Zayana, seorang aktris papan atas, ia mengalami kecelakan pada saat ia syuting di sebuah film aksi. secara dia merupakan seorang yang sangat profesional, ia dengan beraninya melakukan aksi berbahaya yaitu terjun dari sebuah gedung yang sangat tinggi. Sayangnya tali yang menahan beban tubuh Zayana tiba-tiba terputus begitu saja. dan langsung tubuh Zayana jatuh bebas dan tidak bisa di selamatkan lagi. Zayana mati di tempat pada saat itu juga.
dikarenakan Zayana memiliki Bakat yang hebat dan sebuah keburuntangan yang tak terbatas. ia bertransmigrasi dan hidup kembali ke dalam tubuh gadis di dalam buku novel yang terakhir ia baca sebelum ia mati. Ia menjadi pemeran pembantu dan hanya di Episode 5 di akan mati karena kebodohanya sendiri. dia bunuh diri karena pria yang ia cintai memiliki kekasih lain dan suaminya yang di jodohkan paksa tak pernah ia lihat sekalipun itu selalu mengabaikanya.
bahkan matipun tidak ada yang memperdulikannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 18
Selepas Jenna habis mandi, ia keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk kimono berwarna putih bersih. Tepat ia ingin ke meja riasnya untuk melakukan perawatan malam. Ia di kagetkan dengan Ziven yang masih berada disitu, ia duduk santai di kursi sofa kamar yang berada di dekat jendela.
"HEH! LOH KOK?! KAMU MASIH ADA DISINI?"teriak Jenna kaget.
"ada yang ingin ku bicarakan denganmu"ucap Ziven dengan wajah polos tidak merasa bersalah, sebaliknya Jenna yang sangat malu karena ada pria asing di kamarnya, bahkan menunggunya mandi di tengah malam.
"ga ada! Ga ada! Besok juga masih bisa bicara! Keluar ga kamu sekarang! Ini sudah malam Ziven Desmond! Kamu gila yah! KELUAR!"usir Jenna sambil menarik tangan Ziven untuk keluar dari kamarnya.
"tapi_"
"_tidak ada kata tapi Ziven, keluar-keluar_"potong Jenna sambil mendorong tubuh Ziven dari belakang, menuju pintu keluar.
Namun sayangnya pada saat ia mendorong tubuh Ziven dengan tenaga, Ziven malah berjalan sendiri dan karena dorongan Jenna yang kuat tadi, tidak menyentuh tubuh Ziven lagi, itu mengakibatkan tubuh Jenna tidak seimbang dan di hampir jatuh ke arah depan, namun untung saja Ziven cepat mengetahui Jenna ingin terjatuh di hadapanya, ia sontak langsung memegang pinggang ramping Jenna menggunakan kedua tanganya dan menariknya kembali ke belakang agar ia bisa berdiri lagi dengan baik. Namun pada saat itu Ziven yang berniat menolong Jenna malah tidak sengaja menyentuh dada depan Jenna yang seharusnya tidak ia sentuh. Jenna yang malu langsung berteriak kencang sambil memukuli Ziven dengan sendalnya.
"AAAAAAAAAA!!!!! DASAR COWO MESU*... KELUAARRR GA KAMU!!!! KELUAARRR!"teriak Jenna dengan kesal. membuat Ziven langsung berlari keluar dengan panik.
PRAK!
pintu kamar Jenna langsung tertutup dengan kuat saat Ziven sudah berhasil keluar.
Ziven masih tercengang dengan kejadian memalukan tadi di dalam kamar, tanpa ia sadari bahwa ia mimisan, dengan panik Ziven langsung pergi dari sana sambil menutupi hidungnya.
Paginya Jenna terbangun dari tidurnya, kebiasaan Jenna kalau kebangun kepagian, ia pasti akan memainkan hpnya di tempat tidur.
tepat pada saat Jenna menyalakan hpnya. Ada pesan masuk dari Iblis atau Ziven pada pukul 05.00 dan Jenna melihatnya pada jam 05.12.
Pesan yang kirimkan Ziven:
^^^Iblis: maaf Jenna soal semalam, aku tidak bisa tidur karena memikirkannya, aku sekarang malu bertemu denganmu maaf^^^
^^^Iblis: soal kontrak kerja sama, sebagai ucapan maafku, akan aku kerjakan semuanya dari omset, iklan dan pemasarannya. tugasmu hanya cukup meperkenalkannya saja^^^
^^^Iblis: aku mohon, lupakan yang semalam. Dan maafkan aku.^^^
"apasih ni cowok! Siapa juga yang akan mengingat kejadian yang memalukan seperti itu! Pft sampai gak bisa tidur katanya"ucap Jenna saat membaca pesan tersebut.
"tapi bagus juga jika ia yang mengurusnya, jika begini aku bisa memiliki banyak waktu untuk berlatih menghafal naskahku ini"
setelah memikirkan apa yang akan ia balas, Jenna mulai mengetik.
Jennaku: ok.
^^^Iblis: eh kamu juga gak bisa tidur?^^^
Jennaku: Apasih! aku baru bangun yah! gak kaya sama seseorang! malunya ampe gak bisa bobo! huh cupu!
Tanpa di sadari Ziven, ia tertawa singkat saat mendapatkan pesan tersebut.
