NovelToon NovelToon
Gadis Pesantren Itu Istriku

Gadis Pesantren Itu Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.3k
Nilai: 5
Nama Author: Orang Suusah

Seorang gadis cantik lulusan pesantren menikah dengan pemuda tampan yang sederhana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Orang Suusah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 20 Pengakuan Vano

Keesokan harinya, Vano tengah menunggu

Iyan datang menjemputnya. Namun sudah hampir sejam dia menunggu, Iyan tidak juga datang.

" Kemana tu anak, kok belum datang juga." gumam Vano bingung.

Ia terus saja menghubungi ponsel lyan, namun tidak juga di jawabnya. Yasmin yang hendak menuju dapur bertanya karena melihat Vano gelisah.

"Ada apa. " tanya Yasmin.

" Iyan belum datang juga, padahal udah telat." jawab Vano.

" Mungkin terkena macet di jalan. " ucap Yasmin.

Jam menunjukan pukul sembilan menjelang siang, lyan tak juga kunjung datang. Vano terlihat semakin gelisah, tiba tiba ponselnya berdering. Di lihatnya salah satu teman mereka yang sudah di lokasi menanyakan keberadaan Vano dan Iyan.

"Kalian di mana, ini kita sudah di lokasi. " tanya temanya itu.

" Aku nungguin lyan, tapi belum datang juga, di telpon ponselnya mati. " jawab Vano.

"Ya udah buruan, udah banyak warga yang datang." ucap temanya itu.

" Iya. " jawab Vano.

Namun sampai jam sebelas lyan tak juga datang.

" saya pergi dulu. " ucap Vano yang memutuskan untuk pergi sendiri.

" Anda pergi dengan siapa." Tanya Yasmin keluar dari kamarnya.

" Saya pergi sendiri, teman saya tidak bisa datang menjemput. " jawab Vano yang merapikan semua barang kedalam ransel kerjanya.

Aisyah langsung merasa cemas, karena melihat kondisi tangan Vano yang belum sembuh.

" Biar saya saja yang menemani anda kesana." ucap Yasmin menuju kamarnya siap siap.

Vano diam membisu mendengar perkataan gadis itu. Tidak lama Yasmin keluar lagi, dengan pakaian serba hitamnya.

" Kamu yakin mau menemani saya." tanya Vano memastikan.

" Iya, apa anda keberatan. " jawab Yasmin mengambil rasel Vano membawanya.

" Tidak." jawab Vano mengambil kunci mobil.

" Saya hanya merasa cemas saja, karena tangan anda yang masih belum sembuh. " jelas Yasmin.

Vano hanya diam kemudian berjalan lebih dulu, tanpa ia sadari senyum manis itu terukir lagi di bibirnya.

Kemudian mereka keluar menuju basement di mana mobil Vano terparkir.

Vano masuk kedalam di kursi kemudi, kemudian Yasmin duduk di sampingnya memangku ransel hitam itu. Vano menjalankan mobilnya menuju jalan raya dengan sangat hati hati, walaupun dengan hanya satu tangan. Yasmin hanya diam saja, sambil terus memandang kedepan memperhatikan situasi sekitar.

Setelah hampir dua jam menyetir, akhirnya mereka sampai di lokasi yang di tuju. Terlihat sudah banyak warga yang mengantri di posko tidak jauh dari mereka memarkirkan mobil. Vano turun dari mobil di ikuti Yasmin yang sambil membawakan ranselnya.

" Assalamu'alaikum." ucap Vano menghampiri mereka.

" Waalaikumsalam." jawab semuanya.

" Ya ampun Van kenapa baru datang. " tanya salah satu temanya yang bernama Rizki.

" Sori Ki, lyan nggak datang datang, jadi aku telat kesini. " jawab Vano yang merasa bersalah.

" Terus kamu kesini sama siapa." tanya Rizki penasaran.

Sementara Yasmin berdiri diam di belakang Vano.

" Aku nyetir sendiri, alhamdulillah walaupu pelan pelan nyampe juga. " jawab Vano.

" Alhamdulillah. " ucap Rizki yang merasa lega.

Kemudian perhatianya tertuju kepada Yasmin yang sedari tadi berdiri di belakang Vano.

" Eh Van, siapa." tanya Rizki penasaran.

Vano melihat Yasmin sejenak, kemudian langsung menjawab pertanyaan Rizki.

" Dia..." ucap Vano yang terlihat ragu mengatakanya.

Yasmin yang menyadari itu langsung membuka suaranya.

"Ini tas anda, maaf kalau saya mengganggu, saya permisi dulu. " ucap Yasmin yang menyerahkan ransel hitam itu padaVano, kemudian pergi kembali menuju parkiran.

Vano diam sejenak sambil menatap punggung Yasmin yang semakin jauh. Sementara Rizki menatap Vano bingung.

" Van, Vano…. " panggil Rizki, karena melihat temanya itu seperti melamun.

"Tolong pegang sebentar. " jawab Vano yang memberikan tasnya pada Rizki.

Kemudian ia mengejar Yasmin keparkiran.

" Yasmin… tunggu." panggil Vano.

Yasmin berhenti dan langsung membalikkan badanya.

" Kenapa anda kemari, bukanya melaksanakan tugas anda. " tanya Yasmin yang bersikap seolah olah semuanya baik baik saja.

" Kamu mau kemana. " tanya Vano.

" Saya hanya tidak ingin mengganggu pekerjaan anda, jadi sebaiknya saya tunggu di mobil saja. " jawab Yasmin menunduk.

Vano terdiam sejenak mendengarkan perkataan gadis itu.

