NovelToon NovelToon
Jerat Pesona Duda Beranak 1

Jerat Pesona Duda Beranak 1

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Romansa
Popularitas:17k
Nilai: 5
Nama Author: Banggultom Gultom

Melissa Permata Sari, gadis muda yang nekat menjual keperawanannya demi melunasi utang keluarganya sebesar 150 juta. Di hotel tempat "transaksi" berlangsung, ia justru bertemu Adrian Sutil, pria tampan dan kaya yang bukan mencari kesenangan, melainkan seorang pengasuh untuk putrinya yang berusia tiga bulan.

Adrian memberikan penawaran tak biasa: jika Melissa berhasil membuat putrinya nyaman, separuh utang keluarganya akan lunas. Namun, ada satu masalah—Melissa belum bisa memberikan ASI karena ia masih perawan. Meski sempat ragu, Adrian akhirnya menerima Melissa sebagai pengasuh, dengan satu syarat tambahan yang mengubah segalanya: jika ingin melunasi seluruh utang, Melissa harus menjadi lebih dari sekadar pengasuh.

Bagaimana Melissa menghadapi dilema ini? Akankah ia menyerahkan harga dirinya demi keluarga, atau justru menemukan jalan lain untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Banggultom Gultom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 25

Berkat ancaman dan segala upaya Adrian agar wanita itu meminum susu, akhirnya berhasil. Satu gelas pun tandas tanpa tersisa. Kini, setelah meminum susu bukannya mengantuk, Melissa justru terjaga. Matanya seakan segar, gelisah entah karena apa.

Bantal guling dan para bonekanya menjadi saksi, perempuan itu terus bolak-balik mengubah posisi tidur, tetapi tetap tidak pulas juga.

"Ishh kenapa gak mau tidur si?

Pasti bawaan nih anak!" Lagi-lagi Melissa merutuki si kecil yang belum lahir itu, menganggap jika ialah biang masalahnya.

Sebenarnya ini adalah kamar istimewa yang di mana hanya seorang Adrian yang mampu menyinggahi. Merupakan kamar yang menjadi tempat ia dan mendiang istrinya bercinta dulu. Namun, kini menjadi milik Melissa seorang. Lantas di mana letaknya kamar Adrian sekarang?

Ada salah satu kamar yang pintunya saling berhadapan dengan kamar Melissa saat ini, dan di sanalah tempat sang tuan besar beristirahat. Sengaja Adrian memilih kamar tersebut, niatnya agar bisa selalu memantau perempuan itu.

"Aku kepengen sesuatu, tapi minta sama siapa? Mbak Sasa dan mbak Yani gak mungkin. Aku yakin mereka sudah pada tidur. Terus siapa yang mau aku repotkan, ya?"

Melissa bangkit mengubah posisi menjadi duduk. Ia, berpikir sejenak sampai ide memasuki kamar ayah dari anaknya terselip.

"Masa sih aku tidur satu kamar sama dia? Gak mau ih, nanti diapa-apain!"

Perempuan imut itu terus bergelut dengan pikirannya sendiri, sampai hasrat ingin tidur bersama akhirnya tak terbendung juga. Melissa beranjak dari kamarnya. Hanya membutuhkan beberapa langkah saja, ia sudah menghadap pintu kamar Adrian. Sebentar ia menyempatkan untuk mengintip sedikit, kemudian dengan ragu-ragu ia memasuki kamar itu.

Awalnya kondisi kamar tampak gelap, tetapi sesaat kemudian Melissa terperanjat kala matanya melihat sesosok tinggi tegap tengah terlentang gagah mengangk*ng tanpa menggunakan pakaian, hanya sebuah kain kecil yang menutupi bagian tonjolannya.

"Ada apa?" Ternyata Adrian belum benar-benar tidur.

"Anak Mas mau tidur bareng!"

ucap Melissa menggigit jarinya.

Bantal guling yang ia seret-seret seakan menjadi teman, kini ia terlihat seperti anak kecil yang ingin tidur dengan ayahnya.

