Sebuah hubungan yang dimulai dari kesalahan yang berujung cinta tulus, namun dibumbui dengan kerikil tajam menyakitkan.
Nadine seorang calon dokter sukses harus merasakan kehancuran masa depannya akibat pemerkosaan yang dilakukan oleh seorang pria yang tak dikenal. Pria yang sedang dalam pengaruh obat perangsang itu merenggut kesucian Nadine dan menanamkan benih di rahimnya.
Pria itu menyesali perbuatannya dan berusaha mencari keberadaan Nadine yang menghilang semenjak kejadian itu.
Hingga akhirnya pertemuan mereka menjadi suatu momen yang mengawali kisah cinta manis ini.
Sembilan bulan pasca kejadian. Seorang Arthur sang mafia sekaligus dokter spesialis anak hebat andalan rumah sakit, mendapat pasien kecil berumur satu minggu dalam kondisi parah.
Arthur ingin menemui orangtua bayi itu dan berniat memarahinya karena melihat kondisi yang sangat parah. Siapa sangka ibu dari sang bayi adalah gadis yang dicarinya selama ini. Dan Arthur mulai mencari tahu siapa ayah biologis bayi itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zidny zidan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadi asisten
Arthur membasuh wajahnya di toilet yang ada di lantai yang sama dengan kamar perawatan nadine. Dia tak berniat sedikitpun kembali ke kamarnya yang berada di lantai atas.
"Dasar bodoh, laki laki bodoh, menjaga seorang wanita aja tak mampu, banci loe arthur" arthur berteriak sambil meninju kaca toilet yang ada di depannya. Darah segar langsung mengucur deras di tangannya.
Beruntung tak ada orang di toilet itu saat ini, jadi tak akan memancing kehebohan diantara para penghuni rumah sakit.
Arthur yang tersadar akan tindakannya segera menelepon Mark.
"Tuan anda tak apa apa?" tanya mark yang mengkhawatirkan keadaan arthur yang begitu kacau. Terakhir kali mark melihat tuannya seperti ini saat arthur kehilangan nadine di perkampungan waktu itu.
"Bereskan semua pecahan kaca ini, aku akan kembali ke kamar nadine" perintah arthur.
Mark hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kerusakan yang ditimbulkan tuannya.
.
.
Arthur kembali ke ruangan nadine, dia melihat nadine sedang tertidur, arthur duduk di sofa dan membersihkan lukanya sendiri dengan kotak P3K yang dibawanya.
Arthur terlalu fokus untuk memperban luka di tangannya, tanpa dia sadari nadine yang memperhatikannya sedari tadi yang sedang kesulitan mengikat perbannya.
Nadine memang belum tidur saat mendengar suara pintu kamar dibuka, nadine tahu kalau yang masuk adalah arthur. Tadinya dia berniat meminta maaf tetapi saat melihat tangan arthur yang terluka dia memilih tidak memancing lagi emosi dokter itu.
"Dokter, kesinilah biar saya bantu" nadine menyapa arthur.
Arthur kaget mengetahui nadine sedang memperhatikannya.
"Kamu belum tidur? apa aku mengganggu tidurmu?" tanya arthur lagi.
Nadine memberikan senyuman terbaiknya sambil menggelengkan kepala.
Deg
.
Deg
Jantung arthur kebat kebit melihat senyuman manis di wajah nadine. Seketika rasa sakit di tangannya menghilang.
"Kesinilah biar aku bantuin, atau aku yang jalan kesana?" tanya nadine.
"Tidak tidak jangan bergerak dulu" arthur segera berdiri mendekati nadine.
Dengan telaten nadine memperban luka arthur, sebagai seorang mahasiswi kedokteran tentu saja ini merupakan hal yang biasa bagi Nadine.
Sementara itu arthur tak henti memandangi wajah nadine yang berada sangat dekat dengannya. Jarak mereka hanya beberapa jengkal saja. Arthur bisa melihat bulu mata lentik nadine yang bergerak gerak saat dia menunduk memperban tangan arthur.
"Sempurna sekali wajahnya" gumam arthur.
"Ok sudah selesai" . Ucapan nadine mengembalikan arthur kealam nyata.
"Terimakasih" ucap arthur tulus.
Nadine kembali tersenyum membalas ucapan arthur.
"Jantung bodoh berhentilah mengejang" maki arthur kepada dirinya sendiri.
"Aku yang harusnya berterimakasih kepada dokter, aku dan Naufal selalu merepotkan dokter, dan gak sepantasnya tadi aku bicara yang tidak sopan" ucap nadine tulus sambil menunduk.
"Aku maafkan asalkan mulai sekarang kamu mau mengikuti semua yang aku sarankan, setuju?" tanya arthur berharap.
"Tapi saya tidak mungkin tak bekerja dokter, tolong mengerti kondisi saya" aura wajah nadine kembali sedih.
Arthur tersentak, ucapan nadine ada benarnya, dia bukanlah wanita yang dengan sukarela mau dibantu oleh orang lain. Selain itu nadine sebatang kara, tidak ada keluarga yang akan menanggung hidupnya.
"Begini saja, aku tau kamu adalah seorang calon dokter berbakat, aku mau kamu jadi asisten ku, gimana? mau ?" tanya arthur memberikan solusi.
"Jadi asisten anda? apa anda yakin? saya adalah calon dokter gagal yang tidak lulus" ucap nadine. Walaupun dia mengucapkan dengan santai ada kegetiran didalam kalimatnya.
dan pemerkosa ya, meski Arthur melakukannya suka sama suka selama ini, apakah masih bisa dianggap pria baik? sama aja bejat bukan.
jadi jangan buat karakter Arthur itu seperti pria sangat baik. karena satu saja sikap bejatnya gak akan bisa membuat pria itu terlihat baik.
tapi kelakuannya bejat, coblos sana sini😌 sifatnya dibangun seperti orang yang baik tapi gak bisa menutup kelakuan buruknya..sebaik apapun karakter yang dibentuk..sebenarnya gak cocok sama sekali, gak nyambung.