Menceritakan tentang Ruby gadis manis yang berpacaran dengan Ares, tapi karena suatu hal. Ia di perkaos oleh kakak Ares yaitu Lucas dan membuat ia hamil anak dari kakak pacarnya. Lucas yang mempunyai harga diri tinggi akhirnya memutuskan untuk menikahi Ruby walaupun itu di tentang oleh adiknya sebagai pacar Ruby.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CarotVT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan Lucas
Ruby hanya diam duduk manis sambil memakan cemilan yang ada di meja ruang tv, ia masi fokus menatap layar televisi yang cukup besar itu. Sambil di temani suara gemericik hujan yang sejak tadi turun membuat Ruby merasa tenang dengan satu gelas coklat panas yang ia seruput.
Jederrrrr
Suara gluduk yang tiba tiba berbunyi membuat Ruby sepontan memeluk toples yang ada di hadapannya, suasana hujan yang begitu tenang tadi kini berubah dengan suara petir dan kilatan cahaya yang menyambar di sertai langit yang temaram. " Kok jadi banyak petir sama kilat si, aku kan jadi takut " gumam Ruby yang masi setia memeluk toples yang ada di depannya.
Jederrrrr
" Ahhhhh"
Suara gemuruh gluduk kembali terdengar yang membuat Ruby bener bener teriak ketakutan duduk meringkuk di sofa, bahkan ia sepontan mematikan televisinya takut jika petir menyambar antena televisi. Ia benar benar terlihat takut bahkan ketika melihat kilatan cahaya dari balik gorden yang tertutup.
" Kok pas kak doni gak ada hujannya jadi menakutkan gini hiks " Ruby tampa sadar mulai menangis ketakutan mendengar gluduk yang sedari tadi bergemuruh di sertai kilatan petir yang menakutkan.
Ruby sangat takut dengan hujan petir seperti sekarang, ia tidak suka dengan suara dan cahaya yang muncul dari hujan itu. Ia takut apa lagi ruby hanya sendirian di rumah ini tampa seorang kakak yang bisanya menemaninya.
Tok tokk tokkk
" Kak Doni "
Mendengar suara ketukan pintu sepontan Ruby langsung berlari dan berniat untuk membuka pintunya, ia yakin yang datang pasti kakaknya yang balik lagi karena dia tau adiknya sedang ketakutan mendengar suara gluduk.
Ceklekkkk
Greep
Pelukan sepontan Ruby pada orang yang datang kedalam rumahnya, ia benar benar merasa takut dengan suara gluduk yang sedari tadi bergemuruh.
" Kak Doni aku takut, kenapa kak doni lama banget datangnya hiks. Ruby takut kak.." pelukan Ruby benar benar sangat erat ia bahkan terlihat gemetar takut dengan gluduk dan kilatan cahaya yang sedari tadi berbunyi.
" Ruby kamu gak papa?"
Mendengar suara yang jelas itu bukan suara kakanya Ruby sepontan mendongak menatap wajah orang yang sedari tadi ia peluk. Dengan mata yang membulat sempurna terbelalak kaget melihat orang yang ada di depannya. ia berkali kali mengusap matanya masi tidak percaya dengan siapa yang datang kerumah. Tapi saat ia yakin yang datang bukanlah kakanya ia sepontan langsung menjauh dari tubuh itu.
" Kak Lucas " Ruby hanya diam mematung ketika melihat Lucas yang berada di ambang pintu menatap kearahnya. Yah, yang datang kerumahnya iyalah Lucas cowok yang telah merenggut kesuciannya.
" Hai Ruby, selamat malam boleh aku masuk." sapa Lucas dengan senyuman hangat menyapa gadis cantik yang ada di depannya.
Ruby yang mendapatkan senyuman dari Lucas bukanya senang malah merasa ngeri, senyuman itu lebih mirip menyeringai seram dari pada senyum hangat. Apa lagi di tambah kilatan cahaya dari efek hujan di luar membuat Lucas terlihat menyeramkan dengan tubuh kekar dan tubuh yang menjulang tinggi.
Set
Sepontan Ruby mengambil fas bunga yang ada di ruang tamu dan ia arahnya ke Lucas yang masi terlihat berdiri di ambang pintu sana. Ia takut jika kejadian tempo hari terulang lagi."Kak Lucas ngapain ke sini, pergi gak. atau aku teriakin maling____
Jederrrrr
Suara geluduk dengan kilatan cahaya kembali terdengar yang membuat Ruby sepontan beralari memeluk Lucas tampa ia sadari. Lucas pun terlihat membalas pelukan Ruby yang terlihat gemetar takut dengan suara geluduk yang begitu besarnya.
" Kamu takut gluduk Ruby?. " tanya Lucas menutup pintu rumah agar tidak ada kilatan cahaya yang masuk kedalam rumah dengan sesekali membelai rambut panjang Ruby yang masi terlihat gemetar akibat suara geluduk yang kencang.
Ruby hanya bisa diam memeluk Lucas pelukan itu benar benar sangat erat, ia seperti enggan melepaskan pelukan itu walaupun ia masi takut dengan Lucas tapi ia terlihat lebih takut dengan geluduk dari pada cowok yang ia peluk.
" Aku akan menemani kamu Ruby, tenang lah itu hanya suara. Suara itu tidak akan menyakini mu " dengan penuh kasih sayang dan kata kata yang lembut ia menenangkan ketakutan Ruby, Lucas merogo sakunya mengambil permen coklat dan langsung ia berikan kepada Ruby " Na, makan ini Ruby. Ini cuma permen coklat gak ada kandungan apa apa kok. Lagian ini bagus buat kamu karena mengandung tryptophan "
Ruby melepaskan pelukannya dari tubuh Lucas menerima permen coklat itu dan langsung memakanya, ia hanya merunduk tampa mengucapkan sepatah katapun. Ia bahkan tidak melihat kearah Lucas sama sekali.
