NovelToon NovelToon
Pocong Bintang Kos

Pocong Bintang Kos

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Rumahhantu / Zombie / Kumpulan Cerita Horror / Hantu
Popularitas:902
Nilai: 5
Nama Author: Deriz-Rezi

"Pocong Bintang Kos"

Budi, penghuni baru di Kos 13B, harus berbagi kamar dengan Pocong Hilarious, hantu kocak yang bercita-cita jadi bintang komedi. Namun, di balik tawa yang mereka ciptakan, ancaman makhluk gaib mulai mengintai. Saat kegelapan menyerang, bisakah tawa menjadi senjata untuk menyelamatkan semua penghuni kost

Kos 13B terlihat biasa saja, tapi siapa sangka, di dalamnya ada Pocong Hilarious—hantu konyol yang suka melucu. Ketika Budi pindah, hidupnya berubah drastis, dari tenang menjadi penuh tawa… dan horor.

Tawa yang diandalkan Pocong dan Budi justru menarik perhatian makhluk gaib yang lebih kuat. Penjaga Lama kos mulai menyerang, mengancam nyawa semua penghuni.

Bisakah tawa mengalahkan kegelapan?

Ikuti kisah kocak dan seram "Pocong Bintang Kos"!

Salam Hormat
(Deriz-Rezi)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deriz-Rezi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Portal yang Semakin Membesar.

Pagi di Kos 13B dimulai dengan suasana tegang. Portal yang masih terbuka di kamar Budi berputar perlahan, memancarkan cahaya merah yang aneh. Meskipun mereka berhasil mengusir bayangan besar semalam, ancaman masih terasa nyata.

“Kita nggak bisa terus begini. Kalau portal ini tetap terbuka, kita bisa dihantui makhluk lain setiap saat!” keluh Budi sambil menatap portal itu.

Djigo, seperti biasa, mencoba berpikir logis. “Kita perlu mempelajari lebih banyak tentang portal ini. Mungkin di dalam ruangan rahasia itu ada petunjuk lain.”

Pocong, yang sedang memainkan kain kafannya seperti tali lompat, menimpali. “Kalau nggak ada petunjuk, setidaknya aku bisa dapat bahan stand-up lagi!”

Budi hanya memutar mata. “Pocong, ini serius!”

---

Kembali ke Ruangan Rahasia

Mereka bertiga kembali ke ruangan rahasia di balik dinding. Ruangan itu sekarang terlihat lebih suram daripada sebelumnya. Debu yang tebal membuat udara terasa berat, dan aroma aneh menguar dari sudut ruangan.

Djigo membuka rak buku tua dan mulai membaca salah satu buku yang tampak paling usang. “Ini sepertinya buku tentang cara mengendalikan portal. Tapi bahasanya aneh.”

Budi melihat ke buku itu dan mencoba membaca. “Kenapa ini seperti bahasa kuno? Siapa yang punya waktu buat bikin tulisan kayak gini?”

Pocong mengangkat tangan. “Aku bisa coba bantu. Dulu aku pernah ketemu dukun yang suka nulis kayak gini.”

Mereka akhirnya bekerja sama, mencoba menerjemahkan isi buku itu.

---

Petunjuk Baru

Setelah beberapa jam, mereka menemukan petunjuk penting. Buku itu menyebutkan bahwa portal seperti ini hanya bisa ditutup dengan menggunakan Kunci Dimensi, sebuah artefak kuno yang tersembunyi di dunia lain.

“Jadi, kita harus masuk portal lagi?” tanya Budi, terlihat kecewa.

“Kelihatannya begitu,” jawab Djigo.

Pocong terlihat antusias. “Asyik! Petualangan lagi! Siapa tahu di sana ada yang lebih seru.”

Budi hanya mendesah. “Kita nggak punya pilihan lain, ya?”

---

Memasuki Portal

Dengan hati-hati, mereka masuk ke dalam portal yang ada di kamar Budi. Kali ini, suasana di dalam portal terasa lebih kacau. Angin kencang dan suara aneh mengelilingi mereka, membuat perjalanan terasa menegangkan.

