Raden Saka Teguh, pewaris perusahaan kaya di Jakarta menyamar menjadi Jaka Tarub, pria miskin di pedesaan Jawa Timur saat berusia 25 tahun karena ingin mencari wanita yang tidak gila harta untuk bersanding bersamanya.
Sudah 1 tahun, Saka dalam penyamaran menjadi Jaka dan belum menemukan wanita yang bisa mengambil hatinya. Ketampanannya ia sembunyikan menggunakan gigi palsu yang maju kedepan dan Saka terpaksa harus mencoklatkan kulitnya menggunakan perawatan tanning dari klinik kecantikan serta dibantu dengan lulur coklat yang ia gunakan setiap akan keluar rumah.
Saka tinggal bersama nenek tua sebatang kara sebagai cucu. Nenek Minten namanya dan berprofesi sebagai petani dan penjual sayuran di pasar. Saka membantu meringankan pekerjaan nenek Minten selama setahun ini.
Penantian 1 tahun akhirnya Saka sebagai Jaka menemukan wanita yang ia inginkan. Anak pak RT yang baru saja pulang dari pendidikan di Australia. Tapi wanita itu membenci Jaka di pertemuan pertama. Apa yang terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SariRani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MULAI PERHATIAN
Sampai apartemen, Fina masih kesal dengan pesan dari Saka.
"Aaaaakh!!! SAKA SUNGGUH MENGESALKAN!!!" umpatnya saat di kamar dengan rebahan.
"Ck, Jaka juga sedang di luar kota lagi. Aku kesepian" beberapa menit kemudian, ia pun jadi kepikiran sang suami.
Rasa kesalnya tiba tiba tergantikan dengan perasaan rindu kepada Jaka.
"Kenapa aku sekarang sangat bernafsu sama Jaka? Ditinggal 2 hari aja bikin aku udah kangen. Aish! Kamu udah gilaaa Dafinaaaa!!! Jangan mudah jatuh cinta seperti ini. Kamu akan tersakiti lagi" ucapnya pada diri sendiri.
Lalu tiba tiba ponselnya berbunyi.
"Jaka" lirihnya lalu ia angkat telepon itu.
"Assalamualaikum" sapa Jaka.
"Walaikumsalam" sahut Fina.
Baru kali ini mereka berada di saluran telepon.
"Aku akan sampai Jakarta besok malam" ucap Jaka masih kaku.
"Jam berapa?" tanya Fina.
"Mungkin sekitar jam 7 malam keretanya sampai di Jakarta" jawab Jaka.
"Hmm, iya hati hati" sahut Fina agak canggung.
"Ada yang kamu inginkan di Kota Batu atau apa yang ingin aku bawakan dari sini?" tanya Jaka.
"Kamu" jawab singkat Fina yang mampu bikin jantung Jaka berdebar.
"Hmmm, baru kutinggal 2 hari aja udah mau makan kau" balas Jaka menggoda.
"Namanya juga Pengantin baru" sahut Fina sambil senyum senyum sendiri.
"Ciee ngakui kalau jadi Pengantin baru" goda Jaka lagi.
"Aku tutup teleponnya kalau kamu goda terus" ancam Fina.
"Hahaa, maaf maaf. Aku bercanda. Kamu udah makan belum?" tanya Jaka perhatian.
"Lagi gak mood" jawab jujur Fina.
"Kok bisa gak mood, kamu ada masalah di kantor?" tanya Jaka.
"Kangen kamu, kangen masakanmu. Sepertinya sebulan ini apartemen sudah menyatu denganmu. Gak ada kamu kurang rame" jawab Fina.
"Bilang aja udah cinta. Iya kan?" goda Jaka lagi dan lagi.
"Mana ada cinta tumbuh hanya beberapa hari" sahut Fina.
"Bukan beberapa hari aja, Fin, tapi sebulan kita udah bersama. Masa kamu gak ada rasa gitu sama aku sekarang?" tanya Jaka mulai memancing.
"Udah ah, aku gak mau jawab. Aku udah ngantuk, aku tidur dulu ya. Bye" jawab Fina lalu menutup panggilan sepihak.
Jaka hanya tersenyum saja melihat layar ponsel yang sudah tidak terhubung dengan istrinya.
"Memang s*x bisa bikin siapapun jatuh cinta ya. Tapi aku tidak ingin Fina mencintai ku hanya karena s*x tapi aku ingin dia benar benar mencintaiku karena siapa aku. Saat dia bisa menunjukkan cintanya pada Jaka didepan Saka, maka ujian untuknya berakhir. Dia memang tercipta untukku" lirih Jaka yang kini berada di kamar sendiri karena Gugun sedang nongkrong di warkop depan rumah.
Lalu Jaka memilih keluar kamar dan ikut nongkronh warkop sambil nobar bola.
