kisah ini sekuel dari novel Karma pemilik Ajian Jaran Goyang.
Adjie merasakan tubuhnya menderita sakit yang tidak dapat diprediksi oleh dokter.
Wati sang istri sudah membawanya berobat kesana kemari, tetapi tidak ada perubahannya.
Lalu penyakit apa yang dialami oleh Adjie, dan dosa apa yang diperbuatnya sehingga membuatnya menderita seperti itu?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tudingan
"Tenanglah! Biarkan mande Hasnah memberikan keterangan terlebih dahulu, beri kesempatan padanya untuk berbicara!" pak RT mencoba menenangkan situasi.
Wanita besongkok kain jarik itu mengulas senyum datar, lalu menatap pria yang terlihat menggebu-gebu dalam menudingnya.
"Mengapa kamu begitu yakin menuduhku berada ditempat lain, apakah kau memiliki dendam pribadi padaku?" tanya mande Hasnah dengan nada tak senang.
"Kami tidak percaya dengan segala ucapanmu, Mande! Kau itu seorang peneluh, suamimu juga mati karena menjadi tumbal ilmu hitam yang kau anut! Bahkan Mawar menantumu juga menjadi gila karena keegoisanmu yang tak menyukainya!" pria yang mengalami benjolan dikeningnya ikut menimpali.
"Uda tidak bisa menuduh mande secara serampangam. Malam tadi ia bersamaku, diranjang yang sama! Apa buktinya jika mande melakukan hal yang kalian tudingkan!" Janny angkat bicara, ia sudah tidak tahan lagi dengan segala ocehan yang didengungkan.
"Janny, Janny. Kamu tau apa tentang mandemu. Aku hanya kasihan saja jika nantinya kamu menjadi perawan tua karena tidak ada yang mau denganmu, sebab takut bernasib sial seperti Mawar jika menjadi menantu Mande Hasnah!" seorang wanita ikut mencibir dan membuat suasana semakin panas.
"Jangan memperkeruh masalah! Tenangnlah!" pak RT sesikit kewalahan dengan warganya yang terlihat semakin memanas. "Tunjukkan bukti yang akurat jika Mande Hasnah melakukan hal yang kalian tuduhkan!"
Seketika suasana kembali riuh. Mereka menatap dua orang pria yang malam tadi mengaku memergoki Mande Hasnah telah bermain gasiang tangkorak dan pastinya sedang meneluh seseorang.
Janny merasakan jika harga dirinya sudah sangat direndahkan oleh ucapan-ucapan yang menyakitkan hati.
Belum sempat ia membela dirinya, tiba-tiba pria itu kembali gencar menyudutkan sang Mande.
"Ini buktinya!" pria yang benjol dikeningnya mengangkat sebuah tengkorak kepala yang ia bungkus dengan sebuah kain dan itu lengkap dengan tali tiga warna sebagai pengikat untuk memainkannya.
"Hah!" Mande Hasnah terlihat terkejut sat pria itu memperlihat tengkorak yang berda ditangan sang pria.
"Lihatlah wajahnya. Ia sangat terkejut dengan melihat benda ini! Pastinya ia takut jika ketahuan kalau malam tadi mande Hasnah yang membawanya!" pria itu semakin berani.
Janny merasa jika sang Mande seperti dipojokkan atau juga dikambing hitamkan oleh seseorang yang ingin menjebak mereka. Ia tidak terima dengan semua yang terjadi. "Tunggu! Jangan sembarangan menuduh! Bisa saja ini sebuah fitnah!" gadis itu buka suara.
"Tidak! Aku dan Ali benar melihat mande Hasnah malam tadi ditengah hutan dekat kali!" pria satunya membenarkan ucapan Ali yang saat ini membawa tengkorak ditangannya.
Semua mata tertuju pada kedua pria itu. Bagaimana mungkin mereka tidak mempercayai keduanya? Sedangkan bukti ada ditangan mereka.
"Lihatlah benjolan dikeningku, si pemilik tengkorak ini yang memukulkannya saat akan kami tangkap!" pria itu memperlihatkan luka yang dideritanya.
"Iya, dia juga menendang anuku, dan setelah itu berlari kencang!" Ali membenarkan.
Seketika suara riuh terdengar dan Janny merasa ini sudah sangat keterlaluan.
"A-apa? Berlari kencang? Bagaimana mungkin ibuku yang setua ini dapat berlari kencang? Apakah kalian sudah gila!" Janny sungguh tidak mengerti dengan kedua orang itu.
"Janny! kamu jangan membela ibumu terus! Dia sudah banyak melakukan dosa dengan membunuh orang yang tidak bersalah dengan cara ilmu teluh Gasiang Tangkorak yang dimilikinya.!" wanita yang tadi menghujatnya kini ikut memanaskan suasana.
Gadis itu semakin terpojok. Mengapa dunianya begitu kejam? Ia tahu jika ibunya dahulu seorang tukang teluh, hingga membuat mereka diasingkan, dan tidak ada warga yang akrab dengan mereka.
Akan tetapi, sang ibu sudah sangat lama sekali tidak menggunakan ilmu hitam tersebut, bahkan membuangnya.
Lalu siapa yang melakukannya?