^^^Iblis: iya deh, yang si paling suhu.^^^
Jennaku: 😎
Ziven yang sebenarnya masih ingin mengobrol dengan Jenna namun ia kehabisan kata-kata saat Jenna hanya membalasnya dengan stiker, dia juga tidak terlalu paham cara mencari topik pembahasan agar chat bisa berjalan lebih lama. Akhirnya dia yang sedari tadi memainkan leptop kerjanya, langsung menutupinya, membuang di samping tempat tidur, dan mencoba menutup mata. Karena mereka akan kembali hari ini, ia harus menjaga tubuhnya agar tetap fit.
Kini waktu menunjukan pukul 09.00, mereka bertiga sudah berada di dalam pesawat lagi, untuk kembali pulang ke kota mereka.
Tempat yang sama, dan kegiatan yang sama mereka lakukan di dalam pesawat sampai tibanya di kota mereka pada jam 10.29, Jenna saat itu sudah turun duluan karena sudah ada yang menunggunya.
Saat itu, seperti biasa, Ziven mencoba menahannya dan meminta Jenna untuk turun bersamanya. Tapi tindakan Ziven lagi-lagi dihentikan oleh Ruby, Jenna yang sudah terbiasa sendiri, dia juga tidak ingin mendengarkan Ziven. Ia pikir kenapa pria yang ingin menceraikannya ini selalu menahanya untuk pergi? Bukankah dia yang memaksakan perceraian ini berharap Jenna untuk pergi dari kehidupanya, lantas kenapa ia terus menahan Jenna.
"JENNA!!!?"teriak Karina sambil melompat, berlari dan melambaikan tanganya di bandara saat melihat Jenna dari kejauhan.
begitupun dengan Jenna, ia yang mengenali suara tersebut, dengan cepat ia mencari sumber suara itu, dan tampak dari kejauhan Karina sedang berlari ke arahnya.
Dan sampainya Karina di hadapan Jenna, mereka langsung berpelukan, melepaskan kerinduan, walaupun Jenna baru mengenali Karina dalam beberapa bulan ini. Ia bahagia dan bersyukur karena memiliki seseorang yang masih peduli denganya waktu saat ia baru masuk ke dalam tubuh Jenna yang kesepian ini.
"sini aku bantuin kamu tahan barang-barangmu yang banyak ini"pinta Karina.
Jenna membawa dua koper sekaligus, dan satu tas kecil yang sering dia bawa untuk menaruh hp, dompet dan mace_up yang sering ia gunakan.
"nah kamu tahan koper yang ini saja karena di dalamnya semuanya adalah hadiah yang kubelikan untukmu"Lirih Jenna, membuat Karina membelalakan matanya kaget, di karena kan koper yang di berikan Jenna lebih besar di bandingkan koper unggu milik Jenna.
"eh demi apa serius lu!?"tanya Karina yang masih belum percaya, bahwa suatu saat nanti Jenna akan memperlakukannya seperti ini, ia sedikit merasa malu.
"iyaa.. serius gua mah! Kamu keluargaku satu-satunya karin.. pada saat kakekku meninggal, hanya kamu yang masih mau bermain dengan ku dan masih mau menamaniku, apalagi sifatku yang selalu jahat padamu, anggap saja itu semua ucapan maafku"
"aaaaah Jenna! Aku sudah memaafkanmu, saat kamu mulai menjadi baik... Jadi jangan terlalu memanjakan aku seperti ini. A_aku aku hmm huaaaaa..."pecahlah tangisan Karina saat ia mulai merasakan kehangatan memiliki seorang sahabat.
Karina juga mau berteman dengan Jenna bukan hanya karena ia di bayar oleh Jenna, tapi karena dirinya juga tidak memiliki sahabat maupun teman. Semua anak-anak menjauhi dirinya karena Karina dari keluarga yang sangat miskin. Ia berhasil masuk ke universitas orang kaya, karena kepintarannya akhirnya mendapatkan beasiswa full dari pemerintah.
Ia sering di kucilkan dan di bully karena dia satu-satunya anak yang tidak bercukupan yang berkuliah di universitas yang sama dengan anak-anak orang kaya.
"lah lah lah lah.. Kok nangis... Malu woy udah gede masih juga cengeng"seru Jenna yang hampir tertawa, melihat wajah Karina saat menangis.
"hiks! Jenna! Ayah dan ibuku mengundangmu makan malam bersama mereka, ia ingin mengucapkan terima kasih kepada mu karena uangmu sekarang adik ku sudah bisa bersekolah lagi. Hiks! Makasih Jenna... Jika kamu berkenan apa kamu mau makan di rumah kami?"ucap Karina malu-malu dan tetap saja masih menangis.
"udah ih! Iya aku akan ke rumahmu, tapi aku tidak tau di mana rumahmu Karin, jadi kamu harus ikut ke rumahku dulu, buka hadiah mu di sana sambil menemaniku beberes-beres, selesai itu baru kita pergi ke rumah mu bersama-sama"ucap Jenna, mencoba membujuk Karina. Mereka berdua pun keluar bersama dari bandara menuju rumah Jenna
Jenna juga memilih untuk membeli rumah dan keluar dari apartemennya karena ia berfikir Ziven tidak akan lagi menafkahinya, dari pada memikirkan membayar uang apartemen yang mahal, lebih baik ia menghabiskan uangnya untuk membeli rumah yang sederhana di kota itu.
Karina pun mengiyakannya dengan perasaan yang bahagia.
😍😘