Senyuman khas pria itu terlihat saat mendengar alasan Melissa. Lokasi di sampingnya masih luas, ia pun menepuk-nepuk seakan menyeru Melissa untuk naik ke atas tempat tidur.

"Kemarilah!"

Melissa menggeleng, ia tidak bisa mendekati Adrian dalam kondisi yang nyaris bug*l itu. "Gak mau.

Pakai celana panjang dulu!"

Seketika Adrian menarik selimut untuk menyelimuti bagian kelaki-lakiannya yang hanya dilapisi CD. Memang sudah menjadi kebiasaan, Adrian lebih nyaman tidur dengan hanya menggunakan itu.

"Ini lebih nyaman. Ayolah naik !"

Bantal yang dibawa-bawa tadi, Melissa gunakan untuk membatasi. Ia tidak ingin bersentuhan dalam satu ranjang. Sungguh, saat ini ia hanya menuruti keinginan anaknya saja.

"Kamu ke sini cuma mau kasih bantal?" Adrian terkekeh. Ia melihat bantal itu disisipkan di sampingnya, lalu wanitanya justru tidur dengan posisi memunggungi.

"Biarin!"

Adrian benar-benar membiarkan apa mau wanita itu, ia terus mengamati punggung Melissa sampai mulai terdengar suara dengkurannya.

Saat sudah benar-benar pulas, diam-diam Adrian menyingkirkan benda yang menjadi penghalangnya untuk memeluk itu. Saat sudah tidak ada lagi yang membatasi, Adrian membalikan badan perempuan hamil tersebut sehingga dengan leluasa ia bebas ingin apa saja.

"Entah kenapa aku merasa setiap hari kamu semakin cantik!"

Adrian merapatkan posisi serapat mungkin, bahkan miliknya menyentuh perut wanita itu. Jika Melissa dalam kondisi sadar, Adrian akan pastikan ia mendapat jeritan yang melengking saat itu juga maka dari itu pula ia lebih suka memanfaatkan orang yang sedang tidur. Tanpa terasa keduanya pun sama-sama terhanyut dalam mimpi.

***

Saat tengah malam.

Sesuatu menggeliat-liat mengusik kedamaian dalam mimpi. Adrian yang saat itu sedang mendekap seseorang, akhirnya terbangun.

"Kenapa?" Suara serak khas orang bangun tidur, pertama kali didengar oleh Melissa.

Ketika Adrian membuka mata, ternyata Melissa sudah menatapnya." Aku pengin pipis, tapi takut ...."

"Ayo!"

Mereka sama-sama bangkit dari tempat tidur. Adrian masih di kondisi yang sama, ia hanya menggunakan CD, tetapi begitu santai mengantar perempuannya ke kamar mandi, bahkan sampai masuk ke dalam.

"Keluar!" Melissa sudah duduk di closet.

"Katanya takut? Kenapa aku harus keluar?"

"Aku malu!"

Adrian terkekeh. Bukannya menuruti ucapan Melissa, ia justru berjongkok seakan menonton perempuan itu sedang mengeluarkan hajatnya.

"Apa si yang kita tidak tau satu sama lain?" godanya.

Benar-benar tidak tahu malu, menurut Melissa Adrian seakan buka-bukaan di hadapannya.

Dalam kondisi setengah tel*nj*ng itu, Adrian dengan percaya dirinya berhadapan di depannya.

Selama buang air Melissa terus menunduk, berusaha menghindari mata Adrian. Sementara saat itu Adrian tersenyum ketika mendengar suara kucuran air yang jatuh ke closet.

"Sepertinya sudah lama kamu tahan. Kenapa gak buru-buru bangunin?"

"Sudah, tapi kamu tidurnya pulas banget, bahkan bantal guling aku dibuang!" gerutu Melissa. Ia segera menyelesaikan kegiatannya, lalu setelah usai dan sudah merasa lega. Tiba-tiba ia menginginkan sesuatu.

"Mas, ngapain?" Tetiba Melissa waspada karena melihat pria yang hanya memakai celana dalam itu mendekatinya.

