Aulia, gadis sederhana yang baru saja bekerja sebagai office girl di kantor megah milik CEO ternama yang dikenal kaku dan sulit didekati, tiba-tiba menjadi pesuruh pribadinya hanya karena kopi buatan Aulia.
Hayalannya menjadi karyawan yang baik dan tenang hancur seketika akibat bosnya yang tukang suruh-suruh hal yang tidak-tidak semakin membuatnya jengkel.
Sifatnya yang ceria dan kelewat batas menjadi bulan-bulanan bosnya. Akankah ia mampu bertahan demi uang yang berlimpah? Atau...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alensvy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masakan Pertama untuk Pak Bos
"Jadi, Pak Bos mau saya masakin apa?" tanyanya santai.
Aldiano menghentikan ketikan dan menoleh sekilas.
"Terserah."
"Lah kok terserah? Saya kan gak tau selera Pak Bos."
"Apa pun." Jawabnya singkat.
"Batu?" balas Aulia santai yang membuat Aldiano menatapnya tajam sebentar.
"Ekhem.. Maaf pak. Tapi kan pak, orang kaya kayak bapak pasti terbiasa makan makanan mewah, ya?"
Aldiano tidak menjawab. Ia hanya menatap Aulia sekilas dengan tatapan 'kamu mau apalagi sekarang?'.
Aulia menepuk tangannya.
"Baiklah, tapi saya butuh modal untuk belanja bahan. Di pantry tidak ada bahannya, Pak."
Aldiano menghela napas lalu membuka dompetnya dan mengeluarkan uang selembaran ratusan ribu tanpa ragu.
"Jangan lama-lama." perintahnya.
Mata Aulia berbinar.
"Siap, Pak Bos!"
...****************...
Setelah pergi ke minimarket dekat kantor, Aulia kembali dengan beberapa bahan masakan di tangannya. Tanpa Aldiano tahu, ia sengaja membeli udang dan bahan-bahan lain untuk membuat udang saus padang.
Ia sengaja memilih hidangan yang berbumbu tajam. Bukan karena iseng, tapi lebih karena penasaran. Apakah Aldiano juga tidak bisa merasakan rasa pedas?
Saat mulai memasak di dapur kecil, aroma harum bumbu tumisan langsung memenuhi ruangan. Aulia tersenyum puas saat saus merah kental itu membalut udang yang ia masak.
"Ini dia, udang saus padang ala chef Aulia!" gumamnya senang. Setelah menyusun makanan dengan rapi di piring, ia membawa hidangan itu dengan penuh percaya diri ke ruangan Aldiano.
Begitu ia masuk, Aldiano sudah menutup laptopnya—bersiap untuk makan siang. Tapi saat Aulia meletakkan piring di atas mejanya, pria itu menghentikan gerakannya.
Aldiano menatap makanan di depannya dengan ekspresi datar. Warna merah menyala dari saus padang itu terlihat mencolok di meja kerjanya yang di dominasi warna hitam dan abu-abu.
Aulia menatap Aldiano dengan senyum tengil khasnya.
"Taraa! Makanan spesial buat Pak Bos."
Aldiano diam. Namun matanya tetap tertuju pada makanan itu. Melihat Aldiano hanya diam, Aulia hanya mengangkat alisnya.
"Kenapa? Kaget lihat warna merah? Tenang aja, Pak. Ini bukan darah musuh bapak kok."
Aldiano menghela napas panjang lalu menatap Aulia.
"Buat apa kamu ini?" tanyanya heran.
"Udang saus padang."
Hening.
Aldiano masih menatap makananya ragu.
Aulia menatap Aldiano dengan ekspresi bingung.
"Pak Bos nggak makan pedas?"
"Tidak."
"Lah, bapak harusnya bilang dari tadi dong! Kan saya udah capek-capek masak!" ucapnya sambil menghela napas pasrah.
"Tidak, aku tidak tau rasa pedas."
"Hah?"
Mereka saling diam. Namun tak berselang lama, Aldiano menyendokkan udang itu ke dalam piringnya.
Aulia menatapnya dengan serius sambil menautkan jemarinya.
Perlahan Aldiano memasukkan potongan udang ke dalam mulutnya. Aulia mengikuti gerakan mengunyah bosnya yang matanya sedikit menyipit.
Seketika, ia berhenti mengunyah.
Aulia menahan napas. "Kenapa, Pak?" tanyanya penuh rasa ingin tahu.
Aldiano tidak langsung menjawab. Ia hanya diam sejenak lalu mengambil satu suapan lagi. Kali ini lebih besar.
"Eh, kok nambah?" heran Aulia sambil melongo.
Aldiano tetap tidak menjawab. Ia melanjutkan makan dengan tenang, Tapi Aulia bisa melihat sesuatu yang berbeda—dia benar-benar menikmati makanannya.
Setelah beberapa suapan, Aldiano meletakkan sendoknya dan mengusap sudut bibirnya dengan tisu. Lalu tatapannya beralih ke Aulia.
"Pedas," katanya singkat.
"Ya iyalah. Namanya juga saus padang, Pak."
"Akhirnya aku bisa tau rasa pedas." Aulia cuma berdeham dalam kebingungan. Dia benar-benar heran dengan bosnya.
'Apa benar dia tidak bisa merasakan rasa selama ini?' batin Aulia.
.
.
.
Next👉🏻
Dalam dunia kerja, tidak ada adaptasi dengan dikasih waktu berkeliling. Perusahaan manapun waktu adalah uang, dan mereka tidak mau yang namanya rugi.
kalo diterima itu artinya sudah siap langsung bekerja. perkara tidak tahu, biasanya diminta untuk bertanya pada senior/pegawai yang sudah lama bekerja. itu logik bukan hujatan ya.
Tolong riset dulu ya biar logik ceritanya
dibandingkan temui, pilih kata 'menghadap' karena ini lingkungan kerja. Ada SOP jelas yang harus diperhatikan dan ditaati pegawai.
"Silahkan langsung menuju lantai lima belas. Kamu menghadap ke Pak Edwin bagian HRD," jawabnya bla bla
"Permisi. Saya Aulia, Office Girl yang baru. Mau lapor dulu nih, biar dibilang rajin," ujarnya