"Kamu ikut saya saja, sekalian berinteraksi dengan warga di sini membantu menghibur kesedihan mereka, banyak juga anak anak di sini. " ajak Vano.

" Apa tidak apa apa, saya takut jika mengganggu pekerjaan anda. " tanya Yasmin.

" Tentu tidak, justru mereka akan senang jika ada orang lain yang ingin membantu. " jawab Vano.

Yasmin terlihat sedikit ragu untuk ikut, namun akhirnya ia mengiyakan.

" Baiklah." jawab Yasmin.

Keduanya pun kembali menuju posko dengan Vano yang berjalan lebih dulu, di ikuti Yasmin dari belakang.

Vano mulai melaksanakan pekerjaanya, sementara

Yasmin terlihat bermain bersama anak anak yang datang.

" Eh Van, sebenarnya dia siapa sih. " tanya Rizki yang masih saja penasaran dengan Yasmin.

" Kamu kepo bangat sih Ki, bukanya kerja malah ngegosip. " jawab Vano.

" Ya aku cuma penasaran aja, secara kan kamu nggak pernah bawa perempuan selama kita melaksanakan kegiatan relawan seperti ini, tapi hari ini tiba tiba kamu datang dengan seorang gadis yang berpakaian tertutup seperti itu, siapa yang nggak penasaran coba. " jawab Rizki.

" Nanti kamu akan tau, udah kerja sana. " ucap Vano yang mash tidak ingin mengatakan siapa Yasmin.

Hingga sore menjelang, semuanya istirahat sejenak untuk sholat asar. Vano menghampiri Yasmin yang tengah duduk bersama anak anak.

" Saya mau sholat dulu. " ucap Vano.

"Iya. " jawab Yasmin tanpa menatapnya.

Rizki yang melihat interaksi mereka berdua membuatnya semakin penasaran. Ia memutuskan untuk ikut Vano sholat bersama. Kemudian setelah selesai melaksanakan sholat asar, Rizki bertanya lagi terkait hubungan Vano dan gadis itu.

" Sebenarnya dia siapa sih Van, nggak mungkin kan adik kamu. " tanya Rizki setelah mereka keluar dari masjid.

" Kamu mash penasaran aja ya Ki. " jawab Vano heran.

" Ya iya, aku nggak bakalan berhenti bertanya sampai kamu jawab dengan jujur siapa dia.. " jawab Rizki.

" Huufff... namanya Yasmin dia istriku. " jawab Vano yang akhirnya jujur kerena merasa pusing dengan pertanyaan Rizki yang itu itu juga..

Seketika Rizki terdiam kaget sambil menatap Vano tidak percaya.

"Kamu bercanda kan, masa tiba tiba udah punya istri. " tanya Rizki memastikan.

" Ya udah kalau kamu nggak percaya, yang penting aku sudah jawab jujur. " jawab Vano yang berlalu meninggalkan Rizki diam mematung.

"Van tunggu. " ucap Rizki mengejarnya.

" Kamu serius." tanya Rizki lagi yang masih tidak percaya.

" Apa aku terlihat seperti bercanda." jawabnya.

" Tapi kapan kamu menikah, kok kita nggak tau, tiba tiba aja kamu sudah punya istri. " tanya Rizki yang meminta penjelasan.

" Udah mau jalan empat bulan." Jawab Vano.

" Udah selama itu, kami nggak pernah cerita kekita." ucap Rizki kesal.

" Bukanya aku nggak mau cerita, aku cuma nggak mau dia merasa tidak nyaman saja. " jawab Vano.

" Maksud kamu, kok nggak nyaman, bukankan seseorang menikah karena merasa nyaman dengan orang pilihanya. " tanya Rizki bingung.

" Pokoknya intinya begitu, aku cuma mau menghargai perasaanya saja. " jawab Vano yang berlalu menghampiri Yasmin.

Sementara Rizki berfiki sejenak karena tidak mengerti dengan penjelasan Vano.

" Bisa ikut saya sebentar. " ucap Vano.

"Kemana. " tanya Yasmin bingung.

" Ketemu teman teman saya." jawab Vano.

Yasmin terlihat ragu dan gelisah, namun ia memutuskan untuk ikut. Terlihat teman teman Vano berkumpul mengemasi barang mereka karena kegiatan hari ini sudah selesai, dan akan di lanjutkan besok sebagai kegiatan terakhir atau penutup.

" Oh ya kenalin ini Yasmin. " ucap Vano yang

memperkenalkan istrinya itu kepada teman temanya.

" Hay.. saya Nizam." ucap salah satu teman Vano yang menyebutkan namanya.

" Rizki. "

" Aska.”

" Farel."

" Riza. ." ucap semua teman teman Vano yang

menyebutkan nama mereka masing masing.

Semuanya terlihat penasaran dengan gadis yang berdiri di belakang Vano sambil menunduk itu, kecuali Rizki.

" Ngomong ngomong siapa Van, tumben kamu bawa perempuan. " tanya Riza penasaran.

" Dia istriku, karena lyan nggak bisa jemput jadi aku ajak Yasmin buat temenin aku kesini. " jelas Vano.

Semuanya terlihat kaget sama seperti Rizki.

" Demi apa, kamu serius." tanya Nizam tidak percaya.

" Serius." jawab Vano.

Sementara itu, Yasmin semakin menyembunyikan tubuhnya di belakang Vano karena merasa malu.

" Ya udah kita duluan, kalian hati hati. " ucap Vano pamit duluan.

Semua teman temanya terus menatap keduanya karena masih merasa tidak percaya dengan semua yang mereka dengar.

1
inaq icha
lanjut ya kk
inaq icha
🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!