Kisah dua orang sahabat yang dipertemukan kembali setelah mereka berpisah dari pasangan masing-masing !
Gadis Ayudia Zahira terpaksa menuruti permintaan Ibu dari sahabatnya untuk menikah dengan putranya.
Karena sang Ibu merasa sudah tidak mempunyai waktu yang lama di dunia ini.
Dipertemukan di usia yang tak lagi muda, apakah mereka bisa menumbuhkan benih-benih cinta, atau akhirnya berpisah seperti sebelumnya !
Yuk, ikuti terus ceritanya !
Jangan Lupa Like & komen setelah membaca, Terimakasih!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aquarius97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Selesai menggempur istrinya ia segera mengurus nya, ia memandikan Gadis dan menggosok tubuhnya dengan telaten.
Sesekali ia meremas pelan bukit kembar Gadis
"Alaaann...jangan mulai lagi ah!" suara Gadis menjadi parau saking lemasnya
"Ha ha ha dikit aja kok"
Sumpah demi apa saat ini Gadis terpesona melihat suaminya tertawa dan itu sangat menambah ketampanan nya.
Beberapa bulan ini ia tidak pernah melihat suami nya tersenyum bahkan tertawa kepada dirinya karena kesalahpahaman yang terjadi di antara mereka.
Selesai mengurus istrinya giliran Alan yang membersihkan diri.
Keluar dari kamar mandi ia melihat sang istri yang sudah tidak berkutik sama sekali tertidur dengan lelapnya.
Ia tidak menyangka hari ini ia telah memiliki Gadis seutuh nya.
Alan tersenyum dan bergumam
"Hari ini adalah weekend yang paling indah"
Alan bergabung dan memeluk Gadis dari belakang, tidak membutuhkan waktu lama untuknya menyusul ke alam mimpi.
Pasutri itu tertidur hingga sore hari, mereka sampai melewatkan waktu sarapan dan makan siang.
Keduanya membuka mata secara bersamaan, saat saling tatap buru-buru Gadis menutup wajahnya dengan selimut.
Alan tersenyum kemudian menarik selimut tersebut
"Jangan lan....." ucap Gadis mempertahankan selimut yang membungkus nya.
"bukaa dong kenapa sih...."paksa Alan
"Gamau, aku maluuuu" ucapnya sedikit berteriak
"Ha ha ha, kenapa harus malu..Kan aku udah liat semuanya"
Gadis membuka selimut kemudian membungkam bibir Alan dengan telapak tangan nya
"ish jangan diperjelas, aku maluuu" ia membenamkan kepalanya ke ceruk leher Alan
Alan tersenyum bahagia melihat sikap malu-malu istrinya
Kruuukkk...Krukkk
Gadis tertawa mendengar cacing di perut nya meronta
"Ya ampunnn jam berapa ini? Bukankah kita udah melewatkan waktu sarapan dis" Alan mencium kening dan melepaskan pelukan istrinya untuk mencari ponselnya
"Astagaa udah jam tiga dis" ucapnya membuat Gadis juga terlonjak
Akhirnya Gadis beranjak ke dapur terlebih dulu untuk memasak. Tak lama Alan menyusulnya
"Kita pesan gofood aja gimana, kasihan cacing kamu tuh" saran Alan
"Gapapa sih biar aku masak aja yang simple"
"Baiklah"
Alan mendekat untuk membantu istrinya.
Karena di bantu sang suami pekerjaannya pun jadi cepat selesai, Gadis membuat oseng kacang panjang ditambah menggoreng paha ayam, tempe juga membuat sambal tomat.
Selesai memasak ia menyajikan di meja makan, Alan ingin membantu namun dilarang oleh sang istri.
"Nih, paha ayam kesukaan kamu"
"Masih inget aja sih" Alan tersenyum menatap istrinya
Mereka berdua pun akhirnya makan dengan nikmat.
"Sejak kapan sih dis kamu pandai masak?"
tanya Alan
"Emang enak ya masakan ku?"tanya Gadis dengan menaik turunkan alisnya
"Hmm...beneran enak" jujur Alan
Alan heran aja dulu Gadis itu kalau masak pasti keasinan atau gosong, namun kini apapun masakan yang di buat Gadis selalu enak dan pas di lidahnya.
"Emm..mungkin dulu semenjak menikah" tangan nya mengetuk-ngetuk dagu
"Karena katanya memasak untuk suami itu bisa menambah kasih sayang dan membuat hubungan jadi lebih harmonis" jelasnya lagi
"Gitu yaa"
"Hmm" angguk Gadis
Selesai mencuci peralatan makan dan merapikan dapur Gadis menggandeng tangan Alan dan menuntunnya duduk di sofa.
Gadis menarik nafas dan menghembuskan pelan sebelum mengutarakan isi hatinya
"Lan..aku minta maaf ya atas sikap aku di saat awal kita nikah dulu, aku udah bikin kecewa kamu. Jujur aja waktu itu aku memang belum terbiasa dengan kehadiran kamu sebagai suami. Maaf , mungkin kamu berfikir aku mempermainkan perasaan dan pernikahan kita. Tapi sebenarnya ngga kaya gituu. Jadi maukah kamu memulai lagi......"
Alan menangkup kedua pipi istrinya yang menunduk "Jadi bukan karena kamu kecewa?"
"Kecewa karena apa?" tanya Gadis
"Karena aku ngga bisa ngasih keturunan buat kamu" sahut Alan dengan menatap mata Gadis dengan dalam
"Apa?!" mata Gadis memicing
"Jadi selama ini kamu berfikir kayak gitu?"
Alan hanya mengangguk kemudian menunduk.
Sekarang gantian Gadis yang menangkup kedua pipi Alan, meminta Alan untuk menatap matanya
"Dengerin aku ya lan, aku menerima kamu itu tulus. Tapi ya kemarin-kemarin rasanya canggung aja gitu nikah sama sahabat sendiri. Lagian aku punya trauma tauk"
"Hah? Trauma kenapa?"
"Aku trauma melahirkan lan, dan rasanya ngga mau punya anak lagi" ucapnya sendu
Alan pun memeluk istrinya sedikit memberi ketenangan
"Aku juga minta maaf ya udah berfikir yang enggak-enggak sama kamu"
"Hmm sampe ngga pulang pula"
Alan tersenyum "habisnya kamu menghindar terus kalau aku dirumah"
"Iyasih, kalau kamu ngga jadi kulkas mungkin aku belum sadar-sadar kali"
"Hahaha apaan sih" Alan jadi malu
"Oke mulai sekarang mari kita jalani sisa hidup kita bersama-sama" Gadis mendongak menatap wajah tampan suami nya
"Oke sepakat yaa" Alan mengusap sayang rambut istri nya, ia meraih tengkuk Gadis dan mencium bibirnya, rasanya bibir itu sudah menjadi candu untuknya.
...*********...