" Ruby, aku minta maaf soal kejadian tempo hari. Aku bener bener dalam pengaruh Alkohol waktu itu. Aku bahkan memaksa kamu untuk memuaskan nafsuku, Aku mohon maaf " Lucas merunduk memohon maaf kepada Ruby.
Mendengar itu Ruby merasa kaget dengan ucapan yang terlontar dari mulut Lucas apa lagi waktu bertemu di taman, jelas ia melihat kearah Lucas yang tidak menujukan ekspresi rasa bersalah sama sekali. Lucas hanya datar dan tampa epresi sama sekali waktu di taman siang tadi. " kenapa____
mata ruby mulai berbinar, ia mengingat lagi kejadian yang menyakitkan hatinya. Tampa ia sadari air matanya mulai menetes turun membasahi pipinya. Setelah 5 hari kak Lucas baru datang dan meminta maaf kepadanya, terus apakah maaf bisa mengembalikan semuanya, apakah maaf bisa mengembalikan harga dirinya, apakah maaf bisa mengembalikan kesuciannya. Jelas tidak dan gak akan bisa. Semua sudah terjadi dan dengan gampangnya Lucas datang meminta maaf setelah merusak mentalnya selama 5 hari ini. Batin Ruby yang bahkan hanya bisa mengusap Air matanya yang sedari tadi turun.
Lucas yang melihat Ruby mulai menagis, ia sepontan menggenggam tangan sang gadis yang ada di depannya. Ia sadar meminta maaf aja tidak cukup bahkan ia sampai merengut kesuciannya yang harusnya ia berikan untuk orang yang ia sayang " Ruby aku bener bener minta maaf____
Ruby langsung menarik lagi tangannya dari genggaman tangan Lucas " Begitu mudahnya Anda melontarkan kata maaf setelah merebut kesucian saya!. Tampa rasa bersalah kak Lucas membuat aku seperti ini. Aku bahkan tidak mau keluar dari rumah hanya karena memikirkan kejadian yang bisa saja terjadi suatu saat nanti Hiks" potong ruby dengan muka memerah menatap tajam pada Lucas dengan air mata yang masi setia turun membasahi pipi
" Aku akan tanggung jawab Ruby, aku janji aku akan tanggung jawab. Aku gak bakal kabur dari hadapan kamu. Aku janji_____
" Hiks, Aku masi mau sekolah hiks.... kak Lucas mau tanggung jawab apa.....aku mau mengejar impianku Hiks......" Air mata ruby masi setia turun membasahi pipinya bahkan semakin deras seperti tidak mau berhenti.
Set....Greep
Lucas menarik tangan Ruby dan langsung ia peluk. Lucas sadar betul perbuatannya tempo hari sangat membuat Ruby merasakan sakit yang mungkin saja meninggalkan trauma di hatinya. Ia hanya bisa memeluk tubuh mungil Ruby sambil melontarkan kata maaf yang sedari tadi ia ucapkan. dengan lembut Lucas memeluk tubuh Ruby dan sesekali membelai rambut panjangnya.
" Hiks, kak Lucas jahat.......hiks aku benci kak Lucas......hiks." dengan pukulan kecil yang mendarat di dada bidang Lucas ia menangis tersedu seduh di pelukan hangat sang pria.
" Maaf ruby, aku tau aku salah. Aku minta maaf " dengan belain lembut Lucas seperti engan melepaskan tubuh Ruby yang sedari tadi meronta minta di lepaskan.
" Hiks.....
Mereka duduk di atas sofa ruang tamu. seperti engan untuk melepaskan Ruby, Lucas masi memeluk tubuh mungil Ruby sambil membelai rambut panjang gadis cantik yang ada di dekapanya. Mungkin udah lebih dari setengah jam Lucas memeluk tubuh Ruby yang masi saja menangis. Ia bahkan sudah tidak tahu lagi harus berbicara apa kepada Ruby, ia hanya bisa memeluk dan membelai rambut panjang Ruby agar merasa nyaman.
Ruby terlihat sangat emosi, amarah, ketakutan, kesedihan, jijik sama diri sendiri bercampur menjadi satu. Tangisan yang selama 5 hari ini ia tahan sekarang pecah dan ia lampiaskan dengan menangis di pelukan Lucas sambil sesekali memukuli tubuhnya. Entah sudah berapa lama ia menangis di pelukan Lucas sampai tangisan itu mulai sedikit berhenti dan meninggalkan rasa nyaman, lega dan tenang di hati Ruby setelah tangisan yang pecah tadi. Perasaan lega dan tenang membuat Ruby tampa sadar mulai tertidur dalam dekapan tubuh Lucas.
Lucas masi setia memeluk tubuh Ruby sampai akhirnya tangisan itu terhenti dan pukulan kecil yang sedari tadi memukuli tubuhnya mulai berhenti. Ia sedikit mendongakkan wajahnya Ruby secara berlahan. Lucas mulai tersenyum lega ketika melihat wajah sembab Ruby yang mulai tertidur.
" Kamu pasti capek ya byy, maaf ya" Lucas secara berlahan mulai membaringkan tubuh Ruby di sofa panjang yang sedari tadi ia duduki.
Lucas mengambil bantal sofa, menaruhnya di bawah kepala Ruby secara berlahan, dan membenarkan posisi kakinya agar posisi tidurnya terasa nyaman. Ia segera melepaskan jas yang sedari tadi ia pakai meletakan di atas tubuh Ruby agar gadis itu merasa hangat.
" Maaf ruby. " ujar Lucas menatap lembut pada wajah ayu ruby dan melangkah pergi dari kediaman itu.