Keesokan harinya, Feri menjemput Jaka untuk diantar ke stasiun Malang. Jaka berpamitan kepada nenek Minten dan keluarga istrinya.
Didalam perjalanan, Feri mulai menginterogasi sahabatnya ini.
"Hei bro, ceritain gimana perkembangan hubunganmu sama Fina" minta Feri.
"Dia luar biasa" sahut Jaka dengan senyuman puas.
Saat bersama Feri seperti ini hanya berdua, ia tidak perlu memakai gigi palsu atau memakai cream coklat di kulitnya.
"Wowwww, kamu udah malam pertama dengannya? Kesekapatan 3 bulan itu gagal?" tanya Feri semakin penasaran.
"Menurutmu?" jawab Jaka sambil tersenyum smirk.
"Keren banget! Dafina putri Pak RT bisa ditaklukan oleh pria kampung seperti Jaka" sahut Feri ikut bahagia.
"Terus sampai kapan kamu mau menyamar seperti ini? Menurutku, bereskan segera kebohongan ini Jak, takut Dafina akan semakin terluka jika mengetahui rahasia ini" lanjutnya.
"Hmmm, aku sebenarnya masih belum yakin dengan keteguhan hati Fina, bro. Dia sepertinua tergoda oleh Saka" ujar Jaka.
"Astaga, Saka ini Saka dirimu kan bukan Saka yang lain?" tebak Feri dan Jaka mengangguk.
"Ck, kamu seperti meletakkan bom waktu di dalam hubunganmu bersama Dafina. Kamu benar benar sudah mempermainkan perasaannya, bro" Feri mengingatkan.
"Aku takut jika dia lebih memilih Saka daripada Jaka" ucap suami Fina itu.
"Mereka sama sama kamu. Aku yakin, Fina akan marah besar mengetahui drama yang kamu buat ini. Pasti" sahut Feri.
"Sudah konsekuensi. Mungkin butuh beberapa bulan lagi untuk membuat Fina mencintai Jaka. Barulah nanti Saka datang lagi di kehidupannya lalu mengujinya. Jika saat itu, Fina dapat membuktikan rasa cintanya kepada Jaka didepan Saka, berakhir lah sudah sandiwara ini" jelas Jaka.
"Gilak! Rencanamu ini akan membunuhmu sendiri. Dia menyerahkan dirinya kepadamu itu sebagai indikator ada peraaaan, Jak" ucap Feri terlihat kesal.
"Aku tidak bisa membayangkan akan semarah apa Fina saat tau ini. Aku tidak berurusan denganmu pokoknya" lanjutnya.
Jaka pun hanya tersenyum tipis melihat kekesalan sahabatnya itu.
"Kamu akan menyesal, Saka. Menyesal karena mempermainkan hati seorang wanita apalagi seperti Dafina" batin Feri.
Lalu Jaka mengalihkan pembicaraan kearah bisnis mereka berdua hingga tak terasa sudah sampai stasiun.
Jaka dan Feri berpisah di stasiun Malang.
Jaka akan naik kereta menuju surabaya lalu naik pesawat. Rencananya setelah kembali ke Jakarta ia akan ke perusahaan dulu karena Brodi mengabarkan ada problem di salah satu proyek mereka.
Tapi Jaka menginformasikan kepada istrinya jika dia naik kereta menuju Jakarta.
Di perusahaan Gas Australia, Fina bekerja seperti bisa. Mengikuti beberapa meeting dan berdiskusi dengan atasan.
Namun ia sangat excited menunggu kedatangan suaminya.
Sampai di apartemen, Fina langsung menyiapkan makan malam. Setelah memasak, ia pun membersihkan diri dan memakai dress bagus dirumah.
Pukul 7 malam lebih 10 menit, akhirnya pintu apartemen terbuka dan terlihat Jaka sudah pulang.
Fina sedang menonton tv di sofa ruang keluarga.
"Assalamualaikum" sapa Jaka dengan wajah lelahnya. Entah apa yang ia alami sebelum pulang.
"Walaikumsalam, akhirnya kamu pulang juga" sahut Fina sambil berdiri dan berjalan menghampiri Jaka.
"Kenapa wajahmu kusut begini, capek ya naik kereta? Tau gitu aku belikan tiket pesawat pulang ke Jakarta" lanjut wanita itu saat mengamati wajah kusut sang suami.
"Aku lelah. Boleh kah aku mandi dulu baru kita berbicara?" minta Jaka.
"Boleh. Mandilah. Aku sudah menyiapkan makan malam untuk kita juga" sahut Fina seperti istri yang sangat memperdulikan keadaan suaminya.
"Terima kasih" ujar Jaka sambil memaksa tersenyum tipis lalu berjalan kearah kamar mandi setelah meletakkan tasnya di sofa.
"Apa yang terjadi dengannya?" gumam Fina penasaran.
Lalu wanita ini kembali duduk disofa sambil menonton TV selagi menunggu suaminya selesai mandi.