Clara Alaysya mahasiswi cantik dan pintar yang harus berjuang seorang diri untuk menyambung hidupnya. Clara terkenal dengan sikap keras kepala dan juga cerobohnya.
Suatu hari Clara mengalami kesialan yang sangat lengkap. Clara di pecat dari pekerjaannya dan juga terancam di keluarkan dari kampus karna telat membayar uang semester.
Hingga akhirnya dia mendapat tawaran bekerja di istana pengusaha ternama yang terkenal arrogant. Di tambah lagi pertemuan mereka yang sangat aneh membuat keduanya saling membenci satu sama lain.
"Kenapa ada pria kulkas seperti dia di dunia ini?" Clara Alaysya.
"Semua wanita sama saja! mereka tidak pernah menghargai cinta yang tulus. Mereka hanya menghargai harta dan tahta saja" Rafi Alexander
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 29
Rafi yang bangun terlebih dulu menatap Clara yang masih tertidur lelap dalam pelukannya. Dia menatap bibir pink Clara yang kini telah menjadi candu baginya. Rafi berlahan mendekatkan wajahnya ke wajah Clara namun, tiba tiba Clara membuka matanya dan berteriak histeris.
"Ahhh!!"
Bugh...
Clara yang terkejut kenapa melihat wajah Rafi langsung berteriak dan menendang Rafi sekuat tenanganya hingga Rafi terjatuh ke lantai.
"Aw! Kamu kesambet setan apaan pagi pagi begini?" teriak Rafi sambil memegang pingganya yang sakit.
"Ma...maaf, Tuan. Aku belum terbiasa bangun melihat pria satu kasur denganku" ucap Clara merasa bersalah dan membantu Rafi untuk berdiri.
"Kenapa sih, nasibku selalu sial bila bersamamu" ucap Rafi menunjuk wajah Clara penuh kekesalan.
"Yang apes itu bukan tuan tapi aku. Di sini aku yang paling di rugikan" ucap Clara tidak terima dengan ucapan Rafi.
"Memangnya apa yang membuatmu rugi?"
"Aku rugi bahkan sangat rugi! Seharusnya aku melakukan hal itu pertama kalinya dengan pria yang aku cintai. Tapi, tuan telah merengut kehoematanku. Jadi sudah jelas yang dirugikan di sini aku bukan tuan."
"Bukannya kau yang menyuruhku untuk melayanimu? Jadi aku tidak bersalah dalam hal ini. Malah dengan kejadian itu kau bisa mengubah drajatmu menjadi menantu di keluarga Alexander"
"A... Aku tidak menyuruh tuan untuk melayaniku. Tuan sendiri yang mengambil kesempatan. Jika tuan tidak masuk ke dalam kamar itu maka hal yang buruk itu tidak akan terjadi"
"Jadi kau lebih memilih untuk tidur bersama pria brengsek itu? Kau seharusnya berterima kasih karna aku telah menolongmu. Bahkan dengan kejadian itu aku terperangkap dalam pernikahan ini" ucap Rafi menatap Clara penuh kekesalan.
"Jika aku tidak datang tepat pada waktunya sudah di pastikan hidupmu akan hancur. Kau akan dilecehkan dan di tinggalkan begitu saja oleh pria itu. Setelah itu kau akan di jauhi dan juga di rendahkan banyak orang. Sudah di tolong bukannya berterima kasih malah marah marah" ucap Rafi kesal.
Mendengar ucapan Rafi, Clara hanya diam menunduk dengan mata berkaca kaca. Benar yang di katakan Rafi, jika sampai Rafi datang tidak tepat waktu maka Clara tidak tau bagaimana nasibnya sekarang. Melihat Clara yang bersedih Rafi merasa bersalah karna telah berkata seperti itu kepadanya.
"Sudah! Jangan menangis. Nanti mama sama papa kira aku ngapa ngapin kamu. Awas kamu ya jika mengadu sama mama dan papa" ucap Rafi menunjuk wajah Clara.
"Memangnya aku seperti tuan. Sudah besar tapi masih saja anak manja mama, Papa" guman Clara .
"Kau bilang apa?" ucap Rafi mendengar gumaman Clara.
"Tidak ada"
"Aku tidak tuli"
"Memangnya siapa yang bilang tuan tuli?"
Melihat Clara yang terus menjawab ucapannya Rafi membuang napasnya kasar. Dia memilih untuk melangkahkan kakinya ke kamar mandi dengan penuh kekesalan. Melihat Rafi telah masuk ke kamar mandi Clara melakukan tugasnya untuk membersihkan kamar mereka.
Sesampainya di kamar mandi Rafi menguyur tubuhnya dengan air hangat. Rafi menatap cincin pernikahannya dengan Clara yang melingkar di jari manisnya. Berlahan senyuman di bibirnya mengembang karna akhirnya dia bisa menikah dengan Clara tanpa harus menurunkan egonya.
