apa suami mu sudah sanggup membiayai nya? Ah, tapi sepertinya tidak juga, secara kau bekerja di dunia malam. Aku sangat kepo, apakah suami mu tau kalau istri nya menjadi penari telanjan9?"

"Pelankan suara mu, Tuan." Rane merem4s tangan nya, menahan malu aib nya ditelanjan9i di depan umum. Meskipun minim orang yang mendengarnya, tapi tetap itu tak pantas untuk dikoar-koarkan.

"Hahahaha..." Marc kembali tertawa. Ia pikir, Rane memperingati nya karena benar benar menyembunyikan profesi aib pada suami nya. "Di mana suami mu? Aku ingin melihat tampang pria malang itu."

Kali ini, Rane menyeringai santai. "Seperti nya kau sangat tertarik sekali dengan kehidupan ku yang tak ada menariknya."

Sialnya, wanita ini benar jika ia tertarik dengan kehidupan Rose. Entah kenapa juga?

"Apa kah aku perlu bertanya ke anak mu, keberadaan suami mu?"

Sialan pria ini. Sama saja akan membuat hati Dande bersedih karena tak pernah tahu siapa Papanya.

"Aku tak punya suami. Puas?"

Alis Marc terangkat satu menatap Rane seksama. Seolah-olah ingin lebih jelas dengan kata tak punya suami.

Karena Rane tak mau membuka mulut lagi, Marc kembali menggertak, "Aku ingin memastikan nya ke anak mu."

"Yaakh, kau sangat ngelunjak."

"Maka ceritakan!"

Bayangan masa lalu antara manis dan pahit bersama Billy, terpaksa terlintas karena kekepoan Marc. " Aku hamil di luar nikah dan anak ku tak pernah tau siapa Papanya. Jadi, Tuan, aku berharap kau masih punya sedikit rasa empati untuk tidak bertanya ke dia tentang Papanya. Itu akan membuat nya sedih."

Marc mencerna baik baik pernyataan Rane.

"Oke, aku paham. Maaf untuk barusan."

Mack heran sendiri dengan mulut dan ucapan nya barusan. Kata maaf dan rasa sesal selesai mengusik seseorang, biasanya jarang muncul. Ini terkecuali kan. Sialan, apa ketertarikan nya ke Rose lebih dari itu? Seperti ... suka, mungkin?

Hais...

Marc tak paham tentang namanya perasaan sejati.

"Satu lagi pertanyaan ku!"

Rane mendengus mendengar nya. Ngelunjak lama-lama pria ini.

"Kenapa kau tak tertarik mengambil job naik ke ranjang seorang pria, sementara single mom seperti mu pasti sangat membutuhkannya."

"Karena aku mencintai anak ku. Lebih dari nyawa ku."

Tunggu, Marc kurang paham. "Maksud mu?"

Rane membuang nafas sabar. "Kau memaksa ku menghina seseorang."

Marc kian bingung.

"Lihat diri mu..."

Marc menurut.

"Aku tampan dan gagah. Tatto ku memang banyak, menggambarkan kesangaran."

Rane memutar mata malas yang lucu terlihat bagi Marc.

"Kau narsis sekali."

"Hei, kau doang yang berani mengejek ku! Aku hanya menuruti perintah untuk menilai diri sendiri."

"Bukan itu maksud ku." Greget sekali Rane ingin menjambak rambut gondrong Marc yang selalu dikuncir."Kau salah paham. Aku cuma mau bilang, kalau tubuh kekar mu akan lama lama rapuh berujung mati serta membahayakan keluarga dan orang terdekat mu, karena kapan saja akan memiliki penyakit kelam1n. Sadar lah, wanita-wanita malam yang sering kau tiduri, tiap hari berganti pasangan. Kena HIV, baru tau rasa."

Kata-kata Rane seperti dentuman keras menghantam Marc. Kenapa dari dulu ia tak pernah berpikir jauh ke sana. Kalau ia terinfeksi HIV, waduuuh, Sia tak punya siapa siapa lagi.

Adik nya akan sengsara dicampakkan Billy.