"Bawa Mande Hasnah! Hukum dia sesuai perbuatannya. Jika dibiarkan hidup, maka ia akan membuat kejahatannya lagi!" salah satu warga mencoba provokator.
"Bakar saja hidup-hidup! Karena pemilik ilmu hitam akan mati dengan cara dibakar!" yang lain ikut menimpali.
Seketika suasana kembali memanas dan ricuh.
"Tidak! Aku tidak terima dengan tuduhan ini. Periksa sidik jari yang ada ditengkorak itu, jika benar ada milik Mande, maka silahkan adili, tetapi jika tidak ada, maka kalian bertanggungjawab mengembalikan nama baiknya!" Janny terus mempertahankan pendiriannya.
Wanita muda itu meyakini jika mandenya bukan pelaku yang mereka tuduhkan. Sebab malam tadi ia tidur bersamanya.
Namun, ditengah kegaduhan itu, Mande Hasnah tak juga bersuara, ia tetap diam dan tidak membantah apapun itu.
Seketika Ali dan juga Malik tersebtak kaget mendengar sidik jari ditengkorak yang saat ini sedang mereka pegang.
Tentu saja sidik jari keduanya ada dibenda itu. Karena rasa takut yang besar, Ali secara refleks melemparkan Gasiang Tengkorak.teesebut ke atas tanah dan membuatnya bergelinding hingga tepat dibawah kaki datuak Akbar yang sedari tadi hanya berdiam diri.
Pria itu menatap tengkorak diujung jemari kakinya. Semua pandnagan tertuju pada sosok sepuh desa yang terkenal sangat bijak dan juga bersikap adil pada setiap keputusannya.
Ia mengangkat tengkorak itu dengan begitu tenang, dan tidak mengindahkan sidik jari yang ditakutkan menempel dibenda tersebut.
Ia mengankatnya hingga setinggi dada, lalu menatap semua kerumunan yang ada.
Hingga matanya tertuju pada salah satu wanita yang saat ini juga hadir diantara kerumunan warga dengan menggunakan kerudung yang sengaja menutupi wajahnya.
Perlahan datuak Akbar mengalihkan pandangannya pada Mande Hasnah yang masih tetap tenang dengan berdiri menatap para warga.
"Aku tau siapa pemilik gasing ini, dan aku masih mengingat bentuknya, bahkan ada cacat ditempat yang sama," pria itu berucap dengan tenang.
Seketika hati Mande Hasnah berdegub kencang. Ia melirik benda tersebut, ya...., benda itu miliknya, dan ia menyimpannya sudah sangat lama didalam peti yang terkunci, tetapi mengapa bisa ada ditangan orang lain?
Seketika suasana kembali riuh. Mereka semakin meyakini jika Mande Hasnah adalah pelakunya. Apalagi datuak Akbar terlihat mengarahkan siapa pemilik benda tersebut.
"Akan tetapi," pria sepuh itu terlihat menggantung ucapannya. Ia menatap pada semua warga yang menantikan kelanjutan pembicaraannya.
"Pelakunya tidak dapat kita tuduhkan secara serampangan." pria itu mengulas senyum datar, yang mana semakin membuat warga semakin penasaran.
"Katakan saja siapa pelakunya! Kami sudah tidak sabar, Datuak!" Ali menyela.
Pria sepuh tahu apa yang dibenak Ali dan juga warga lainnya. Kegelisahan para warga yang mana keluarga mereka kerap kali mengalami penyakit aneh, membuat kekhawatiran yang sangat dalam.
"Pelakunya akan terlihat dan kalian akan sama-sama mengetahuinya setelah sepekan ini. Ia akan mengalami sakit parah dibagian jemari tangannya dan akan membusuk secara permanen akibat ilahnya sendiri," ungkap pria tersebut.
Suasana kembali riuh dengan bisik-bisik warga yang merasa sangat penasaran.
"Kita lihat saja, apakah Mande Hasnah akan membusuk jemarinya, atau orang lain yang mengalaminya," pria itu menegaskan ucapannya.
Setelah pria sepuh itu memberikan pengadilan, maka warga diperintahkan bubar. Mereka berharap-harap cemas untuk menantikan dalam waktu sepekan ini, siapa yang akan membusuk jemarinya.
Sesaat Ali mengingat sesuatu. Ya. Ia melihat jemari tangan wanita yang saat memukulkan tengkorak ke keningnya itu mengeluarkan percikan darah, dan bahkan ada noda darah dibenda tersebut.
Tetap semangat Thor 💪💪
smgt kk
ini bisa buat memberikan peringatan kepada kita agar jangan terlalu menuruti hawa nafsu dendam.
semua ada timbal baliknya
AKU USUL NIH..
BAGAIMANA KALAU KAK SITI KASIH KUIS BUAT PEMBACA.
BARANG SIAPA YANG BISA NEBAK PELAKU YANG MENYURUH PARA DEMIT UNTUK MEMPERKAOS MAWAR AKAN DAPAT HADIAH.
HADIAHNYA JANGAN YG UMUM,
KASIH HADIAH YANG AGAK GAK UMUM SAJA.. /Facepalm/
INI USUL LOH YA.. 🏃♂️
ini songkok kyk yg dipke bpk2 bukan?