"Aku tidak tau dengan pernikahan ini apa aku harus bahagia atau tidak. Tapi yang pasti aku ingin ini pernikahan pertama dan yang terakhir untukku. Clara aku mencintaimu tapi, kenpa kau selalu membuat darah tinggiku naik?" gumam Rafi menatap cincin pernikahannya.
Setelah puas berdebat dengan pikirannya Rafi memilih untuk kembali membersihkan dirinya. Setelah selesai dia mencari handuknya tapi dia tidak melihatnya di sekeliking kamar mandi. Rafi memukul jidatnya pelan setelah mengingat jika dia lupa membawa handuk karna terlalu sibuk berdebat dengan Clara.
"Clara!" teriak Rafi sambil membuka sedikit pintu.
"Apa?" ucap Clara cuek sambil terus melakukan tugasnya.
"Tolong ambilkan handukku di lemari"
"Tuan ambil saja sendiri. Tuan'kan punya tangan dan kaki yang utuh"
Mendengar ucapan Clara, Rafi membuang napasnya kasar. Dia harus meninggikan tingkat kesabarannya untuk menghadipi istri somplaknya itu. Dulu memang pembantu somplak tapi kini status Clara telah berubah menjadi menantu keluarga Alexander. Jadi sekrang istri somplaknya babang Rafi deh.
"Baiklah! Aku akan keluar. Tapi, jangan salahkan aku jika melakukan yang lain. Aku tidak mengunakan sehelai benang'pun" ucap Rafi mulai membuka pintu.
Mendengar ucapan Rafi, Clara nampak berpikir. Apalagi mendengar kata tidak mengunakan sehelai benangpun. Pikiran Clara langsung melayang ke Rafi junior yang bergelantungan di ************ Rafi.
"Baik! Aku akan ambilkan" ucap Clara langsung berlari ke lemari pakaian Rafi.
"Dari tadi kek!" ucap Rafi kesal.
"Ini" ucap Clara memberikan handuk kepada Rafi.
Melihat handuk yang di berikan Clara, Rafi langsung mengambilnya lalu kembali menutup pintu. Melihat tidak ada ucapan terima kasih dari Rafi, Clara langsung menatap pintu yang tertutup rapat dengan penuh kekesalan.
Karna melihat jam terus berputar Clara memilih untuk kembali melanjutkan pekerjaannya. Saat Clara sibuk dengan pekerjaannya Rafi keluar dari kamar mandi dan tidak melihat pakaiannya di sediakan oleh Clara.
"Mana pakaianku?" ucap Rafi menatap kesal Clara.
"Masalah pakaian tuan bukan tugasku. Jadi tuan ambil saja sendiri" ucap Clara ketus.
"Apa kau lupa aku ini siapa?"
"Tidak! aku tidak lupa. Tuan adalah Tuan Rafi Alexander yang terkenal cuek dan dingin seperti kulkas dua pintu"
"Clara!" ucap Rafi penuh kekesalan.
"Saya!" ucap Clara menatap Rafi tanpa ada rasa bersalah sedikitpun.
"Apa kau lupa jika mengurus semua kebutuhan seorang suami adalah tugas seorang istri. Apa kau mau masuk neraka karna tidak mau melayani suamimu?" ucap Rafi menatap kesal Clara.
Mendengar kata neraka yang keluar dari mulut Rafi seketika bulu kuduk Clara merinding. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana tubuh kecilnya akan menjadi bahan bakar api neraka kelak.
"Tuan kenapa harus membawa bawa urusan akhirat sih?"
"Aku tidak membawa bawa urusan akhirat aku hanya mengingatkannya saja" ucap Rafi cuek.
"Baik aku akan mengambilnya" ucap Clara membuang napasnya kasar lalu melangkahkan kakinya menuju lemari pakaian Rafi.
Mata Clara menatap lekat satu persatu pakaian Rafi yang tersusun rapi di dalam lemari besar itu. Clara mengabil pakaian kerja untuk Rafi yang dia kira cocok dan pas di tubuh kekar Rafi.
"Ini!" ucap Clara meletakkan pakaian Rafi di atas ranjang.
"Cepat mandi! Aku mau berangkat sebentar lagi. Jika kau lama maka bersiap siaplah untuk jalan kaki" ancam Rafi.
"Jadi suami kok galak amat. Dasar suami galak" ucap Clara penuh kekesalan lalu masuk kedalam kamar mandi.
Bughhh....
Karna kesal dengan kelakuan Rafi Clara melampiaskan kekesalannya ke pintu. Dia membanting pintu cukup kasar sehingga Rafi sontak terkejut.
"Huf... Nasib punya istri bocah!" gumam Rafi mengusap dadanya pelan.
Bersambung....
apa kata maaf itu, menurunkan derajat kaum adam..
otak kerdil..
subhanallah.. apa susahnya mengakui.. takut dibully
sebelum di ip dak diteliti dulu