Ketika mereka keluar dari portal, mereka tiba di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Langitnya berwarna ungu gelap, dengan bintang yang bersinar terang. Di kejauhan, terlihat bangunan seperti kuil kuno yang dikelilingi oleh cahaya biru.

“Kita harus ke sana,” kata Djigo sambil menunjuk kuil itu.

---

Rintangan di Perjalanan

Di tengah perjalanan menuju kuil, mereka dihadang oleh makhluk-makhluk aneh. Bayangan yang mirip serigala dengan mata merah mulai mendekati mereka.

“Aku nggak suka ini,” gumam Budi, memegang tongkat kayu kecil yang ia temukan di tanah.

Djigo mencoba melindungi mereka dengan mantra sederhana. “Jangan serang dulu, mereka mungkin hanya penjaga.”

Namun, salah satu bayangan menyerang, membuat Pocong terpelanting ke belakang. “Hei! Aku kan nggak ngapa-ngapain!”

Djigo akhirnya menggunakan mantra cahaya untuk mengusir makhluk-makhluk itu. Meski berhasil, energinya semakin terkuras.

“Kita harus cepat,” kata Djigo.

---

Kuil Cahaya Biru

Setelah perjalanan yang penuh tantangan, mereka akhirnya tiba di kuil. Di dalamnya, suasana terasa damai, tetapi misterius. Di tengah ruangan, mereka melihat sebuah benda kecil berbentuk kunci yang melayang di atas altar.

“Itu pasti Kunci Dimensi!” seru Budi.

Pocong melompat mendekati altar, tetapi begitu ia menyentuh kunci itu, kuil mulai bergetar. Cahaya biru berubah menjadi merah, dan suara berat terdengar dari segala arah.

“Beraninya kalian mengambil Kunci Dimensi! Siapkan diri untuk menghadapi hukumannya!”

---

Pertarungan Melawan Penjaga Kunci

Dari bayangan di belakang altar, muncul sosok besar berbentuk ksatria dengan tubuh seperti asap. Ia membawa pedang bercahaya merah yang tampak mematikan.

Djigo langsung mencoba membaca mantra pelindung, sementara Pocong berusaha mengalihkan perhatian ksatria itu dengan trik-trik konyolnya.

“Lihat aku bisa berdiri satu kaki!” teriak Pocong sambil melompat-lompat.

Budi, meskipun panik, mengambil tongkat kayunya dan mencoba membantu Djigo. “Bagaimana cara melawan makhluk ini?”

“Kita harus menggunakan kunci itu!” jawab Djigo. “Tapi kita harus bekerja sama untuk mengambilnya.”

---

Aksi Tim yang Kacau

Pocong melompat ke arah altar, mencoba mengambil kunci itu, sementara Budi dan Djigo menghadapi ksatria. Dengan kerja sama yang tidak terlalu terkoordinasi, mereka akhirnya berhasil merebut kunci.

Ketika kunci itu dipegang oleh Djigo, cahaya biru kembali memenuhi kuil. Ksatria itu lenyap, dan suasana menjadi tenang.

“Sudah selesai?” tanya Budi, kelelahan.

Djigo mengangguk. “Untuk sekarang, ya. Tapi kita harus kembali dan menutup portal di kos.”

Pocong tersenyum lebar. “Petualangan ini seru banget! Aku nggak sabar cerita ke orang-orang nanti.”

Mereka bertiga kembali ke portal, membawa Kunci Dimensi. Namun, mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih belum selesai.

JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAAAA 🩵 🩵 🩵

1
Anonymous
semangattt kamu poci pasti bisa 🤪💪🏻
Deriz-Rezi: Aku maunya disemangati kamu(Kata poci)😁🤭
total 1 replies
Anonymous
🤣🤣ada ada aja
lanjutt kak
Anonymous
menarikk kak lucu 😁😁
Deriz-Rezi: Terima kasih Kak Dukung Terus karyaku ya kak🥰
Anonymous: semangattt 💪🏻💪🏻💪🏻💪🏻 terus kak buat karya nya
total 3 replies
Deriz-Rezi
Ditunggu cerita selanjutnya 💥
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!