Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.
Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.
Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.
Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08. Adu mulut
Secara mengejutkan Ulan membuat lingga dan Anya bingung saat ia kabur dari kantin.
Mereka berdua pun mengejar Ulan hingga berhasil di cegah saat ia berada di samping lapangan sekolah.
"Lan lu kenapa kabur?" Tahan Anya.
"Kalian berdua terlalu berisik!" Jawab Ulan ketus.
"Sayang maaf ya, ayo kita balik lagi ke kantin, makanan nya masih banyak loh" Kata lingga.
"gausah gue udah gak mood kesana lagi"
"Lu sih Ling" Anya menyalahkan lingga.
"Ya maaf" Gumam lingga.
Ulan menatapi kedua nya dengan tajam, lalu ia melanjutkan langkah kaki nya menuju ke dalam kelas.
Mood Ulan benar-benar lagi gak bagus saat ini, beberapa kali Anya menghibur tapi Ulan tetap menggrubisnya.
Hingga mood itu berlangsung pulih dengan sendirinya saat Ulan berada di dalam kelas.
Disana, terlihat separuh siswa yang sudah hadir, Anya mengajak Ulan untuk foto selfi bersama sambil nunggu bel masuk.
Berselang lima menit setelah itu, terlihat ada Aya yang sudah datang ke dalam kelas bersama Farid dan juga Rania.
Hanya saja Aya sendiri yang masuk dan sudah duduk dengan tenang di bangku belajar.
Farid dan Rania masih tertahan di ambang pintu, bahkan Rania yang sudah kemakan rasa cemburu membawa Farid sedikit menjauh dari kelas.
Niatnya Rania hanya ingin menanyakan hubungan antara Farid dengan Aya.
Aya melihat tingkah laku mereka, tapi ia tidak ingin ikut campur urusan antara Farid dengan Rania.
"Ling sini foto dulu berdua sama Ulan" Kata Anya, Aya reflek menoleh kearah sana.
Setelah itu, Aya langsung keluar dari dalam kelas, ia pun duduk di depan kelas sembari menatap Rania dan Farid yang sedang lanjut berdebat.
Merasa situasi semakin sengit, Aya langsung menghampiri keduanya. "Farid, Rania" Panggil Aya.
"Udah lah kalian ini jangan berantem, ngapain sih cemburu sama gue Ran?" Lerai Aya.
"Gue yakin kalau kalian ini lagi bohong sama gue, padahal kalian ini pacaran kan?" Kata Rania. Niat Aya ingin melerai, tapi Aya kena sasaran amarah dari Rania.
"Gue padahal sayang lu tulus Rid, tapi lu gak pernah hargai perasaan gue." Dramatis nya Rania membuat Aya jadi merasa bersalah.
"Rania please deh ya, gue sama Farid emang sahabat, dan tadi di kantin juga Farid sudah bilang itu" Kata Aya.
"Gausah munafik lu Aya" Jawab Rania.
"Ya Allah, siapa juga yang lagi munafik sih Ran" Kata Aya.
"Lah siapa lagi kalau bukan lu, pelakor" Sewot Rania.
"Mana ada, lu jangan buat gue emosi ya" Aya mulai terpancing emosi.
"Lu dulu yang mulai buat gue emosi sebelum ke kantin!" Kata Rania.
"Rania, Aya sudah! Kok kalian yang berantem!" Kali ini Farid yang melerai mereka.
Di dalam kelas, Lingga yang mendengar keributan langsung keluar kelas untuk membantu melerai keributan mereka.
Sebelum drama itu berlanjut, Lingga membawa Farid masuk ke dalam kelas.
Sisanya ia nyuruh Anya dan Ulan bawa Rania dengan Aya masuk ke dalam kelas.
"Lu mah bandel amat sih, disuruh jangan dekat sama Aya malah di coba, gue tau kok semalam lu ajak Aya kencan, lu itu gimana sih sudah tau lu ada pacar" Omel Lingga.
Farid mengerut kening "Lah lu tau dari mana kalau gue kencan sama Aya?" Tanya Farid.
"Dari Ulan" Jawab Lingga.
"Ulan ya" Farid menatap mimik wajah lingga.
"Rid" Panggil Ulan menghampiri.
"Minjem pulpen dong ada gak? Habis pulpen gue" Kata Ulan.
Lingga langsung kembali ke tempat duduk, dan ia laganya langsung menawarkan pulpen untuk Ulan.
Hanya saja disana Aya yang dalam keadaan masih kesal langsung mencegah sambil mentoyor kepala adiknya.
"Kebiasaan lu dari dulu gak pernah disiplin, apa-apa tuh dicek dulu sebelum berangkat ke sekolah" Omel Aya.
"Habis pulpen ulan kak, sumpah" Sembari ulan berkata, aya langsung memberi pulpen cadangan untuk adik nya.
"Pakai ini"
"Uh makasih kak, perhatian banget si sama adik sendiri" Ulan memeluk tubuh sang kakak.
Aya sekilas menoleh ke wajah Ulan, sisa nya ia menoleh ke arah lingga yang sudah ingin meminjamkan pulpen untuk Ulan.
"Yaudah sana lu balik ke tempat duduk" Aya melepas pelukan manja dari adiknya.
"Iya siap kakakku sayang" Jawab Ulan. Dan ia melangkah ke tempat duduknya kembali.
"Haha pinter banget ya lu lan" bisik Anya.
"Hah pintar kenapa?" Tanya Ulan.
"Ya gitulah, lu cuma mau denger percakapan dari pacar lu dengan Farid aja kan barusan?" Jawab Anya.
Ulan mengerut kening "Gue gak kepikiran sampai sono loh, emang pulpen gue sudah gak ada tinta nya lagi"
"Ya terus kenapa ada inisiatif minjem pulpen ke Farid coba" Kata Anya.
Perkataan Anya yang itu sangat menganggu pikiran Ulan saat ini. Gadis itu memilih diam sampai guru sudah masuk ke dalam kelas.