Sikap dingin pengabaian yang berlangsung begitu lama dari tunangannya membuat seorang gadis bernama Iris takut dibuang hingga dirinya bersikap kasar, keji dan obsesi atas nama cinta kepada setiap wanita yang mendekati tunangannya sampai pada akhirnya itu membawanya dan keluarganya kepada kematian.
Di saat terakhir kematiannya, akhirnya terlihat jelas tatapan dingin benci dari tunangannya dan disadarinya jika cintanya adalah sepihak dan bodoh, tapi semuanya terlambat kini hanyalah penyesalan. Dewa yang kasihan dengan Iris memberikannya kehidupan ketiga untuk penebusan dosanya dan kebahagiaannya.
Di kehidupan barunya, Iris mencari tumpukan emas dan menyebarkan rumor palsu tentang kekasih palsunya di dalam pertunangannya demi pembatalan pertunangan. Anehnya bukan pembatalan diterima, tapi malah perasaan yang pasang surut dan manis pahit terikat melalui pembuktian cinta pangeran. Akankah perasaan Iris yang ditutup kembali terbuka? Akankah Iris bahagia?
Chasing Gold And Avoid The Prince
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nurliza eri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18 Alun-alun Kota
Beberapa menit sebelumnya, di dalam ruangan guild La Promesse, Iris sedang asyik membaca-baca dokumen perkembangan pemilihan orang-orang yang akan di rekrut sebagai karyawan, investor yang akan berinvestasi dan perkembangan pembangunan gedung yang kini dilampirkan menggunakan kristal sihir yang bisa menampilkan foto. Kerja sama yang begitu memuaskan membuat Iris menjadi percaya dengan guild ini.
"Bagaimana? Apakah ini memuaskan anda nona?"
"Jika iya, bagaimana jika kita pergi ke kota untuk melihat lebih dekat bangunan yang sedang dibangun?" tanya sang laki-laki bertopeng kelinci tapi sebelum Iris menjawab tiba-tiba sang laki-laki topeng kelinci menjentikkan jarinya yang membuat keduanya berteleportasi di belakang tempat pembangunan bank yang sedang dalam proses pembangunan
Iris yang di kehidupan lalu sangat jarang memiliki kesempatan atau keinginan berkeliling alun-alun kota, karena menurutnya itu tidak sesuai dengan yang di ajarkan oleh guru etikanya mengenai calon ratu yang seharusnya ditambah lagi rakyat jelata tidak layak ditempat yang sama dengan bangsawan. Ajaran itu membuatnya enggan dan menolak tempat semacam ini, tapi saat ini bodohlah dengan ucapan orang-orang ataupun etika itu dia ingin menikmati hidup selagi masih bisa hidup dengan motto keluarga kekayaan adalah kebahagiaan kedua setelah keluarga. Pertama kalinya untuk Iris keluar dari rumah bersama orang asing yang baru di temuinya tiga kali.
"Nona, karena sudah berada di tengah-tengah alun-alun kota, bagaimana kalau kita sekalian berkeliling dan berjalan-jalan menikmati makanan dan minuman yang jual selama dekat dengan hari pendirian negara ini,"
"Makanan dan minuman di alun-alun kota selalu special setiap tahunnya hanya untuk memperingati pendirian negara," ucap laki-laki dengan topeng pesta dan tudung kepala
"Benarkah? Tapi, jika keluar lama seperti ini apa tidak masalah tanpa pengawalan? Bagaimana jika nantinya kita tersesat? Dan bagaimana jika orang-orang tau jika seorang putri bangsawan pergi ke alun-alun kota dengan seorang laki-laki selain tunangannya bukankah itu akan jadi gosip yang buruk?" ucap Iris dengan cepat dan kebingungan panik dengan situasi saat ini sebab tidak pernah melakukan hal semacam ini
'Tunggu bukankah dia sendiri yang menginginkan permintaan untuk menyebarkan rumor perselingkuhan? Kenapa dia merasa bersalah jika datang ke tempat terbuka dengan laki-laki lain?' ucap sosok laki-laki bertopeng pesta di dalam hati menatap kebingungan
Iris yang melihat laki-laki bertopeng pesta itu melamun mencoba melambaikan tangan di depannya hingga akhirnya dia sadar kembali dan berdehem untuk menenangkan dirinya. Bagaimanapun dia berpikir tetap dilakukan oleh wanita memang sejak dulu wanita sulit dipahami bahkan ketika saat ini.
"Tenang saja, aku sudah terbiasa berjalan-jalan di alun-alun kota ini jadi tidak akan mungkin kita berdua tersesat,"
"Aku bisa menggunakan sihir dan pedang jadi tidak perlu khawatir ataupun sulit mengandalkan orang yang ada di sebelahmu ini,"
"Aku pastikan kamu akan menjadi gadis yang bahagia hari ini menikmati kota," ucap sosok laki-laki bertopeng pesta itu membuat Iris merasa tersentuh
Laki-laki bertopeng pesta itu menjentikkan jarinya sesaat langsung merubah warna rambut Iris yang tadinya coklat menjadi abu-abu warna yang cukup pasaran di negara itu. Iris menatap kagum warna rambutnya yang kini berbeda hanya dengan sentuhan sihir.
"Kalau begitu kamu akan sulit untuk dikenali bukan? Walaupun kamu sudah melepaskan tudung kepalamu,"
"Bagaimana dengan dirimu tuan pemilik? Apakah kamu tidak panas menggunakan topeng dan tudung itu terus menerus padahal telah menggunakan sihir?"
Chasing Gold And Avoid The Prince