"Aku juga mau pipis. Kenapa? Mau lihat?"

Sontak Melissa keluar dengan terburu-buru. Adrian berhasil membuatnya merona. Bagaimana bisa pertanyaan konyol itu dilontarkan. Sungguh, sejauh ini pria cuek yang dikenal Melissa itu ternyata memiliki sifat m*sum. Padahal, dahulu terang-terangan mengatakan kalau dia anti dengan gadis yang berbeda jauh dari usianya.

Sudah sama-sama selesai, kini Adrian berniat untuk naik kembali ke atas kasur. Namun, Melissa justru terdiam.

"Ayo sambung tidur lagi!"

"Laper ...."

"Mau apa?"

"Masakin nasi goreng bisa?"

"Nasi goreng? Aku gak pernah masak!"

"Ini keinginan anak kamu!"

***

Di dapur. Adrian sangat lemah jika menyangkut bayinya. Meski tidak pandai dengan urusan perdapuran, ia tetap memaksakan untuk bisa membuat makanan yang menjadi keinginan Melissa.

"Harus enak?" Pria itu bertanya. Celemek sudah dipakai di badan kekarnya. Kini, ia sudah menghadap penggorengan.

"Kalau gak enak, aku gak makan!"

"Jahat sekali."

Melissa terkekeh, merasa lucu melihat pria sangar tiba-tiba ada di dapur. "Biar ada perjuangan jadi papa. Jangan maunya enak doang. Bikin anak bisa, bikin nasi goreng enggak!"

"Aku rasa membuat anak tidak sesulit membuat nasi goreng.

Untuk rasanya, jelas lebih nikmat malam itu. Kamu merasakannya juga, 'kan?"

"Mas ih!" Melissa cemberut. Ia sangat tidak suka Adrian membahas malam-malam kelam itu. Sungguh, Melissa masih trauma.

"Bercanda ... ini nasi gorengnya, mau digoreng atau disayur?"

"Pertanyaan konyol, mana ada nasi sayur!" cetus Melissa.

"Apa tidak ada niat membantu ?"

Akhirnya Melissa turun tangan, ia beranjak untuk menghampiri pria itu. Namun karena tidak berhati-hati, Melissa hampir saja terjungkal. Beruntung tangan berotot Adrian sigap menangkapnya.

"Hampir saja kamu melukai calon bayiku, Melissa!"

Bersambung ~

1
@Biru791
kapan up lagi
Adinda
melisa lucu banget
Nur Adam
lnjut
Sarita
mungkin papa Adrian datang ke rumah bpnya Melisa dan bilang kalau Melisa udah punya anak .lalu BP Melisa syok dan meninggal
Nur Adam
lnjut
S.gultom: sabar ya
total 1 replies
Salsabila 37
lanjut thor, penasaran, kira2 papanya Adrian marah gak ya?
S.gultom: saya sudah update bab selanjutnya, tapi belum di review sabar ya🙏
total 1 replies
@Biru791
blm up lagi padahal udh nunggu
S.gultom: sabar ya
total 1 replies
Sarita
bikin pinisirin iji Thor .itu papanya Adrian datang ya ?
S.gultom: Sabar ya, saya sudah uplod kok, tapi belum di riview
total 1 replies
Sarita
Asep aja namanya .apa Udin ,Agus ,Yono,Jono,Parjo,Yanto 🤣🤣🤣🤣🤣
@Biru791
aku tunggu up mu
S.gultom: sabar ya kak
total 1 replies
Junah Arisa
Luar biasa
S.gultom: terimakasih atas penilaiannya🙏❤️
total 1 replies
Sarita
sy dukung ko Thor .ceritamu bagus dan lucu aja bacanya 😁😁😁😁
S.gultom: thanks you❤️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
@Biru791
lanjuttt
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnju
Heni Wahyudi
bagus
S.gultom: terimakasih atas penilaiannya 🙏❤️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
@Biru791
kapan uppp
Nur Adam
lnjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!