Telah Terbit Cetak Bersama Platinum Publisher X NovelToon ~
"Aku menyerah karena suamiku memilih
menciptakan cap jari diatas surat gugatan perpisahan demi mengucap akad dengan wanita lain,"
Dikta Nadira, seorang Motivator Pernikahan yang menikah dengan sosok Dosen Sosiologi bernama Robby Dreantama.
Pernikahan mereka yang terjadi akibat sebuah kesepakatan berujung kecewa disaat mereka sadar bahwa Noda Merah telah tercipta diatas buku nikah mereka dan Dikta memilih diam.
Dikhianati, bahkan melihat suaminya bercinta dengan wanita lain dihadapannya benar-benar menghancurkan hidup Dikta. Sehingga sampai pada kata Talak itu keluar.
Dikta menganggap akan menemukan jalan baru dalam kehidupannya malah kehilangan pijakan hidupnya, namun satu yang menjadi masalah, disaat mereka resmi berpisah fakta mempertegas bahwa Dikta tengah mengandung anak dari Robby.
Robby yang enggan mengakuinya membuat Dikta kembali merasa terpukul dan bertekad membuka lembaran baru.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ridz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 12. Tentang Adam dan Dikta
Hidupmu buruk?
Mungkin Allah sudah menyiapkan takdir terbaik.
Hanya saja Allah masih sayang kepadamu dengan melatihmu didalam kesabaran.
Mengeluhlah sesuka hatimu, namun keluhkan kepada Allah, dalam setiap sujud dan sepertiga malammu.
Iman greating.
Sabar everything.
•
Dikta berjalan keluar dari ruangan rawat Mama Reni, dia berjalan dengan langkah tenang dan senyuman, tidak ada lagi yang perlu dia tangisi.
Ia mengusap perutnya, anak didalam kandungannya adalah jalan surga untuknya dan itu menjadikan alasan bagi Dikta untuk tetap bertahan didalam keterpurukan.
Kali ini tujuan Dikta adalah pulang ke rumah Aurel dan mengurus semua surat gugatan perceraiannya sehingga dia dan Robby akan resmi bercerai.
Melepas satu pria yang membuat hidup nya hancur, tidak akan berdampak buruk baginya melainkan membuatnya kuat.
"Dikta?"
Dikta membalikkan badannya pada sosok yang memanggilnya. "Mas Adam."
Adam berjalan ke arah Dikta dengan masih memakai jas kedokterannya sehabis menemui Robby tadi.
Adam menatap Dikta dalam dengan senyuman diwajahnya, wajah wanita yang Adam cintai namun tidak bisa dia miliki selama lima tahun ini.
"Mas Adam?" Dikta mencoba menyadarkan Adam dari lamunannya dengan mengibaskan tangannya ke hadapan wajah Adam.
Namun Adam tetap diam tak bergeming seperti tengah terjebak didalam dimensi pikiran sesuatu.
- Flashback On
Lima Tahun Yang Lalu
"Dikta? Kamu mau gak jadi pacar aku?"
Kalimat itu keluar dari mulut Adam ketika dia dan Dikta baru saja menjalani wisuda mereka, Dikta menatap Adam dari atas sampai bawah yang membuat Adam gerogi dibuatnya.
"Aku cinta sama kamu, tapi aku gak mau jadi pacar kamu," jawab Dikta berdiri dan berjalan ke arah lain.
Adam ikut berdiri dan berjalan ke arah Dikta, dia langsung menghadang langkah Dikta dengan muncul dihadapan Dikta.
"Kenapa? Katanya kamu cinta sama aku? Aku juga cinta sama kamu," Adam menatap Dikta menanti jawaban atas pertanyaannya.
Dikta tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku gak mau pacaran Adam, kamu tahu gak pacaran itu dilarang dalam agama, kalau kamu memang cinta sama aku, yah datang kerumah aku, dan lamar aku."
Adam terdiam. "Tapi aku harus lanjutin studiku di Melbourne, bagaimana bisa lamar kamu."
"Kamu polos yah," Dikta meraih tangan sahabatnya itu yang menemaninya selama beberapa tahun sebagai mahasiswa. "Kalau kamu memang serius sama aku, kamu kejar impian kamu dan studi kamu, dan ketika kamu balik ke indonesia, kamu bisa lamar aku."
Dikta kembali berjalan ke arah tempat duduk mereka dan memilih duduk disana dengan kedua tangan dilipat. "Lagipula aku juga gamau nikah cepat-cepat aku mau kejar karir aku dulu."
"Makanya kita pacaran aja selama aku studi," jawab Adam berjalan ke hadapan Dikta yang terduduk disana.
"Cinta gak harus pacaran, cukup percaya dan yakin kalau Allah sudah menuliskan nama kita dalam lauhul mahfudz-nya, pasti kita jodoh," jawab Dikta berusaha memotivasi Adam.
"Tapi kamu janji bakal nungguin aku?" tanya Adam ragu.
"Janji!" Dikta menyodorkan jari kelingkingnya yang langsung dibalas oleh Adam.
Semenjak kejadian itu Adam pun berangkat ke Melbourne guna melanjutan studinya, dia memberikan semangat bagi dirinya sendiri dalam meraih gelar dokternya, yaitu ingin pulang ke Indonesia dan melamar Dikta.
Setelah dua tahun menjalani studi, akhirnya Adam bisa kembali ke Indonesia dia sudah membeli cincin dan bunga dan setibanya di bandara tujuan utamanya adalah rumah Dikta.
Namun betapa terkejutnya Adam mendapati Dikta kala itu sudah bersuamikan Robby yang Adam tahu itu adalah saudara angkat Dikta.
•
•
•
TBC
hihihi, biasanya manggil kak atau mak..
tapi berhubung authornya lebih muda dan ternyata cowok pula, maka aku panggil dek othor saja yah, hehe..
ceritanya bagus, tapi menurutku alurnya terlalu to the point banget..
kurang panjang dan halus dikiiiit aja..
emang wajar sih, kalau cowok ngarang itu umumnya selalu to the point dan gak bertele-tele, karena mereka tercipta dominan akal (logika)..
nah kalo authornya cewek, gaya bahasanya bakalan sedikit panjang bahkan ada yg sangat bertele-tele, karena cewek dominan perasaan..
tapi, overall novel ini bagus banget..
mana diselipin ilmu2 agama yg sangat bagus dan tentunya menanbah menambah ilmu agama kita para reader Muslim..
bagi non Muslim pun, bisa jadi tambahan pengetahuan jg..
keren banget dah pokoknya..
semoga sehat selalu ya dek..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu dimanapun dan dalam kondisi apapun..
barokallahu fiik.. 🙏🏻