"Hanya aku seorang yang dimiliki anak ku, begitu pun sebaliknya. Dan aku harus pintar-pintar menjaga diri demi dirinya.

Ternyata, ia dan Rose terbilang memiliki tujuan yang sama, yaitu hidup demi keluarga satu-satunya.

Marc sepertinya jatuh cinta secara singkat pada wanita bermulut tajam ini.

Lihat lah, Marc tersenyum gaje menatap Rane.

"Paman, kau siapa?"

Antensi ke-dua nya beralih ke Dande yang berdiri di depan mereka.

"Rambut mu bagus, Paman. Sangat sehat, tidak seperti ku yang rontok. Main kuncir-kunciran seperti Barbie, seru kali Paman?"

Hais, Dande ngomong apa sih. Rane langsung menaruh telunjuk nya ke bibir itu.

"Jangan asal bicara, Dande. Itu tidak sopan. Ayo minta maaf."

"Maaf, Paman."

Tanpa menunggu jawaban Marc, Rane gegas membawa Dande pergi.

Sebelum menjauh, Marc diam-diam memfoto punggung yang semakin menjauh.

Menatap hasil foto nya, Marc tersenyum senyum sendiri.

Ada ha

***

Bertemu Marc di depan ruangan Sia, Billy menahan langkah. "Tersenyum seperti orang stres di sepanjang lorong kemari, bak orang yang sedang terserang penyakit cinta. Mengelak lah kalau tebakan ku salah."

Tak mendapat elakan, Billy kembali mengejek, "Kasihan sekali wanita yang kau sukai itu."

"Apa maksud mu? Aku akan membahagiakan nya."

"Hahaha..." Billy tertawa sumbang. "Semoga sumpah ku segera terwujud. Aku menunggu saat saat orang yang kau cintai, tak bisa kau miliki."

Adik ipar sialan.

"Kau selamat untuk saat ini karena aku tidak mau merusak mood baik ku. Pergi lah. Jaga baik-baik Rane mu, sebelum aku yang lebih dahulu menemukannya. Orang-orangku lagi menelusuri nya mulai dari kehidupan mu di waktu tujuh tahun lalu."

"Kau..." Telunjuk Billy menggantung di depan wajah Marc. "Brengsek!"

Marc cuma menyingkirkan tangan itu dengan santai, lalu tersenyum menyebalkan untuk Billy sebelum melangkah pergi.

"Aku harus berhati-hati dan tidak boleh gegabah menemui terlalu sering Rane di rumah sakit ini," gumam Billy cemas.

1
Ana
semoga kamu baik-baik saja ya rane, ini semua karena Billy yang egois tidak memikirkan dampaknya
Ana
Billy oh Billy sekarang apa yang akan kau lakukan jika rane dan dande menderita 😢😢😢
Ana
nah loh 😂
Ana
hmmm 🤔diajak mungkin ya kak
Agus Tina
😀😃😃😃😃 bagus perempuan kuat bukan menye2 bisa menggunakan kelemahan sekaligus kelebihan fan kekuatannya ...
Agus Tina
Bagus ceritanya
Ana
Billy menempatkan rane dalam masalah 😩😢😢😢
kasihan rane nanti
Ana
waduh, kabuuuur devon
Ana
padahal bukan Billy 🙈
Ana
ck rumit, malah mungkin hidup rane ga akan tenang jika dengan Billy
Ana
hais devon kamu masuk kandang singa eh🤭 kan gawat kalau Marc tau
Ana
apa rane beneran melakukan itu sama Billy, tapi kenapa? pake pengaman ga, kalau ga bisa aja kan hadir dande kedua 🙈malah mikirin aku hahaha😂
Ana
kenapa ga tes DNA aja bil
Ana
Billy kah 🤔🤔
Ana
hmmmm apakah jatuh cinta terhadap rane bisa merubah seorang marc
Ana
hadeeeh tambah rumit, marc bakalan tau deh
Ana
😂😂😂😂hahaha kelemahan laki-laki emang itu
Ana
semoga berhasil rane
Ana
ck semoga ga terlaksana keinginan mu
Ana
ck gawat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!